01

11.7K 827 160
                                    

Sider?
Apa yang kalian lakukan ke saya itu.....jahat! (╯︵╰,)
.
.
.
.

🌸🌸🌸

Cuaca siang ini begitu cerah. Bisa dilihat dari sinar matahari yang begitu terik dan awan-awan putih yang seperti kapas menghiasi langit.

Jika kebanyakan orang-orang memanfaatkan kecerahan siang ini untuk bermain di pantai, piknik, berenang, atau kegiatan menyenangkan lainnya, sangat berbanding terbalik dengan sosok manis itu.

Jihoon, sedari tadi dirinya hanya berdiri menghadap ke arah luar jendela kamar apartemennya. Kedua manik matanya sibuk mengamati kegiatan orang-orang dari atas sini. Namun seketika kegiatannya itu terhenti begitu mendengar suara bel yang berbunyi.

Tanpa melihat siapa yang datang dari layar monitor, Jihoon dengan segera membuka pintu apartemennya. Helaan nafasnya pun terdengar begitu melihat siapa yang datang.

"Kayanya lo punya banyak waktu ya buat dateng ke apartemen gue."

Yang diajak bicara cuma nyengir ganteng. Kemudian ngulurin tangan kanannya sampai Jihoon mengangkat kedua alisnya, "Wanna hangout with me, Park Jihoon?"

Jihoon tertawa kecil. Kemudian melipatkan kedua tangannya di depan dada, tanpa menyambut uluran tangan pria itu.

"Nggak mau. Nanti kalo gue item gimana?"

"Tenang aja. Gue masih tetep suka kok walaupun lo item." Pria itu tersenyum manis dengan tangan yang masih terulur, "So, do you want it?"

Jihoon menatap sinis pria itu setelah mendengar perkataan manis yang lebih seperti membual menurut Jihoon.

"Lai Guanlin, lo laki-laki terkerdus stadium akhir yang menjijikan di dunia ini."

"Thank you."

Jihoon menghela nafas. Pria bernama Lai Guanlin itu emang nggak pernah sedikit pun marah ataupun kesal setiap kali Jihoon menghina dirinya. Terkadang Jihoon sedikit khawatir kalau Guanlin sama sekali tidak punya harga diri, atau bahkan tidak punya akal sehat karena tidak bisa membedakan mana yang namanya memuji dan mana yang namanya menghina atau mencela.

Bahkan, saat Jihoon menolak Guanlin untuk jadi pacarnya, Guanlin sama sekali tidak menjauh dari Jihoon atau membenci Jihoon. Guanlin justru tetap menyukai Jihoon hingga saat ini. Dan hal itu membuat Jihoon merasa jadi orang jahat karena sudah menolak Guanlin.

"Ok. Gue mau. Kalo gitu sekarang gue mau siap-siap dulu."

Guanlin tersenyum lebar dengan tangan yang sudah berada di dalam saku celananya, "Jangan dandan cantik-cantik nanti banyak yang naksir. Yaudah, gue tunggu lo di dal-------

"Nggak! Lo tunggu di luar." Jihoon segera menutup pintunya sebelum Guanlin sempat menyelesaikan ucapannya.

🌸🌸🌸

Bangunan kokoh dan megah itu membuat Jihoon terdiam membisu. Jantungnya seakan berdetak lebih lambat dan oksigen disekitarnya terasa berkurang.

Jihoon menghela nafas. Kemudian meraup oksigen sepuasnya dan menghelanya kembali. Seuntai senyuman kecil terlihat di bibirnya begitu kejadian yang membuat wajahnya merah merona itu kembali muncul dalam ingatannya.

Disini, tepat di depan gedung 'Lotte World', seorang pria bernama Bae Jinyoung, menyatakan perasaan padanya dua tahun yang lalu. Itu kejadian yang mengharukan sekaligus memalukan bagi Jihoon. Dan sekarang, kejadian itu sudah menjadi kenangan manis untuknya.

Unexpected ✔ || Panwink [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang