Buat yg nungguin moment panwink, sabar ya sayang-sayangQ (´ε`*)
Orang sabar disayang bias wkwk /pret/Sider? Tobatlah tobat...wahai sahabat...
●●●
Karena kejadian dua hari yang lalu, Jihoon kini terserang flu dan tubuhnya sempat demam semalaman.
Jihoon melirik ke arah sang bunda yang telah terlelap di sofa panjang yang berada di pojok kanan ruangan. Seutas senyuman tipis terukir di wajah Jihoon. Dalam hatinya, ia sangat bersyukur memiliki ibu seperti bundanya. Tak jarang Jihoon merasa sedih, setiap kali melihat wajah lelah sang bunda yang telah seharian menjaga dan merawatnya. Ia merasa jadi anak yang paling berdosa, karena selalu menyusahkan kedua orang tuanya dan sama sekali belum pernah membahagiakan mereka.
Itu, yang Jihoon rasakan setiap waktu.
Memorinya kembali berputar ketika mengingat betapa marahnya sang bunda pada Bae Jinyoung karena telah membiarkan Jihoon berlama-lama di taman saat salju turun hingga membuatnya jatuh sakit. Padahal, itu semua kesalahan Jihoon sendiri. Sedangkan pria yang akrab disapa Baejin itu hanya mengikuti keinginannya.
"Jihoon? Kamu udah------
Seorang pria paruh baya yang baru saja masuk ke ruangan Jihoon, tiba-tiba saja menghentikan ucapannya begitu melihat Jihoon yang menempelkan jari telunjuk di depan mulutnya sebagai isyarat, agar pria paruh baya itu tidak berbicara terlalu keras.
Pria paruh baya yang notabene nya adalah ayahnya Jihoon itu pun, menganggukan kepalanya setelah mengerti kode yang diberikan oleh anaknya tersebut.
"---kamu udah makan siang, nak? Oiya itu bunda sejak kapan tidur disitu?" Sang ayah kembali melanjutkan ucapannya. Dan kali ini, dengan suara yang lebih pelan dari sebelumnya.
Jihoon menggelengkan kepalanya, "Jihoon belum makan siang, yah. Kalo soal bunda, Jihoon nggak tau. Tadi waktu Jihoon bangun, eh tiba-tiba bunda udah tidur kaya gitu. Kayanya sih, udah dari tadi, yah."
"Baguslah kalo kamu belum makan. Liat nih, ayah bawa apa buat kamu.." Jihoon melebarkan kedua matanya begitu melihat satu kantung plastik yang diunjukkan oleh sang ayah di depan matanya, "Ayam goreng!!"
"ASIIKK!!!" Jihoon segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya, begitu menyadari bahwa ia baru saja berbicara terlalu keras.
Sang ayah terkekeh melihat tingkah putranya yang begitu bersemangat ketika melihat satu box ayam goreng yang ia bawa, "Abisin ya makanannya, jangan sampe dokter Hwang tau. Oke?"
"Oke yah!" Jihoon mengangkat kedua jempolnya ke udara seraya tersenyum lebar, "Ayah tau aja kalo Jihoon bosen makan makanan rumah sakit. Hehe.."
Tak lama setelah itu, terdengar suara eluhan yang berasal dari bibir sang bunda. Jihoon menolehkan kepalanya dan tersenyum, begitu melihat bundanya yang sudah terbangun.
"Jihoon? Kamu udah bangun, nak? Maaf ya, bunda ketiduran." Jihoon menggeleng seraya tersenyum manis ke arah sang bunda yang kini tengah meletakkan punggung tangannya pada dahi Jihoon, "Panasnya udah turun. Syukurlah kalo begitu."
"Lho? Ayah kok udah pulang? Bukannya hari ini ayah lembur?" Lanjut sang bunda begitu melihat suaminya yang tengah duduk seraya membaca koran yang belum sempat dibacanya tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected ✔ || Panwink [COMPLETED]
FanfictionSegala yang terjadi, selalu di luar dugaan. Entah itu hal yang membahagiakan, ataupun hal yang menyakitkan. . . . . . □□□ [Boys love, angst, mysteri, lil bit romance] -Highest rank #656