09.

2.3K 381 76
                                    

Vomment dari kalian adalah energi ( ˘ ³˘)❤
.
.
.
.
.
Oiya, di narasinya gue ubah dari Baejin jadi Jinyoung.

Alasannya? Karna gue pengen ganti aja ╮(╯▽╰)╭


Kedua kaki jenjang itu melangkah tergesa-gesa setelah pintu lift terbuka tepat di lantai dasar. Senyuman hangat dan sapaan ramah pun terdengar silih berganti begitu dirinya telah menginjakkan kaki di lorong perusahaan yang ia pimpin.

Tentu saja ia membalas senyuman dan sapaan itu dengan baik, tak ada satu pun yang ia abaikan.

Setelah berada di area parkir dan menemukan mobil pribadinya, ia segera membuka pintu depan mobil, dan duduk tepat di kursi kemudi.

Hari ini, Daniel sengaja tidak memakai jasa supir, karena ia ingin pergi ke suatu tempat yang sudah cukup lama tak ia datangi akibat kesibukannya di kantor.

Ya, rumah sakit. Tempat di mana sang ayah--tiri--dirawat untuk menyembuhkan penyakitnya.

Daniel menghela nafas setelah selesai memakaikan seat belt pada tubuhnya. Senyuman manis itu tak pernah luntur sedikit pun sejak tadi. Jika ditanya mengapa, jawabannya sudah pasti karena ia akan menemui sang ayah di rumah sakit.

Meskipun tuan Lai bukanlah ayah biologisnya, tapi Daniel benar-benar tulus menyayangi dan menghormati pria paruh baya itu. Seumur hidupnya, Daniel belum pernah merasakan kasih sayang dari seorang ayah. Jadi wajar saja jika ia sangat bahagia dan sayang dengan ayah tirinya itu.

Namun, sebuah deringan yang berasal dari dalam saku jasnya, membuat Daniel mengurungkan niatnya untuk segera melesat keluar dari area parkir itu.

'Kim Donghan is Calling'

"Hallo?"

"..."

"Ya, gue udah tau soal itu."

"..."

"Terserah. Lo atur aja waktunya. Gue percaya sama lo."

"..."

"Oke. Gue tunggu kabar baiknya."

'Pip'

Sebuah senyuman kembali terlihat di wajah tampannya setelah sambungan telpon itu terputus. Saking senangnya, Daniel sampai merasa, kalau hari ini, dunia benar-benar sedang berpihak padanya.

"Akhirnya....malem ini gue bisa tidur dengan tenang." monolognya, sebelum akhirnya mobil hitam itu melesat keluar dari area parkir dengan kecepatan rata-rata.

Setelah kejadian dua hari yang lalu, Jihoon berubah menjadi pendiam. Biasanya, jika sudah disuguhkan tayangan kartun kesukaannya, Jihoon akan tersenyum, tertawa, atau bahkan berkomentar tiada henti. Namun, saat ini yang terjadi justru sebaliknya. Tidak ada senyum, tawa, atau ocehan yang keluar dari bibir merah itu. Jihoon hanya diam, dan menatap datar ke arah layar televisi yang tengah menayangkan sebuah kartun. Jinyoung dan Daehwi pun jadi pusing sendiri melihat hal itu.

"Kartunnya, nggak seru ya, Ji?" tanya Daehwi yang tengah menatap Jihoon khawatir.

"Seru." jawab Jihoon seadanya.

Unexpected ✔ || Panwink [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang