14.

3.9K 417 77
                                    

Maaf ya telat banget updatenya:((
Dimaafin ga nih? Dimaafin kan? Iya dooooongg
Yaudah kuy langsung dibaca aja ya!😄
.
.
.
Warning!!
Typo(s)
.
.
.
Don't be sider please:)
.
.
.

Seperti langit yang terhiasi pelangi setelah hujan. Jihoon, pemuda manis itu merasakan hidupnya bagaikan dipenuhi oleh berbagai macam warna yang indah.

Sejak lamaran--konyol yang dilakukan oleh Guanlin dua tahun yang lalu, Jihoon tak bisa mengurungkan senyum yang rasanya selalu ingin tampak di wajahnya. Apalagi, setiap kali mengingat fakta bahwa Guanlin sudah menjadi hak mutlak bin paten dirinya sekarang. Jihoon semakin tak bisa menahan rasa bahagia yang membuncah di hatinya.

Ya, Guanlin dan Seonho sudah resmi mengakhiri hubungan mereka saat hari dimana Seonho yang baru saja menyelesaikan skripsinya, datang menjenguk Guanlin di rumah sakit.

Saat itu, Jihoon mengira ada hal penting yang ingin dibicarakan oleh kedua insan yang pada saat itu masih menjadi pasangan kekasih. Namun ternyata, hal penting yang dipikirkan Jihoon, sangatlah berbeda dengan realitanya.

Seonho memutuskan hubungannya bersama Guanlin dengan alasan, bahwa Seonho merasa yang lebih pantas bersanding dengan Guanlin hanyalah Jihoon.

Seonho merasa bahwa cinta yang ia miliki tak sebesar cinta yang dimiliki oleh Jihoon. Maka dari itu, Seonho pun dengan lapang dada melepaskan Guanlin yang memang sudah tak memiliki perasaan apapun padanya.

"Papapapapa!" Suara ocehan seorang bayi meramaikan suasana mansion yang terasa hening. Bayi itu mengoceh seraya menggigiti jarinya dengan gusi-gusi yang belum ditumbuhi oleh gigi.

"Anak siapa ini? Kok ganteng banget?"

"Papapapapa!"

"Oh...anaknya papa Alin, ya? Pantesan ganteng banget kaya papanya."

Percakapan semacam itu sudah menjadi hal yang biasa terdengar di dalam mansion ini. Bertanya kepada seorang bayi seolah bayi itu mengerti dengan pertanyaannya, kemudian menerjemahkan sendiri ocehan yang keluar dari mulut kecil itu, benar-benar hal yang sangat konyol.

Tapi, tetap saja. Siapa pun yang melihat interaksi antara anak dan ayah tersebut, pasti akan merasa gemas dan tanpa sadar mengeluarkan senyum, karena ikut terbawa oleh interaksi lucu mereka.

"Guan, kita jadi kan ke rumah ayah?" Seorang pemuda manis yang baru saja keluar dari arah dapur menghampiri sang suami yang tengah sibuk menjaga makhluk kecil nan menggemaskan itu.

"Jadi dong, sayang. Kamu siap-siap aja dulu."

"Papapapapa!" Bayi itu kembali mengoceh dengan kedua tangan yang memukul-mukul pelan wajah sang ayah yang ada di hadapannya.

"Apa? Yuan mau punya adek? Iya nanti papa bikinin. Yang penting sekarang Yuan tumbuhin gigi dulu. Tuh liat belom ada giginya masih ompong."

Lagi-lagi Guanlin menerjemahkan ocehan sang anak dengan asal. Dan itu berhasil membuat Jihoon memutar bola matanya. Sedangkan Yuan, bayi berpipi bulat itu tertawa melihat reaksi sang ibu.

Unexpected ✔ || Panwink [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang