"Jong kook-ah, apa yang terjadi padamu???" tanya Kim jae kyung, pamannya. Tatkala melihat Jong kook masuk keapartemennya dalam keadaan basah.
"Apa diluar hujan?"
"Aniyo"
"Akh, paman tadi mendapat telpon dari sekolahmu kata gurumu kau bolos hari ini! Kalau kau sampai ketahuan ayahmu, kau tahu akibatnya kan?" Teriak pamannya didepan pintu kamar Jong kook.
Semenjak pindah ke sekolah baru ini. Ayahnya menyuruhnya tinggal bersama pamannya. Dengan uang bulanan yang dibatasi serta tak ada fasilitas kenyamanan seperti dulu. Singkatnya ini hukuman untuknya.
"Bukan bolos paman,cuma tidak berhadir dikelas" jawab Jong kook sambil berlalu didepan pamannya dan duduk didepan televisi.
"Apa bedanya?"
"Huh, paman kau cerewet sekali ternyata"
"Baru tahu. Kenapa?kau mau kembali kerumahmu?"
"Akh, pasti paman merasa tersiksa karena tidak bisa membawa wanita yang kau goda untuk kesini"
"Sok tahu, belajar sana"
"Paman, kau bercanda?" Tanya Jong kook kesal. Orang yang ditanya kini tengah sibuk memasak didapur.
"Paman boleh aku tanya sesuatu?"
"Mwo?katakanlah"
"Aku tidak tahu ini apa. Tapi ada yang aneh dijantungku. Saat aku pertama kali bertemu dengannya udara disekelilingku seolah berhenti. Saat bertemu dengannya lagi jantungku bahkan berdebar. Kira-kira aku kenapa paman?"terang Jong kook panjang X lebar.
Gerakan memotong paprika terhenti tatkala pamannya mendengarnya "Jong kook-ah, nugu?neorang?"tanya pamannya dengan tangan kanan yang teracung memegang pisau
"Nde" respon Jong kook kalem.
"Kau jatuh cinta sekarang. Siapa yeoja itu?nugu?nugu?nugu?"
"Sarang"
"Sarang"
"Sarang" gumam Jong kook sebanyak tiga kali.
"Kau mau kemana???" bingung pamannya ketika melihat jong kook didepan pintu lengkap dengan jaket bomber biru tua yang membalut tubuhnya.
"Ke toko buku"
"Untuk apa??"
"Seingatku ada teori plato yang menjelaskan tentang cinta. Aku harus membeli buku itu sekarang". Selesai menerangkan Jong kook melangkah pergi meninggalkan pamannya yang kini shock hebat.
"Kenapa untuk memahami cinta kau butuh teori dulu. Padahal cukup gunakan hatimu saja. Aigo, my baby Jong kook"gumam pamannya sambil tersenyum geli.
Tunggu.
Dari mana Jong kook mendapat uang untuk membeli buku itu. Padahal uangnya terbatas."JONG KOOK-AH...,DOMPETKU" teriak pamannya.
😲😲😲
Hari ke-3.
Dan bangku disebelahku kembali kosong. Sejujurnya hye jin cukup takut juga kalau nanti berhadapan dengan jong kook setelah insiden di cafe kemarin.Kurang dari seminggu mengenal sosok jong kook dan itu sudah membuat hidup hye jin seperti dijungkir balikkan.
"Hye jin-ah, bolehkah aku meminjam catatan kimiamu" tanya teman sekelasnya. Cewe cantik yang kini tengah tersenyum manis kepadanya.
"Igot" tanggap hye jin sambil menyerahkan catatannya.
"Gomawo" balas cewe itu sambil tersenyum simpul. Sepertinya ada sesuatu yang ingin dikatakannya kepada hye jin tapi diurungkannya tatkala hye jin kembali sibuk menjawab soal pada bukunya. Biasanya itulah yang sering hye jin lakukan. Hye jin termasuk sosok yang jarang berinteraksi dengan teman-teman di kelasnya.
"A...a..." hye jin mengetes suaranya pelan karena tenggorokannya terasa sakit.
"Apa mungkin aku sakit?"itulah pertanyaan yang diajukannya kepada diri sendiri tatkala menyentuh dahinya yang terasa hangat. Pulang kerumah nanti aku akan meminum obat terus istirahat begitu pikir hye jin.
Hye jin baru sadar kalau sudah dua hari ini juga kursi won kosong tak ada sosok won yang duduk disana.
"Odie"gumam hye jin pelan. Bertanya-tanya kemana won dua hari ini.
Didepan gerbang sekolah. Hye jin mengarahkan pandangannya kekanan dan kekiri. Waspada, kalau-kalau jong kook muncul tiba-tiba. Dalam perjalanan ketempat pemberhentian bus. Mata hye jin sempat menjadi samar-samar saat mencoba melihat sosok yang kini menghalangi jalannya. Dan ternyata itu jong kook.
"Apa maumu?" Serang hye jin.
Tanpa diduga jong kook menelugkupkan kepalanya kebahu hye jin sambil berkata "mianhae, aku yang salah. Maafkan aku. Tapi apa yang harus kulakukan??"
"Ye???"
"Ini" ditangan kanan jong kook kini ada gelang yang dulu pernah dipakai hye jin tapi sekarang sudah putus.
"Terus?"
"Apa yang harus kulakukan hye jin-ah" rengek jong kook.
Tanggapan hye jin adalah dengan berlalu begitu saja dan meninggalkan jong kook untuk masuk kedalam bus.
"Eothokke hye jin-ah"rengek jong kook lagi yang duduk disebelah hye jin.
"Diamkan saja"pikir hye jin.
Sepanjang perjalanan pulang kerumahnya masih ada jong kook yang setia mengikutinya.
"pulang sana"suruh hye jin
"Ini juga mau pulang, sinca-eo" sungguh jong kook walaupun bingung kenapa arah rumahnya sama. Bukan. Ini memang jalan yang akhir-akhir ini juga sering dilaluinya. Jangan-jangan.
"Kenapa kau masih mengikuti" bentak hye jin saat melihat jong kook juga ikut masuk kedalam lift.
"Arahnya sama" tanggap jong kook enteng.
Tepat dilantai 14 dengan no 456 hye jin masih terdiam karena jong kook masih stay cool dibelakangnya.
"Kau mau kupanggilkan satpam disini" ancam hye jin.
Jong kook dengan senyum simpulnya cuma menjawab "kurasa tidak perlu. Aku tinggal di sebelahmu. Lebih tepatnya aku ini tetanggamu".
"Mwo" kaget hye jin.
🍒🍒🍒
TBC
Author: M🐉
Vote dan comentnya ditunggu.
Juga baca cerita saya yang berjudul "damn!lovely complex" disana akan ada Rizky dan Vina yang mau kenal sama kalian.
#Happy reading📖08/09/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONAL TASTE: I AM "Ketika Rasaku Tak Lagi Terasa Cuma Aku"
Teen FictionTak ada bunga yang akan mekar tanpa mendapat goncangan.Semua bunga indah di dunia ini.Mekar setelah mendapat goncangan,saat sedang tergoncang,batangnya akan menjadi lurus.Tak ada cinta yang tak mendapat goncangan.Dimanakah adanya bunga yang mekar ta...