#2

86.2K 4.3K 48
                                    

Typo 999+++

Tinggalkan jejak guys ;)
Thankyou ;)

>><<

Dengan balutan dress pendek selutut berwarna hitam serta high heels pendek berwarna hitam dan tas kecil berwarna putih. Tidak lupa rambutnya yang bergelombang panjang ia urai, sehingga menambah kecantikan gadis itu.

Ah satu lagi, ia lupa memakai lip gloss-nya yang berwarna natural, ia suka sekali dengan make-up yang natural.

Werlyn keluar dari kamarnya dan menuruni tangga, dibawah ia dapat melihat kedua orangtuanya yang sudah siap dengan pakaian mereka.

Anthony memakai jas hitam dengan kemeja berwarna putih dan celana panjang berwarna hitam. Sedangkan Shofia ia memakai dress yang selutut berwarna cream dan juga rambutnya yang ia ikat, menambah aura kemudaan dia.

"Wah anakku sangat cantik." Puji Anthony saat melihat anaknya yang baru saja turun dari tangga.

"Pasti menantu kita tidak akan menolaknya yah,Pa." kata Shofia dengan tawa di belakangnya.

Werlyn membuang nafas saat mendengarnya, ia sudah sangat lelah untuk hari ini.

"Ah Pa, Ma."

"Haha, yasudah mari kita jalan." Ajak Shofia lalu pergi bersama suaminya sembari bergandengan, meninggalkan Werlyn di belakang.
.
.
.
Werlyn duduk di belakang sembari melihat salju yang mulai turun ke daratan. Ah salju pertama, pikirnya. Sebenarnya ia suka salju tapi kenapa sekarang ia tidak menginginkan melihat salju?

Mungkin karena hari ini ia sudah sangat lelah. Banyak tugas yang sudah ia lewati hari ini di sekolah, ditambah rapat osis, dan sekarang pertemuan dengan lelaki yang akan menjadi pasangan di pernikahannya. Ah apa lebih baik aku sebut sebagai lelaki yang akan menjadi suamiku? Pikir Werlyn.

Menikah di usia 16 tahun?
Siapa yang mau menikah muda. Bahkan keinginan menjadi seorang penyanyi belum ia penuhi. Werlyn menginginkan menjadi penyanyi di kemudian hari, sayangnya mimpinya mungkin harus hilang.

"Werlyn kamu ngapain melamun?" Tanya Shofia saat melihat anaknya sedang menatap keluar dengan sedih. Shofia mengetahui perasaan anaknya itu, pasti sedih.

"Kalau kamu tidak mau, seharusnya kau bilang. Kami tidak akan memaksamu." Kata Shofia dengan diakhiri senyum tipis.

Werlyn menghapus setitik air mata di ujung matanya. Beruntungnya ia tidak menangis, kalau tidak akan merusak riasan di wajahnya.

"Tidak apa Ma, aku sudah memutuskannya. Aku harus menerima apapun yang terjadi di depannya, itu sudah menjadi tanggung jawabku." Jawab Werlyn dengan yakin.

"Papa dan Mama beruntung mempunyaimu sayang. Kalau kau di dalam pernikahanmu mengalami masalah, kau bisa bercerita."

"Siap Ma, tapi kalau bisa aku harus mengurus masalahku. Aku tidak ingin merepotkan orang lain tentang masalahku."

"Baiklah sayang, walaupun umurmu masih kecil tapi kau sudah dapat berpikir dewasa. Sekali lagi Papa dan Mama beruntung memilikimu. Kami menyayangi kamu, Werlyn." Kata Shofia sembari mendekat untuk memeluk Werlyn.

Werlyn membalas pelukan itu sembari tersenyum tipis. Keputusan yang sudah ia ambil harus di hadapi ke depannya dengan tanggung jawab.

Ia bukan lagi anak kecil yang selalu manja dan selalu melapor kalau sedang ada masalah. Ia harus berpikir dewasa bersama dengan sikapnya.

CLOSE STRANGER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang