#38

29.8K 1K 20
                                    

Typo 999+++

<•~•>

Pesta pun selesai. Malam yang dingin menemani mereka, Landon tetap fokus ke jalan sedangkan Werlyn masih bergelut dengan menanam itu.

Menanam benih? Tapi aku gak mau hamil di usia muda dulu. Apa harus tes yah? Tapi masa sih dia lakuin itu, kan dia udah tau kalau aku gak mau hamil sekarang. Batin Werlyn.

Damn! Karenanya aku selalu memikirkan tentang itu, semoga saja tidak, karena aku masih ingin kuliah terlebih dahulu lalu kerja, ya itu yang ku inginkan. Pikir Werlyn.

Mereka sudah sampai di rumah alias penthouse. Werlyn langsung berjalan ke kamar dan membersihkan diri, setelahnya ia melempar ke ranjang lalu kembali memikirkan hal sebelumnya.

Landon yang baru masuk ke kamar hanya menatap istrinya bingung. Sikapnya yang hanya diam seperti patung, menatap ke satu arah dan kadang tidak berkedip.

"Aish kau kenapa? Apa karena aku bilang menanam sesuatu pada dirimu?" Tanya Landon lalu berjalan mendekat ke ranjang dan berbaring di samping Werlyn.

"Iya tentu! Ini karenamu, aku seperti orang bodoh yang memikirkan hal itu. Kalau memang benar kau menanam benih itu dan aku hamil, lihat saja nanti!"

"Hey..kita sudah bersama berapa lama, dan kemarin orang tuaku kita meminta seorang cucu secepatnya. Bukankah itu hal yang bagus kalau kita mengabulkannya secepatnya?"

"Tapi aku masih ingin melakukan hal yang kuinginkan lebih dulu, kuliah lalu kerja."

"Itu bisa bertahun-tahun hingga kau bekerja."

Werlyn menghela nafas dan menunduk.

"Hey...listen me. Meskipun kau hamil, kau masih bisa melakukan hal yang kau inginkan. Aku tidak akan menghalangi keinginan kau tentunya, bukankah aku sudah bilang sebelumnya?" Kata Landon dengan nada rendah dan memegang kedua tangan Werlyn, sesekali ia mengelus punggung tangannya.

"Jika kau hamil, bukankah orang tua kita akan bahagia? Aku juga akan bahagia. Semua orang akan bahagia mendengarkan itu..aku janji." Tambah Landon lalu mengecup singkat kening istrinya lembut.

Setelahnya Landon menarik istrinya ke pelukannya. Werlyn memejamkan matanya karena ia memang sudah mengantuk di tambah juga lelah karena pesta.

Malam pun berlalu dengan cepat, sekarang Werlyn masih tertidur di ranjang dan Landon ia sedang bersiap untuk pergi ke kantor. Saat Landon memasukkan kertas-kertas keperluan saat kantor, Werlyn terbangun dengan wajah bantalnya.

"Kenapa kau gak bangunin aku?" Tanya Werlyn dengan suara puraunya. Wanita itu turun dari ranjang lalu ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya dengan air dingin.

"Kau kelihatan lelah makanya aku gak bangunin." Jawab Landon sambil memakai dasinya.

"Hmm baiklah, kalau gitu aku membuatkan kau sarapan dulu." Balas Werlyn setelah mengeringkan wajahnya dengan handuk kecil.
.
.
.
Landon sudah pergi dari rumah tiga jam yang lalu. Dan selama Landon pergi, Werlyn hanya duduk di sofa panjang dengan sebuah remote di tangannya. Tangannya terus menekan tombol untuk menganti saluran.

"Aish apa tidak ada siaran yang bagus sekarang?" Gerutu Werlyn sambil mengganti saluran tv.

Wanita itu mengambil handphonenya dan melihat sebuah notif yang tidak di ketahui dari siapa.

Werlyn membukanya dan isinya seperti ini.

Besok jam 11 siang di cafe xxx. Kalau gak dateng kedua orangtua lo yang terima akibatnya. Dateng sendiri, dan jangan beraninya lo hubungin polisi, karena gue males urusan sama polisi.

Werlyn langsung merasa takut kalau sudah menyangkut dengan hal mengancam orang tuanya. Dengan cepat ia menghubungin Landon dan menceritakan semuanya.

Namun sayangnya, Landon tidak mengangkatnya karena terlalu sibuk. Werlyn tidak tau harus apa.

Hingga berjam-jam pikirannya tergelut dengan ancaman itu, dan terbuyar saat Landon menelponnya.

"Halo."

"Landon please gue tadi dapet sebuah pesan yang gue gak tau dari siapa dan please bantu gue besok dia ngajak gue ketemu di sebuah cafe xxx gue harus deteng sendiri dan kalau misalnya gue gak dateng orangtua gue yang kena masalah ahhhh kenapa harus kedua orangtua gue yang dapet hiks..."

"Sabar-sabar, tunggu aku sam-"

"Gimana mau sabar Landon!! Hiks...Ini pertama kalinya gue dapet pesan ancaman kayak gini dan langsung ngancem orang tua gue lagi!!"

"Tunggu aku selesai bicara dulu, Werlyn!!" Bentak Landon ke Werlyn di telponnya. Oh Werlyn langsung menciut dan terdiam, ini pertama kalinya ia di bentak oleh Landon.

Landon menarik nafas di awal pembicaraannya," tunggu aku sampai rumah dan kita membicarakannya. Aku yakin semuanya akan baik-baik aja."

Werlyn berdeham sedih. "Dan jangan menangis, sebentar lagi aku pulang." Tambah Landon.

"Okay..hiks." Ucap Werlyn dengan isak tangisnya yang mulai mereda.

"Kalau gitu aku tutup dulu, jangan menangis." Ucap Landon lalu menutup telponnya.

Wah mulai konflik yah?
Kalau ada konflik berarti ceritanya dan mau selesai :)
Btw setuju gk kalau cover di bawah ini cocok dengan cover cerita ini?

Wah mulai konflik yah? Kalau ada konflik berarti ceritanya dan mau selesai :) Btw setuju gk kalau cover di bawah ini cocok dengan cover cerita ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2017.11.20

CLOSE STRANGER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang