#41

27.8K 1K 16
                                    

Typo 999+++

Jangan lupa VOTE N COMMENTNYA YAH GUYS!!!!

<•~•>

Di tempat yang berbeda, Werlyn tengah berdiri dengan tangan yang memegang tangan satunya dengan kuat. Ia seorang diri di sini, di tengah bangunan yang seperti tidak di pakai kembali.

Walaupun suaminya mengawasinya dari jauh, tidak bisa di pungkiri kalau rasa takut tetap menyerang wanita itu. Hingga beberapa lama kemudian, hentakan bunyi suara sepatu terdengar mendekati Werlyn yang semakin ketakutan.

Hentakan kaki itu berbunyi yang mulanya memiliki irama yang sama menjadi karuan karena hentakan yang lainnya.

"Berapa orang yang dia bawa?" Gumam Werlyn pelan sambil menatap asal hentakan sepatu itu.

Hingga bayangan menampilkan dua orang yang semakin mendekat ke arah Werlyn. Batang hidungnya makin terlihat saat cahaya matahari mengenai wajah dua orang itu.

Dia orang yang kemarin Werlyn bersama Landon temui dan satu orang lagi tidak ia ketahui. Dia perempuan dengan rambut lurus bewarna coklat.

"Kau membawa orang baru?" Tanya Werlyn sambil menatap dua orang di depannya dengan lekat.

"Jika kau bisa membawa orang, kenapa aku tidak?" Balas pengunjung kemarin sambil menyeringai dan menatap balik Werlyn.

"Kalau begitu, aku juga bisa membawa polisi dalam masalah ini."

"Terserah, hanya saja saat kau pulang ke rumah orangtuamu, hanya jasad yang kau temukan."

"Sepertinya akan lebih seru kalau kita membuat sebuah permainan." Imbuh perempuan, teman pengunjung itu.

"Mungkin, tapi sepertinya tidak usah. Kita tidak punya banyak waktu untuk melakukan hal itu." Balas pengunjung itu.

"Cepat selesaikan masalah ini!"

"Kalau kau ingin cepat selesai, cepat kau urus surat perceraian dengan suamimu!" Teriak pengunjung itu sambil berjalan lebih dekat ke Werlyn.

"Kau tidak berhak mengaturku dalam hal ini!"

"Bawa mereka kemari!" Perintah pengunjung itu.

Berapa orang yang dia bawah kemari. Batin Werlyn khawatir.

Dengan 4 anak buah yang dua orang masing-masing memegang satu orang yang kepalanya tertunduk lemas.

"Naikkan kepala kalian!" Perintah pengunjung itu dan membuat dua orang yang masih di pegang oleh anak buah pengunjung itu.

Seketika Werlyn merasa dunianya runtuh dan pecah menjadi berkeping-keping. Matanya seakan ingin mengeluarkan air yang sudah di bendung. Hatinya sakit melihat dua orang yang ia sayangi sedang melihatnya dengan lemas dan ada sedikit luka pada area wajahnya.

"Kau tidak bilang kalau mereka akan seperti ini!"

"Memang aku tidak bilang, hanya saja ini akan sangat membantumu dalam menjawab." Balas pengunjung itu dengan santai.

"Lepaskan kedua orangtuaku!"

"Iya setelah kau menandatangi surat perceraianmu!" Ucap pengunjung itu sembari mengambil kertas dari tangan teman perempuannya.

"Tanda tangani dan masalah ini akan selesai!" Tambah pengunjung itu.

"Jangan,nak!" Teriak Mamanya yang sudah lemas.

"Mama..."lirih Werlyn dengan air mata yang sudah mengalir di sekitar wajahnya.

Tiba-tiba suara hentakan kembali terdengar, menampilkan seorang lelaki dengan pakaian yang serba hitam, menggunakan topi.

"Sebenarnya aku tidak harus melakukan hal seperti ini, kalau sebelumnya aku tidak tau kalau kau sudah menikah." Ujar lelaki misterius itu.

"Sayangnya aku harus berterima kasih dengan seorang gadis yang memberitahuku, kalau saja ia tidak memberitahuku, mungkin rasa ini hanya aku yang merasakannya." Tambahnya.

"Ahh tidak, aku tau tentang ini saat kita masih sekolah. Hanya saja waktu itu, aku masih belum bisa melakukannya." -lelaki misterius.

"Cepat tunjukan dirimu!" Seru Werlyn yang sudah sangat marah.

"Werlyn...slow down baby..."

Suaranya, Werlyn mengenalnya. Sangat mengenalnya. Suara itu membawanya kembali ke waktu ia hanya menyimpan rasa sendiri. Di saat itu masih mengangumi pemilik suara itu.

Kalau memang itu dia, rasa kecewa yang besar akan Werlyn alami. Tapi mana mungkin kalau itu memang dia, dia yang Werlyn kenal adalah lelaki yang baik.

"Cepat tanda tangan dan hidup denganku." Ujar lelaki misterius itu setelah mengambil alih kertas dari pengunjung itu.

Mana mungkin itu dia... -Werlyn.

"Kuberi waktu 5 detik."

"Lima."

Harus di coba...-Werlyn.

"Empat."

"Tiga."

Ini tidak akan masalah. -Werlyn.

"Dua."

"Willow?"

Aduhhh gaje banget chapternya huhuhu
Masalahnya juga gaje banget aigoo
Udahlah yang penting jadi ;)
Oh yah kasih aku kritik dan saran tentang chapter ini dan cerita ini ;) biar aku bisa perbaikin apa yang salah :)

2017.11.30

CLOSE STRANGER ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang