Untukmu. Maafkan jika lelah menunggu. Di sini, aku sedang sibuk membangun diriku; agar nanti, bisa menjadi rumah yang nyaman untukmu.
.
Aku sedang memasang pondasi niat; agar aku kuat mencintaimu karena Allah. Aku sedang mendirikan tiang; agar imanku kokoh, tak mudah runtuh saat gempa musibah melanda.
.
Pun, aku sedang membangun dinding; agar amal shalihku tertata; menjaga agar ketika angin ujian berhembus, kamu tak kedinginan. Dan aku sedang memasang tiang cinta; agar kala hujan bahagia merintik kamu tak basah dengan alpa. Atau ketika terik derita menyengat kamu tak terbakar pilunya.
.
Ya. Di sini. Aku sedang memantaskan diri. Membangun kebaikan dalan jiwa dan ragaku. Sebab sekali lagi, aku ingin menjadi rumah yang nyaman saat kamu tinggali. Aku ingin menjadi rumah yang kamu merasa betah tinggal di dalamnya.
.
Aku ingin menjadi rumah tempat dirimu pulang. Dan kamu, maukan menjadi penghuninya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Seorang Muslim
SpiritualDiam. Bisu. Itulah yang bisa kulakukan. . "Maaf ya. Aku memutuskan untuk bersamanya," katamu kemudian. . Duhai ombak di sana. Kumohon hadirkan tsunami saat ini juga. Biar kubandingkan, apakah amukannya lebih dahsyat dari apa yang sedang bergolak...