Prolog

170 17 2
                                    

Seorang pria kini mengacak rambutnya dengan kesal, membanting tubuhnya dengan kasar di spring bed nya.

Kejadian tadi terus saja terngiang-ngiang di kepalanya yang membuatnya semakin emosi dan kecewa dimana pada saat itu ia ditolak oleh sahabatnya sendiri, Elvira Michelin namanya.

Walaupun ditolak dengan cara halus namun jika namanya penolakan tetaplah menjadi sesuatu yang mengecewakan.

Flashback on
AdrielWijaya31 : "Jalan yuk, nggak ada kegiatan kan?"

Michelin_Elvira : "boleh, kapan?"

AdrielWijaya31 : "sekarang, gue jemput 15 menit lagi"

Michelin_Elvira : "oke :)"

15 menit kemudian...
Adriel sudah berada di depan rumah Elvira, Adriel beberapa kali mengetuk pintu rumah Elvira, namun tak ada yang membukakannya pintu.

AdrielWijaya31 : " gue udah di depan rumah lo, gue ngetuk nggak ada yang bukain, karatan gue nunggu lo"

Michelin_Elvira : " nunggu aja dulu, 10 menit lagi"

10 menit sudah Adriel menunggu di depan rumah Elvira, pintu rumah Elvira kini terbuka menampilkan seorang cewek yang kini menatap ke arahnya.

Gadis itu berbalut celana jeans hitam, baju kaos polos berwarna merah dan sepatu adidas hitam putih, dengan polesan bedak tipis dan lipbalm merah muda yang terpadu halus dengan bibirnya.

"Janjian pake baju merah yah? Kayaknya nggak deh, tapi kok warnanya kembar, jangan-jangan kita jodoh" canda Adriel diakhiri dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Bisa aja lo" jawab Elvira sambil menunduk malu.

"Masih mau disini atau langsung pergi aja?" tanya Adriel.

"Berangkat sekarang lah" balas Elvira dengan senyum merekah.

"Yaudah ayo" ajak Adriel dan langsung menstarter motornya.

Elvira langsung naik ke jok belakang motor Adriel. Saat di rasa sudah siap Adriel mengendarai motornya dengan kecepatan standar, menuju ke suatu tempat yang Elvira sendiri tidak tahu, hanya Adriel yang tahu.

20 menit sudah motor yang dikendarai Adriel tak kunjung sampai di tempat tujuan.

"Masih jauh?" tanya Elvira yang mendekatkan wajahnya ke bahu Adriel.

"Dekat lagi" jawab Adriel setengah teriak agar Elvira mendengar ucapannya barusan.

"Sampai" ucap Adriel dan segera turun dari motornya dan diikuti oleh Elvira.

"Keren banget sumpah" senyum merekah Elvira mengembang melihat pemandangan di hadapannya.

Sebuah pemandangan yang berupa gedung-gedung pencakar langit yang dilihat dari gunung tinggi yang kini ia pijak.

"Lo suka?" tanya Adriel melihat Elvira yang sangat senang melihat pemandangan kota di depannya ini.

"Suka banget" senyum merekah Elvira terus saja mengembang dan mendapat nilai tersendiri di mata Adriel.

"Mau ke situ?" ajak Adriel menunjuk pondok di tepi gunung yang berada di sebelah kanannya.

Elvira menatap kagum dengan ciptaan Tuhan di depannya ini. Ia sesekali memotret pemandangan itu.

"Vir, gue mau ngomong sesuatu sama lo" ucap Adriel serius.

"Ngomong apaan?" tanya Elvira bingung melihat Adriel yang kini menatapnya serius.

"Lo mau nggak jadi pacar gue?" ucap Adriel cepat.

"Hah?" sebenarnya Elvira mendengar dengan jelas ungkapan Adriel tapi ia hanya kaget, seorang pria yang sudah sejak lama menjadi sahabatnya, kini menyatakan perasaannya?

"Gimana nih mau nggak?" tanya Adriel melihat Elvira yang kini heran dengan ucapannya beberapa detik yang lalu.

"Apaan?" tanya Elvira polos.

"Lo mau nggak jadi pacar gue?" tanya Adriel sekali lagi.

"Maaf Dri, bukannya gue mau nolak, tapi-"

"Tapi apa?" potong Adriel cepat.

"Tap-tapi gue nggak mau musuhan sama lo"

"Musuhan gimana?"

"Y-ya musuhan gitu, kalo misal nanti kita putus, kan bakal jadi mantan, biasanya kalo udah jadi mantan itu bakal musuhan, ya gue nggak mau musuhan sama lo" jelas Elvira panjang lebar.

"Yaudah ayo pulang" ucap Adriel kesal dan langsung berjalan menuju motornya berada, Elvira ikut naik ke atas motor Adriel tanpa berkata apa-apa.

Ia yakin bahwa Adriel pasti sangat marah dab kecewa padanya, tapi ia yakin Adriel takkan berlama-lama menunjukkan kemarahannya pada Elvira.

Flashback off

-o0o-

Adriel menjambak rambutnya kesal, ia benar-benar kecewa dengan penolakan Elvira tadi.

Ia menatap sinis ke arah cermin yang menampilkan dirinya yang benar-benar bodoh dan sekarang seperti orang yang tak memiliki tujuan hidup.

Ia tersenyum miring 'masih banyak cewek lain di luar sana, ingat Vira hanya menganggap lo sahabat tak lebih dari itu' batin Adriel.

Memetik gitar yang membuat alunan indah adalah hal yang Adriel lakukan saat ini.

Tak lama kemudian ia menghentikan kegiatannya dan memilih lagu yang cocok dengan suasana hatinya saat ini. Lagu dari Ashe-karenamu. Ia memejamkan mata dan mengangguk-anggukkan kepala menikmati lagu tersebut dan sesekali mengikuti lirik yang ia tahu.

Kar'namu ku bernyanyi menghibur hati

Kar'namu ku tertawa tak ingin menangis

Kar'namu ku tersenyum coba tuk mengenang

Kisah cinta yang pernah bersemi

Slamat tinggal kenangan yang lama

Ingatlah aku bila kau t'lah pergi jauh

Walau hanya sesaat namun pernah singgah tumbuh di hatiku

Adriel tersenyum sinis saat lagu tersebut selesai. Ia kini bingung apakah ia akan memaafkan gadis itu atau tidak? Jika tidak ia akan merasa kasihan pada gadis itu.

Tapi jika iya, masih ada kekecewaan pada gadis itu. Ia berada pada ambang bingung saat ini

-o0o-

Bisakah waktu mempertemukanku dengan seseorang yang memang untukku?

-o0o-

Hargai penulis dengan vote atau comment.
Ajak teman kalian atau siapapun itu buat baca cerita ini ya :)

Penulis baru
Tbc.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang