Part 7

59 7 0
                                    

Biarkan cintamu membawaku ke atas langit yang bahkan burung pun iri karena tidak bisa terbang begitu tinggi.

-o0o-

Masalah memang akan selalu datang tapi itu tak akan abadi. Ada masalah ada penyelesaian. Entahlah masalah ini kapan berakhir, aku pun tak tahu kapan. Sebuah masalah terselesaikan masalah yang satu datang lagi.

"Darimana lagi kamu?!" bentak Ayah Adriel pada Natas kakaknya.

"Darimana? Natas juga nggak tau" jawab Natas dengan santainya.

"Darimana kamu Natas?!" bentak ayah Adriel pada Natas lagi dengan suara yang meninggi.

"Kan tadi Natas udah jawab Pa, Natas nggak tau" lagi dan lagi Natas menjawab santai.

"Terserah Natas aja, papa udah capek lihat kamu pulang babak belur terus, mabuk-mabukan terus"

"Emang Papa peduli sama Natas? Kayaknya nggak tuh" ucap Natas dengan senyum miringnya. Ia lantas meninggalkan ayahnya yang sedang tersulut emosinya dengan Ibunya yang sibuk mengelus bahu ayahnya dengan mengucapkan kata 'sabar'.

Adriel yang melihat pertengkaran kakak lelakinya dengan ayahnya hanya bisa tersenyum sinis dengan apa yang selalu dialaminya.

Sebegini buruk kah coretan takdir yang harus dialaminya? Akankah ini berakhir dengan cepat? Atau ini memang takdirnya dan belum dapat terselesaikan? Atau bahkan ini tak akan berakhir?

Lebih baik sekarang ia bersiap-siap ke rumah Elvira dan mengajak gadis itu berangkat ke sekolah bersama.

-o0o-

"Ada masalah?" tanya Elvira pada Adriel yang sedari tadi sering membuang nafas berat, seperti ada sesuatu yang terpendam.

10 menit yang lalu bel istirahat telah berbunyi. Teman-teman Elvira juga sudah menuju ke kantin, namun ia memilih menemani Adriel yang sedari tadi terlihat murung dan sering membuang nafas berat.

"Gak ada" jawab Adriel dengan senyumnya meyakinkan bahwa tak ada masalah yang ia pendam sendiri.

Karena janji persahabatan mereka berdua adalah berbagi masalah, masalah tak boleh dipendam sendiri.

"Beneran?" tanya Elvira masih ragu dengan jawaban Adriel.

"Iya."

"Kalo ada masalah cerita aja, gue siap denger tanpa mengumbar masalah lo" ucap Elvira.

"Gue nggak ada masalah, lo nggak ke kantin, kantin yuk" ajak Adriel mengalihkan pembicaraan.

"Gak usah ngalihin topik!" tegas Elvira, Adriel dibuat bungkam seketika. Ia berpikir haruskah ia memberitahu Elvira masalah keluarganya? Elvira yang melihat Adriel menghela nafas berat pun merasa kasihan.

"Gue gak maksa lo buat cerita, tapi kalo lo butuh teman curhat gue siap jadi pendengar yang baik."

-o0o-

"Pulang bareng yuk Vir" ajak Adit pada Elvira yang sedang memasukkan buku-buku ke dalam tasnya.

Elvira menoleh pada Adriel meminta persetujuan, Adriel mengangguk membolehkan Elvira pulang bersama Adit.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang