Adriel, Adit, Elvira dan Ghisel kini duduk berkelompok mengerjakan tugas biologi.
Adriel menjadi penulis pendapat dari teman-temannya karena tulisannya yang lebih bagus dan rapi dari teman kelompoknya dan juga karena dia yang malas berbicara sehingga ia pun dapat menulis pendapatnya tanpa berkata.
Jangan heran dengan Adriel yang malas bicara karena memang bawaannya yang datar dan dingin dengan orang-orang di sekolahnya, namun tidak dengan Elvira.
Elvira bahkan berucap bahwa Adriel cerewet dan bawel padanya. Walaupun Adriel memiliki sahabat dekat selain Elvira, ia bahkan tak sedekat itu dengan Reno, Alan, Rio, Ghisel, Sheryl dan Anjani. Ia hanya akrab dengan Elvira saja.
Diskusi kelompok mereka terhenti karena bel berbunyi menandakan bahwa waktunya pulang ke rumah masing-masing.
Adit, Ghisel dan Elvira memutuskan untuk mengerjakan tugas kelompok biologi di rumah Adit, sedangkan Adriel ia hanya mengikut Elvira saja.
Sampailah mereka di rumah megah Adit, dengan segera mereka masuk setelah dipersilahkan oleh Adit.
"Toilet dimana Dit?" tanya Ghisel yang baru saja duduk di sofa ruang tamu Adit.
"Tuh" jawab Adit menunjuk sebuah pintu toilet tamu.
"Oke" Ghisel segera memasuki sebuah ruangan yang ditunjuk Adit tadi.
"Gue ke kamar dulu ganti baju, kalian tunggu di sini aja" kata Adit dan mendapat anggukan dari Adriel dan Elvira.
"Adriel" panggil Elvira pada Adriel yang sedang memainkan ponselnya.
"Paan?" jutek Adriel.
"Adit tajir yah" Adriel segera menjitak kepala Elvira yang membuat Elvira mengaduh kesakitan.
"Ganteng lagi" Elvira tetap saja memuji Adit.
"Udah baik, ganteng, tajir pula, hm" Elvira kini menopang dagunya, menatap kosong ke depan dan senyum-senyum sendiri.
'Goblok nih anak' Adriel membatin dan geleng-geleng kepala mengkhawatirkan jiwa sahabat konyol di sampingnya ini.
"Woy Vira, ngelamun aja lo" ucap Ghisel menyentak kedua bahu Elvira membuat Elvira memekik kaget.
"Habis lo ngelamun aja, lamunin siapa lo?"
"Adit lah"
"Mimpi lo" ejek Ghisel.
"Gue tabok juga tau rasa lo"
"Adit ganteng yah Ghis" lanjut Elvira dengan senyum merekah.
"Lo suka?"
"Iya habisnya ganteng banget" Elvira masih tetap memuji ketampanan Adit. Tanpa mereka sadari Adit sedari tadi mendengar percakapan mereka.
-o0o-
Lagi dan lagi Elvira selalu ceria seperti hari-hari biasanya. Adriel yang sedari tadi mengawasi gerak-gerik gadis itu hanya mampu menggelengkan kepala pelan.
Elvira memasukkan buku-buku yang dibawanya dari rumah ke laci mejanya, namun ada yang mengganjal, Elvira segera meletakkan buku-bukunya di atas meja dan mengambil sesuatu yang berada di lacinya. Sebuah kotak dibungkus dengan rapi berwarna merah muda dengan pita biru di atasnya.
"Itu apa?" tanya Adriel yang melihat Elvira mengambil sebuah kotak dari laci mejanya.
"Kotak"
"Dari siapa?"
"Adit" gumam Elvira membaca sebuah tulisan di pojok kanan atas kotak tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionTidak ada hubungan persahabatan antara cewek dan cowok. Pasti ada salah satu atau bahkan keduanya memendam rasa. Seorang pria kini mengacak rambutnya frustasi, ia baru saja menyatakan cintanya kepada Elvira Michelin yang tak lain adalah sahabatnya s...