Elvira sedang asik-asiknya sarapan pagi, ponselnya berdering tanda ada notifikasi masuk. Elvira segera mengambil ponselnya.
'Gue udah di depan' Elvira dengan cepat menghabiskan makanannya setelah itu ia menyalimi kedua tangan orangtuanya seraya pamit.
"Ma, Pa, Vira berangkat dulu, Adriel udah di depan" ucap Elvira pamit dan langsung menuju ke gerbang dimana Adriel berada.
"Pagi Adriel" sapa Elvira dengan senyum merekah.
"Pagi" jawab Adriel dengan senyum tipis, langsung saja Adriel melajukan mobilnya ke sekolah.
Seperti biasa salah satu dari mereka akan curhat, saat ini Elvira menceritakan pertemuannya dengan Adit kemarin. Tersirat kekecewaan dalam lubuk hati Adriel namun ia berusaha menutupinya.
Ia harus memberi semangat kepada Elvira agar Elvira berusaha mendapatkan Adit, walaupun ia masih memiliki rasa dengan Elvira, tapi ia harus merelakannya.
"Sampai" ucap Adriel setelah memarkirkan mobilnya di tempat yang sudah disediakan bagi para siswa-siswi yang membawa mobil ke sekolah.
"Oh iya Dri, lo duluan ke kelas, gue mau ke toilet dulu" ucap Elvira dan segera menuju ke toilet tanpa mendengar jawaban Adriel lagi.
"Lega" Elvira segera keluar dari toilet lalu berjalan menuju kelasnya.
Namun, saat akan menaiki tangga menuju kelasnya di lantai dua, ia melihat seorang cowok yang sedang bingung, sepertinya dia orang baru disini.Sebagai ketua osis yang baik Elvira berjalan ke arah cowok itu, berniat membantu jika orang tersebut membutuhkan bantuan.
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?" tanya Elvira saat ia berada di samping cowok itu.
"Dimana ruang kepala se- Vira?"
"Adit, ngapain disini?" tanya Elvira yang masih kaget dengan kehadiran Adit di sekolah tempat ia belajar ini.
"Gue jadi pindahan di sini, boleh antar ke ruang kepala sekolah?"
"Boleh, sini gue antar"
"Gue nggak nyangka bisa satu sekolah dengan lo"
"Gue juga, gue kira kemarin tuh lo cuma datang liburan"
"Nah ini ruangannya" lanjut Elvira saat mereka tiba di ruang kepala sekolah.
"Oh iya, thanks"
"Oke, yaudah kalo gitu gue ke kelas dulu" pamit Elvira dengan senyum yang sangat manis dan dengan segera menuju kelasnya.
Adriel menatap heran ke arah Elvira yang berjalan ke mejanya dengan senyum merekah, Elvira memang selalu ceria, tetapi kali ini beda, ia bahkan sangat ceria.
"Stress" gumam Adriel pelan sehingga siapa saja tak bisa mendengarnya, hanya dia yang bisa mendengarnya.
"Napa lo, senyum-senyum sendiri?" tanya Alan yang sedari tadi melihat gelagat aneh Elvira.
"Gak pa-pa" jawab Elvira masih dengan senyumnya yang lebar.
"Lama banget lo di toilet, sakit perut?" tanya Adriel menyadari Elvira yang hampir 10 menit di toilet.
"Gak" singkat, padat dan jelas sekali jawaban Elvira.
"Terus?" Adriel sangat bingung.
"Tau Adit kan?" Adriel mengangguk.
"Dia sekolah di sini" pekik Elvira dengan senyum lebar, ia menopang kepalanya menggunakan tangan kanan dan terus-terusan tersenyum
"Kenapa dia? Kesambet?" tanya Anjani yang baru saja datang, Adriel dan Alan hanya mengedikkan bahu tanda mereka tak tahu apa-apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionTidak ada hubungan persahabatan antara cewek dan cowok. Pasti ada salah satu atau bahkan keduanya memendam rasa. Seorang pria kini mengacak rambutnya frustasi, ia baru saja menyatakan cintanya kepada Elvira Michelin yang tak lain adalah sahabatnya s...