9.) Sirik

215 171 18
                                    

Ketika Railey terbangun di pagi hari dia bercermin dan dia melihat seluruh wajahnya, matanya bengkak dan memerah karena semalam dia menangis. Railey sudah siap untuk pergi ke sekolah, dia bergegas menuju ke meja makan untuk sarapan pagi. Baru saja ia ingin memakan roti yang dibuatkan oleh mamanya, tiba-tiba saja ada suara nyaring yang bersumber dari ponselnya sendiri. Suara nyaring itu menandakan jika ada sebuah pesan yang masuk ke dalam ponselnya.

Tanpa ia sadar dengan cepat tangannya bergerak sendiri ke arah ponselnya dan mengambil ponselnya yang berada di atas meja makan dan di bukalah aplikasi pesan itu, di baca pelan lah olehnya sebuah nama dari sang pengirim pesan itu dan yang sebelumnya nomor dari pengirim pesan itu yang ia beri nama Rino.

Kmudian setelah ia membaca nama dari sang pengirim pesan itu ia melanjutkan ke barisan bawahnya yang berisikan isi dari pesan yang di kirim oleh Rino.

Rino
Gw udah ada di depan rumah lo.

Setelah Railey membaca isi dari pesan itu ia langsung cepat-cepat menghabiskan roti dan susunya. Ia tanpa berbasa-basi langsung berpamitan dengan mamanya yang sedang sibuk dengan sebuah acara televisi yang sangat disukainya.

"Ma aku berangkat ya." Railey mencium tangan mamanya dan langsung pergi menjauh dari hadapan mamanya itu.

"Iya hati-hati ya!" Jawab mamanya dengan mata yang masih tidak sama sekali berpindah walaupun sedetik pun dari acara kesukaannya.

"Iya ma." Balas Railey sambil berlari kecil menuju pintu untuk cepat-cepat menemui Rino sekaligus berpamitan dengan papanya yang sejak dari tadi sudah berdiri di ambang pintu.

Baru saja Railey ingin mencium tangan papanya tetapi ia menghentikannya sejenak karena mendengar papanya yang mengucapkan kata-kata yang tidak ingin ia dengar saat ini.

"Jangan berangkat dengan Rino! Biar papa aja yang ngantar kamu ke sekolah!" Kata papanya dengan datar tetapi penuh dengan penekanan di setiap kata-katanya.

Railey tidak memedulikan perkataan dari papanya dia langsung melanjutkan hal apa yang sebelumnya ia hentikan. Dengan cepat Railey langsung mencium tangan papanya dan langsung pergi ke depan gerbangnya untuk langsung pergi ke sekolah dengan Rino, karena ia tidak ingin mendengar perkataan papanya yang sama sekali tidak ingin dia dengar di telinganya.

"Papa bilang jangan berangkat dengan Rino!" Lanjut papanya dengan mengatakannya dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya yang menandakan jika papanya marah dengannya.

Railey tetap tidak menjawab perkataan papanya barusan, dia langsung pergi ke depan rumah agar menjauhi papanya yang berada di ambang pintu. Dengan cepat Railey langsung naik ke atas motor itu dan langsung duduk di belakang Rino.

***

"Lo kenapa?" Tanya Rino dengan khawatir sambil melihat ke arah kaca spion motornya yang menampilkan ke arah wajah Railey yang berada di belakangnya.

"Gak apa-apa," Jawab Railey singkat.

"Gak usah bohongin gue, gue tau kalo lo punya masalah sama bokap lo kan?" Lanjut Rino sambil sesekali dia melihat ke arah kaca spion motornya dan ke arah depan untuk menyetir motornya dengan benar.

Railey tidak menjawab perkataan Rino.

"Udah dong senyum kalo cemberut mulu nanti cantiknya hilang lho!" Rino memberi sedikit rayuan agar Railey kembali tersenyum seperti sebelum-sebelumnya.

Railey pun menuruti perkataan Rino dan langsung tersenyum. Mereka sudah sampai di sekolah dan Rino langsung memarkirkan motornya, mereka berdua langsung turun dari motornya dan menuju kelas mereka.

Love In A Ship [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang