Rino yang mendengarnya pun merasa senang karena perkataannya itu yang belum pernah diucapkan sebelumnya. Setelah mengatakannya ia langsung pergi dan masuk ke dalam dan Rino langsung pergi dari rumahnya.
***
Rino langsung melajukan motornya dengan kecepatan sedang, dia menghentikan motornya di pinggir jalan dan turun mendekati toko yang berjualan martabak.
"Bang martabak telornya satu sama martabak kejunya satu ya bang." ucap Rino yang memesan martabak itu.
Sambil menunggu pesanan Rino pun kembali memesan es teh untuk menemaninya. Dibukanya ponsel dan ia mengirim pesan kepada Railey.
Rino
Hai lagi apa? Udah tidur?Pesan Rino itupun langsung di balas oleh Railey.
Railey Cantik
Lagi baca novel, belum tidur kok ada apa?Rino
Gk papa. Besok lo berangkat sama gw aja ya!Railey Cantik
Emm, oke dehRino
Yaudah tidur gih udah malem.Railey Cantik
Yaudah gue tidur dulu ya, Good night.Rino
Night cantik.Rino yang asik berkirim pesan itu pun di kejutkan dengan suara seseorang yaitu abang yang menjual martabak tadi. Rino langsung membayar martabak tadi dan langsung mengemudikan motornya.
Rino tiba didepan Rumah Sakit dan memarkirkan motornya di salah satu parkiran yang ada. Ia langsung berjalan masuk kedalam Rumah Sakit itu dengan membawa kantong plastik yang berisikan martabak tadi.
Rino menanyakan sebuah kamar yang ingin ia kunjungi ke salah satu Receptionist yang ada disana. Setelah mengetahuinya, ia berjalan menuju sebuah lift dan menekan tombol lift itu. Pintu lift pun terbuka, Rino langsung masuk ke dalam lift dan menuju lantai dua den menyusuri lorong yang ada di Rumah Sakit itu untuk mencari ruangan yang ingin ia kunjungi tadi.
Rino terdiam sejenak tepat didepan pintu ruangan itu, lalu membuka kenop pintu dan masuk. Rino menaruh kantong plastik tadi diatas meja samping tempat tidur pasien. Rino menatap seseorang yang terbaring diatas kasur kamar itu tubuhnya yang mungil terlihat sangat kurus.
Rino mendekatinya dan sesekali mengelus lembut rambutnya yang setiap hari sedikit demi sedikit akan menipis. Rino berbicara kepada seseorang yang ada di hadapannya sekarang ini.
"Marrie kakak datang bawa martabak keju kesukaan kamu. Kamu cepet sembuh ya supaya kita bisa makan martabak kesukaan kamu kayak dulu lagi." ucapnya dengan berusaha menunjukkan wajah yang tersenyum.
Rino terlihat sangat sedih melihat adik kecilnya itu selalu terbaring di atas kasur Rumah Sakit. Entah sampai kapan ia harus melihatnya seperti itu.
Marrie menjawab perkataan kakaknya tersayang itu "Kak Rino tenang aja aku bakal sembuh kok, nanti kita bisa main lagi sama Kak Rangga." jawabnya dengan menatap wajah kakaknya itu sambil tersenyum kecil.
Rino melihat senyuman kecil di wajah adiknya itu yang kian memudar, adiknya itu sudah tidak mengeluarkan sepatah katapun dari bibirnya. Rino yang melihatnya meneteskan air mata yang membasahi pipi Merrie.
Rangga yang melihatnya dari kursi yang tidak jauh darisana pun mendekati mereka dan berkata "Udahlah Rin, Marrie kita gak akan pergi ninggalin kita, ya kan?" ucap Rangga mencoba menenangkan Rino yang menangis sambil memegangi tangan Merrie.
Usaha Rangga untuk menenangkan Rino itupun membuahkan hasil, Rangga mengajak Rino duduk di kursi dan mengobrol agar dia tidak sedih lagi dengan membicarakan hubungannya dengan Railey.
"Rin gimana hubungan lo sama Railey? Lancar?" tanya Rangga dengan penuh tanda tanya.
"Ya kayak biasanya." jawab Rino singkat.
"Lo udah tembak dia?" tanyanya lagi.
"Udah." jawabnya kembali singkat.
"Di terima? Gak kan?" tanya Rangga dengan sedikit meledeknya.
"Nggak, nggak salah lagi dongg." jawab Rino sambil tertawa yang diikuti oleh Rangga, tawa mereka itu pun memenuhi seisi ruangan itu.
Rangga memberikan ucapan selamat atas keberhasilan Rino untuk mendapatkan Railey, mereka larut dalam perbincangannya itu. Rino melihat jam yang ada di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.
Rino kembali berjalan mendekati Merrie yang sudah terlelap tidur dan mencium keningnya.
***
Rino sampai dirumahnya dia langsung masuk ke dalam dan segera mandi. Selesainya ia pergi ke kamar adiknya Marrie yang ada di sebelah kamarnya, dia membuka kenop pintu kamar Marrie dan menyalakan lampu kamar itu.Di dalam sana banyak sekali foto Marrie dengannya dan Rangga, foto itu tersusun sangat rapih di dinding kamar. Di dalam foto itu banyak sekali kenangan mereka yang sangat indah, Rino mengambil salah satu bingkai foto yang Marrie pajang di dalam kamarnya dia melihat wajah Marrie yang sangat imut lengkap dengan senyuman kecil di wajahnya.
Dia memandangi foto itu selama beberapa menit dan berkata di dalam hati (Kapan kamu ke rumah ini lagi dan bermain bersama kakak dan kak Rangga? Kakak kangen Marrie, cepet sembuh). Setetes air mata jatuh dan membasahi foto itu.
Rino dikejutkan dengan kedatangan Bi Ina yang masuk kedalam kamar itu, dengan cepat ia menghapus air matanya.
"Eh maaf den Rino, bibi cuma mau kasih tau kalo nasi gorengnya udah jadi dan udah bibi taruh di atas meja makan." kata Bi Ina memberitahu.
"Eh bibi, iya nanti Rino makan kok makasih ya bi." Jawab Rino sambil menaruh bingkai foto yang dia ambil tadi ke tempat semula.
Rino langsung meninggalkan kamar itu dan ke ruang makan untuk menyantap makanannya, ia memakan nasi goreng itu sesuap demi sesuap sampai akhirnya habis.
Ia langsung berjalan ke kamarnya dan menjatuhkan dirinya diatas tempat tidurnya, dia sangat lelah karena terus memikirkan sang adik dan akhirnya tertidur.
Sorry kalau ada yang typo.
Dan kalau ada yang punya kritik/ saran comment aja ya.Jangan lupa Vomment ya.
Dan tunggu kelanjutannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In A Ship [HIATUS]
Dla nastolatków"Sedang direvisi bagian 11-13" Apakah harus sesulit ini untuk mencintaimu? Apakah kita juga akan selalu bersama? Oh aku tidak tahu, tetapi mengapa banyak sekali cobaan yang ingin memisahkan kita berdua? Tetapi semua itu tidak akan merubah cinta kita...