Chapter 11

5.7K 231 2
                                    

Ichigo masih terdiam hingga mereka sampai di rumah. Kata-kata wanita bernama Bianca itu sudah pasti sangat mempengaruhinya. Dia sangat terkejut bisa bertemu dengan wanita yang menyebut dirinya sebagai mantan tunangan Michael hari ini.

Ichigo memang belum banyak tau tentang masa lalu Michael. Dia hanya tau ibu Michael telah meninggal, dimana saja pria itu mengenyam pendidikan dan juga Alex yang sudah merupakan temannya sejak kecil karena dulu mereka bertetangga.

Sejujurnya Ichigo tidak pernah berniat untuk mengetahui kisah cinta Michael. Dia cukup yakin dengan wajah setampan itu, Michael pasti pernah dekat dengan banyak wanita sebelumnya. Tapi Ichigo meyakinkan dirinya bahwa hal itu tidak perlu dibahas dalam hubungan mereka karena dialah yang menjadi istri Michael sekarang.

Namun saat ini Ichigo benar-benar penasaran bagaimana hubungan Michael dengan Bianca. Kalau mereka memang sempat bertunangan, bukankah itu artinya hubungan keduanya cukup serius dulu. Ada sebersit perasaan tidak nyaman di hati Ichigo saat memikirkan hubungan Michael dengan Bianca.

Michael mendudukkan dirinya di sofa tepat di sebelah Ichigo. Dia menatap lurus Ichigo yang sepertinya tidak menyadari keberadaannya. Gadis itu tampak sedang memikirkan sesuatu.

Michael bukan orang bodoh yang tidak bisa merasakan perubahan sikap Ichigo setelah mereka bertemu dengan Bianca tadi. Dia yakin, Ichigo memikirkan hubungannya dengan Bianca. Tapi dari yang dia tau selama dia tinggal dengan Ichigo, wanita ini bisa dipastikan menahan dirinya untuk tidak menanyakan hal itu.

Selama mereka resmi menjadi suami istri, Ichigo tidak pernah menanyakan kehidupan Michael sebelum menikah dengannya. Wanita itu seperti menerima sepenuhnya takdirnya untuk menjadi istri Michael, tidak peduli seberapa rumit atau mungkin kelamnya masa lalu Michael.

Michael lah yang selama ini secara sukarela menceritakan dirinya pada Ichigo. Sejujurnya hal ini membuat Michael kurang percaya diri. Dia merasa seolah-olah hanya dirinya lah yang tertarik pada Ichigo, sementara Ichigo tidak merasakan apapun padanya. Dia memang melihat bagaimana Ichigo memperlakukannya dengan begitu baik, tapi dia belum bisa melihat bahwa Ichigo mempunyai perasaan padanya. Atau setidaknya merasakan sedikit saja dari apa yang dia rasakan pada wanita itu.

Melihat sikap Ichigo saat didekatnya, sering membuat banyak pertanyaan timbul dipikirannya. Apakah jantung Ichigo juga menggila seperti jantungnya saat melihat senyum Ichigo? Apakah jika dia pergi keluar rumah Ichigo juga memikirkan dirinya seperti Michael yang memikirkan Ichigo? Apakah perasaan Michael yang ingin selalu mendekap wanita itu juga dirasakan oleh Ichigo? Semua pertanyaan ini terus berputar di kepala Michael tanpa henti.

Sebenarnya Michael juga sangat ingin menjelaskan hubungannya dengan Bianca dan meluruskan segala kekusutan pikiran Ichigo. Tapi entah kenapa kali ini dia ingin Ichigo sendiri yang menanyakannya. Setidaknya dengan begitu dia merasa Ichigo juga merasakan sesuatu untuk dirinya.

Michael membelai pucuk kepala Ichigo dengan lembut. Perlakukannya itu sukses menyentak Ichigo dari lamunannya. Ichigo menoleh ke arah Michael dan menampakkan senyumnya.

"Kau perlu sesuatu? Apa mau ku buatkan sesuatu?"

Michael menggeleng dan membalas senyum Ichigo. Michael melihat dengan jelas bagaimana senyum Ichigo tidak sampai ke matanya. Michael yakin itu karena pemikiran yang berkecamuk di dalam kepala mungil wanita itu.

"Akan ku buatkan teh vanilla saja kalau begitu. Kau terlihat lelah. Besok kau akan bekerja bukan?" ucap Ichigo lagi sambil beranjak dari sofa. Namun langkahnya dihalangi oleh tangan Michael yang mencekal sikunya dan menariknya lembut sehingga ia kembali terduduk di sofa.

Sedetik kemudian dia merasakan lengan kokoh Michael memeluk tubuhnya dari belakang. Michael lalu menyandarkan dagunya di bahu Ichigo. "Aku tidak butuh apapun Annisa"

Namanya AnnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang