Chapter 12

5K 232 7
                                    

"Jadi dia masih belum menanyakannya?"

Michael mengangguk. Dia sudah kehabisan cara untuk memancing Ichigo. Dan sekarang dia menyerah dan hanya menunggu.

"Kurasa dia memang tidak peduli. Mungkin juga dia tidak begitu menyukaimu."

Michael menatap orang yang sedang berbicara dengannya dengan tatapan mengintimidasi. Orang di depannya ini memang tidak pernah bisa menjaga mulutnya. Tapi dia mendapati orang itu tertawa. Tawa yang membuat Michael mendengus sebal.

"Kalau aku tau kau hanya akan mengolok ku. Aku tidak akan pernah menceritakan apapun lagi padamu. Percuma saja."

Alex sekali lagi tertawa melihat kekesalan Michael. Dari dulu menggoda Michael memang selalu menjadi hal yang paling dia sukai.

"Tenanglah kawan. Aku hanya merasa kau berlebihan. Mungkin saja bagi Ichigo masa lalu mu bukanlah masalah besar. Apalagi sekarang kau sudah menikahinya."

Michael tampak berpikir. Kata-kata Alex memang ada benarnya. "Tapi aku yakin itu mengganggunya. Setelah pertemuan kami dengan Bianca, aku sering melihat Annisa melamun."

Ah, ya. Michael memang tetap memanggil Ichigo dengan Annisa meskipun dia sedang membicarakan wanita itu dengan Alex. Tapi jangan harap Alex atau siapapun boleh memanggil Annisa pada Ichigo, karena panggilan itu hanya boleh digunakan Michael seorang. Dialah malaikatnya, bukan orang lain.

"Mungkin dia rindu rumah" jawab Alex sambil mengedikkan bahunya.

Michael menghela napas pasrah. Apapun itu semoga ini tidak berlangsung lama. Jujur saja, melihat Ichigo yang sering melamun membuat Michael serba salah.

"Jadi apa kau bertemu dengan ular itu lagi setelah itu?"

Michael kembali menatap Alex dengan ekspresi bingungnya. Dia tidak tau kemana arah bicara pria ini.

"Bianca, tuan Michael Gerald. Apa kau bertemu lagi dengannya setelah itu?" tanya Alex.

"Tidak. Aku tidak lagi bertemu dengannya setelah itu. Ah dia bilang saat dia tiba di sini, kau orang pertama yang dia temui."

"Lebih tepatnya kebetulan bertemu. Sama sepertimu. Tapi saat itu aku sedang makan siang di sebuah cafe dan kebetulan ular itu ada di sana."

"Apa yang dia tanyakan padamu?"

Lagi-lagi Alex mengedik acuh. "Dia hanya bertanya bagaimana kabarmu. Dan ku katakan kau baik-baik saja. Sedang sangat bahagia karena telah menikah."

Michael menganggukkan kepalanya. Michael memang tidak habis pikir bagaimana wanita itu masih punya muka bertemu dengannya setelah apa yang terjadi dengan mereka setahun lalu. Michael juga bersikap baik dan sewajarnya karena Ichigo memberitahunya bahwa di agama kami berlaku santun itu ditekankan. Sebenarnya kalau bukan karena hal itu, bahkan menyapa Bianca saja Michael sudah jengah.

"Oh iya, besok Monica akan tiba di sini."

Alex membulatkan matanya terkejut. "Besok? Oh baiklah, berarti aku harus segera menjauh darimu besok. Demi keselamatan hidupku dan ranjangku."

Michael tertawa melihat reaksi Alex. Monica memang sangat memuja Alex. Bahkan bisa dipastikan dia selalu mengekor kemanapun Alex pergi jika gadis itu mengunjungi Michael. Hal ini membuat Alex kesusahan membuat jadwal kencan dan berakhir dengan jalan-jalan ke mall atau kemanapun yang Monica mau.

***

"Om Michael!!!!!!"

Seru seseorang setelah Michael membuka pintu. Tubuh Michael hampir terhempas karena seseorang tiba-tiba menerjangnya dan memeluknya erat.

Namanya AnnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang