Chapter 1

1K 119 11
                                    

.
.
.
.
.
.
Happy reading
Typo is art




' Braakkk '


Suara pintu yang memecah keheningan malam ini, di depannya terdapat seorang yeoja yang tengah memendam amarahnya. Entah apa yang sedang ia pikirkan, tapi tatapan matanya mengisyaratkan kebencian mendalam. Kebencian yang teramat dan membuatnya sampai seperti sekarang ini.

Yeoja itu melangkahkan kakinya menuju atap gedung, yah setidaknya hanya hal itu yang dapat menghiburnya saat ini. Hari ini benar-benar membuatnya muak. Hanya untuk berjalan menuju ke sekolah tempatnya menimba ilmu saja harus dengan berbagai macam cara. Ada saja hal yang terjadi sehingga menghambat perjalanannya ke sekolah.

Apalagi kalau bukan masalah yang ada hubungannya dengan pekerjaan 'appa'-nya. Seorang CEO perusahaan komunikasi sekaligus ketua gangster ternama di Korea. Memang tak sebesar di Macau atau di China, tapi di tanah Korea gangster dengan nama 'REAL KING' ini merupakan gangster yang cukup berpengaruh terhadap perekonomian Korea. Bahkan negara sekelas USA pun mengakuinya.

Hanya saja karena merupakan ketua dari gangster itulah masalah ini bermula. Eunji gadis awalnya polos dan ceria itu berubah menjadi gadis yang dingin dan keras kepala.

Ia sama sekali tidak menyukai pekerjaan 'appa'-nya, bahkan ia sangat membencinya tatkala ia mengetahui fakta tentang kematian eomma nya.

Flashback on

"eommaaa... " rengek Eunji kecil, ia dari tadi terus saja merengek pada ibunya meminta ice cream yang dijual ditengah taman yang biasa ia kunjungi bersama eommanya.

Ya Eunji sangat menyukai ice cream, ia terus saja merajuk pada eomma nya . Mau tidak mau nyonya Jung pun membelikan Eunji ice cream itu, Eunji yang diminta menunggu di bangku di sisi taman itupun tersenyum senang.

Tanpa mereka sadari ada seorang pria terus saja menatap dan memperhatikan mereka dari jauh, orang itu berpakaian aneh, jubah hitam panjang ditambah dengan memakai topi dan kacamata hitam menambah aura misterius yang keluar.

Kaget itulah yang dirasa Eunji tatkala sosok misterius itu menampakkan diri dengan sebilah pisau ditangannya. Eunji pun hanya bisa meneguk salivanya sambil berusaha menekan rasa takutnya.

"ahjussi, untuk apa kau membawa pisau itu? Apakah kau ingin mencari sesuatu menggunakan pisau itu? " tanya eunji berusaha menghindari rasa takut itu. Ya Eunji memang masih berumur 5 tahun tapi ia adalah seorang gadis pintar yang menyadari adanya ancaman dengan benda yang dibawa oleh ahjussi itu.

Ahjussi itu pun mengeluarkan smirk nya lalu berkata, "pisau ini akan aku gunakan untuk bermain - main denganmu aghasi."

Rasa takut Eunji pun memuncak kala ahjussi itu semakin mendekat dan mengunci pergerakan tubuh Eunji. Ya Eunji berhasil dibekap oleh ahjussi itu. Benda kecil yang dibawa ahjussi tadi membuat nyali Eunji menciut, ia takut kalau benda itu akan menyakiti raganya. Karena setau Eunji benda itu akan menghasilkan rasa yang amat menyakitkan.

Disisi lain, nyonya Jung yang mengetahui eunji disekap oleh orang tak dikenal langsung berhamburan menuju ke tempat Eunji tanpa menghiraukan ice cream yang tadi ia pesankan untuk Eunji.

"maaf tuan, apa yang kau lakukan pada anakku, " tanya nyonya Jung seramah mungkin. Betapa terkejutnya ia mengetahui pria aneh itu membawa pisau. Nyonya Jung pun mulai mengerti dengan keaadan yang terjadi saat itu.

Kejadiannya begitu tiba-tiba menurut Eunji. Entah bagaimana tubuh eomma nya jatuh ketanah dengan bersimbah darah, dan pria yang tadi menyekapnya pun lari dengan menyisakan eunji yang menangis terisak.

"Eomma... Eomma... " Eunji semakin takut melihat kondisi eomma nya.

Kondisi taman yang memang terbilang sepi itu berubah menjadi ramai kala eunji terus berteriak minta bantuan kepada orang yang melewati taman itu.

Tangis Eunji semakin pecah kala mata dari eommanya mulai meredup.

"eomma baik-baik saja, apa anak eomma juga baik? " tanya nyonya jung dengan senyum yang dipaksakan. Eunji tau nyonya Jung tidak dalam kondisi baik. Eunji hanya menganggukkan kepala sambil terus menangis.

"hey, anak eomma tidak secengeng ini. Anak eomma kuat, dia akan selalu bertahan dengan kondisi apapun, Eunji sayang... Bagaimanapun kondisinya kamu harus tetap bertahan demi eomma. " ucap nyonya Jung semakin lirih membuat Eunji makin takut dengan kondisi eommanya yang semakin melemah.

Eunji hanya menganggukan kepalanya pertanda ia mengerti. Lalu detik kemudian kondisi nyonya jung pun langsung tak sadarkan diri.

-skip-

Setelah acara pemakaman nyonya jung selesai. Jung Eunji menjadi gadis pendiam, ia bahkan terkesan tertutup bahkan kepada appanya sekalipun. Apalagi sikap eunji makin dingin terhadap appa nya saat tanpa sengaja eunji mendengar perbincangan appa nya dengan asistennya soal penyebab kematian nyonya jung yang erat kaitannya dengan pekerjaan appa nya.

Marah, sedih, kecewa semua bercampur menjadi satu dan membuat terciptanya satu rasa yakni benci. Ya eunji benci terhadap appa nya, Jung Il Woo.

Flashbak end

Tanpa sadar butiran kristal bening perlahan jatuh begitu saja membasahi pipi Eunji. Kenangan terakhir bersama sang eomma selalu berputar-putar di fikirannya.

"eomma... Bogoshippo," ucap Eunji lirih.

Ia langsung menghapus air matanya dengan kasar. Ia sudah berjanji akan menjadi wanita yang kuat. Ia tak mungkin menunjukkan sisi lemahnya. Eunji percaya eommanya selalu mengawasinya disana, dilangit itu...

Lalu eunji tersenyum tipis, "aku akan selalu bertahan demi eomma. "

Tbc

Mianhae ceritanya absurd, seperti yang nulis 😅😅.

Saat ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Itu sudah hukum alam, tidak bisa dihindari. Kalau emang jalannya harus terpisah maka akan terpisah.
Seberapa keras pun kamu mencoba mempertahankannya, keramik yang pecah tak akan kembali menjadi utuh.
Aku sudah mencobanya, sekali, dua kali, bahkan tiga kali. Nampaknya usahaku memang sia-sia. Putus asa, tentu saja.
Namun entah kenapa aku berfikir, kalau awalnya baik pasti akhirnya pun sama. Tidak akan terjadi sekarang, tidak akan terjadi hari ini. Tapi aku yakin itu pasti terjadi. Suatu saat nanti.
Pasti

See you in the next chapt🙋🙋

Jung EunjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang