chapter 12

474 60 4
                                    

..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
🐜🐜 Typo is art 🐜🐜
🐜🐜 lectura feliz 🐜🐜

Setelah dirasa lebih tenang, Eunji pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Perlahan ia menyusuri jalan dengan lalu lintas yang tidak terlalu ramai mengingat sekarang jarum jam sudah menunjukan nyaris tengah malam. Ia memutuskan untuk terus berjalan kaki padahal jarak tempatnya menenangkan diri dengan rumahnya sangat jauh. Ia berfikir akan lebih tenang setelah berjalan jauh sambil merenung. Sesekali helaan napas terdengar mengingat Eunji memang sepertinya masih memikirkan kejadian tadi sore di tempat dr Park.

Namun langkahnya terhenti saat ia melihat sosok yang familiar untuknya berdiri di depan halte bus. Namja jangkung dengan suara bass yang menggoda itu terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu disana.

Dengan langkah ringan Eunji pun melangkahkan kakinya untuk sekedar menghampiri namja tersebut. Setelah tiba disana ia pun segera mendaratkan bokongnya di bangku halte. Namun seolah tak terusik, sang namja pun hanya diam sambil terus menatap ke depan.

"Chan-na.... Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Eunji membuyarkan lamunan Chanyeol. Ya namja jangkung yang sedari tadi berdiri di depan halte adalah Park Chanyeol, leader dari grup-nya. Terlihat ia pun masih memakai seragam yang sama." Jadi dia juga belum pulang sepertiku, apa yang sedang difikirkannya selama itu? Apakah dia memiliki masalah yang cukup serius?" tanya Eunji dalam hati.

"Ahh... Kau mengagetkanku Eunjiya.  Aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Tentang lawan kita nanti, dan tentang rencana ke Jeju. Itu sungguh menggangguku," kata Chanyeol dengan nada lesu.

Baru pertama kali Eunji dan Chanyeol terlibat percakapan. Dan ini adalah percakapan yang sedikit serius mengingat ekspresi yang ditunjukan keduanya. Tak ada sahutan dan respon dari Eunji. Ia terlihat mengernyitkan alisnya.

Chanyeol yang menyadari itu pun segera tersenyum dan mengusap kepala Eunji sambil berkata," Sudahlah jangan terlalu dipikirkan perkataanku tadi."

Eunji cukup terkejut dengan perilaku Chanyeol saat ini. Ia mencoba menetralkan detak jantungnya. "Oh astaga, jantung ini kenapa terus berdetak lebih cepat. Bisa gawat kalau Chanyeol mengetahuinya," pikir Eunji dalam hati. Ia pun segera tersadar dan berdiri di hadapan Chanyeol. Pipinya sudah sangat merona saat ini.

"Ehemmm.... Kau bisa bercerita padaku," ucapnya mencairkan suasana canggung yang tercipta.

"Apa kau yakin mau mendengar ceritaku, apa kita sedekat itu?" tanya Chanyeol sedikit menggoda Eunji. Ia menyadari rona merah pada pipi Eunji dan tersenyum jahil.

Menyadari hal itu Eunji pun hendak beranjak dari sana, ia benar-benar merasa malu, pipinya bahkan sudah seperti kepiting rebus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyadari hal itu Eunji pun hendak beranjak dari sana, ia benar-benar merasa malu, pipinya bahkan sudah seperti kepiting rebus. Sampai tangannya ditahan oleh Chanyeol, ia pun berhenti.

Jung EunjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang