Kisah seorang gadis yang memiliki hati sedingin es dengan berbagai macam konflik yang terjadi. Keluarga, persahabatan dan cinta.
Akankan berakhir bahagia?
Setelah pelajaran dari guru Ahn berakhir kini waktunya para siswa mengisi perut mereka yang sepertinya sudah berdemo di dalam sana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Banyak yang berhamburan menuju kantin untuk sekedar membeli makanan, ada pula yang menuju ke perpustakaan untuk mencari beberapa buku untuk tugas mereka.
Namun lain halnya dengan Eunji, dia hanya duduk dikelas sambil mendengarkan musik dari earphone yang terhubung dengan telepon genggam miliknya. Alunan musik itu membuatnya sedikit tenang ditemani dengan buku yang sedikit lusuh dibagian sampulnya, pertanda buku itu sering mendapatkan belaian dari tangan mungil milik si empunya. Entahlah fikiran Eunji sedikit kacau hari ini.
Seung Hoo pun juga memilih tak beranjak dari kursinya. Ia sepertinya hanya ingin berdiam diri menemani Eunji. Dan sesekali terlihat ia mencuri pandang ke arah Eunji.
Eunji sebenarnya mengetahui hal itu, tapi ia mengabaikannya. Ia fikir itu akan membuang tenaganya jika harus menegur namja disampingnya tersebut.
Tiba-tiba ada seorang namja yang menghampiri mereka.
" Hey, apa kalian tidak merasa lapar?" ucapnya kemudian.
Detik pertama
Detik kedua
Detik ketiga
"krik... Krik... Krikkk.. Krikk"
Tak ada yang meresponnya. Baik Eunji maupun Seung Hoo tidak bereaksi sama sekali terhadap pertanyaan yang dilontarkan oleh namja tersebut.
Namja itu pun menarik earphone Eunji hingga terlepas. Setelah itu dia menarik tangan Eunji keluar dari ruang kelas tersebut, melihat hal itu Seung Hoo langsung berlari menyusulnya.
Eunji berusaha melepaskan genggaman tangan namja tersebut, tapi namja itu terus saja menariknya keluar dari ruang kelasnya. Seung Hoo hanya bisa mengikuti mereka dari belakang.
"Hey lepaskan tanganku," kata Eunji yang sepertinya sudah mulai kehilangan kesabarannya menghadapi namja tersebut. Namun sepertinya namja itu seolah tuli, ia sama sekali tak menggubris perkataan Eunji.
Sampai di taman sekolah barulah namja itu melepaskan genggamannya, dia membalikkan badannya lalu wajahnya sedikit ia condongkan mendekat ke arah wajah Eunji.
"Apakah kau tak mengenalku nona? " tanya nya kemudian.
Eunji pun mengernyitkan dahinya. Dia sedang berfikir keras, sepertinya dia memang pernah melihat namja itu. Tapi Eunji benar-benar tidak mengingatnya. Ia pun hanya menggelengkan kepala.