Why Always Me 13

2.4K 265 13
                                    

Aku lelah.
Dan aku ingin beristirahat, namun aku tidak ingin berhenti.
Aku mencintaimu.
Akan melanjutkan langkahku bersamamu.
Minhae, membuatmu lama menunggu.
Dan itu sangat menyiksamu.

Perlahan mata kyungsoo membuka, menyesuaika cahaya yg menerpa kedua manik matanya.
"Jong.... In", kata kyungsoo lemah.

Jongin kelelahan menangis sedari tadi, ia terlelap dengan kepala bersandar di tepi tempat tidur pasien dimana kyungsoo berbaring.

"Jong... In", panggil kyungsoo lirih lagi.

Jongin mulai tesadar, ia menajamkan indera pendengarannya.
Mengangkat kepalanya perlahan.

"Jong.... In", panggil kyungsoo ketiga kaliny.

Jongin mengucek matanya untuk menajamkan penglihatannya.
"Kyungsoo!".

Kyungsoo menoleh perlahan, menggerakan kepalanya kesamping kanan, kedua bola matanya bertemu dengan mata jongin.
"Jongin".

"Sebentar aku panggil dokter", jongin memencet tombol panggilan darurat di dinding atas kepala kyungsoo.

Beberapa saat kemudian dokter dan perawat datang keruangan kyungsoo.
"Apa yg terjadi?", tanya dokter Jung.

"Kyungsoo sadar dok", seru jongin menoleh kearah dokter jung.

Dokter jung berjalan mendekati kyungsoo, memeriksa keadaan kyungsoo.
Dari mulai memeriksa reaksi cahaya pada mata kyungsoo. Pernafasan dan tanda-tanda vital lainnya.

"Kyungsoo sudah melewati masa kritisnya", kata dokter jung.

"Benarkah dok?".

"Ne, kita pantau lagi perkembangan kyungsoo. Jika 1x24jam perkembangannya membaik, dia bisa dipindahkan keruangan perawatan", jelas dokter jung.

"Kamshamnida dok", kata jongin berbinar.
"Kyungsoo, aku tau kau akan kembali", kata jongin dalam hati menatap kyungsoo.

Dokter jung dan perawat keluar dari ruangan itu.
Jongin mengirim pesan pada appanya dan keluarga kyungsoo.
Setelah keluarga kyungsoo meminta maaf dan mereka benar-benar menyesali perbuatan mereka terhadap kyungsoo. Jongin mulai menerima dan memperbolehkan keluarga kyungsoo sesekali menjenguk kyungsoo.

"Hay, baby.... Kau tidur lama sekali. Apa tidak merindukanku?", tanya jongin tersenyum lembut menatap kyungsoo.
Mengusap surai rambut kyungsoo, mengecup sekilas kening kyungsoo.

"Jongin", kata kyungsoo lirih menatap jongin disampingnya.

"Iya baby, aku tau kau pasti merindukan kekasihmu yg tampan ini. Jangan banyak bicara dulu Ne.
Ah iya cukup dengarkan yg aku katakan itu hukumanmu karna sudah membuatku menunggumu", kata jongin.

Air mata kyungsoo mengalir membasahi pipinya.
"Baby, kenapa kau menangis hmm?", jongin menghapus air mata kyungsoo.
"Uljima Ne.... Uljima....", jongin memeluk kyungsoo.

"Kau jelek hiks.... Kenapa kau sekarang kurus hmm?", tanya kyungsoo yg membuat jongin melepaskan pelukannya.

"Eng?, kau bilang aku jelek baby?.
Kau baru bangun dan mengejekku?.
Awas saja ya....".

"Kyungsoo....", kata umma kyungsoo dari ambang pintu ruang ICU.
Jongin dan kyungsoo melihat kearah pintu.

"Kyungsoo", panggil appa dan adik kyungsoo.

"Ka kalian siapa?", tanya kyungsoo dengan wajah polos.

Jongin mengalihkan tatapan ke arah kyungsoo. Dia bingung kenapa kyungsoo bertanya siapa yg datang.

"Baby, dia appa dan umma mu dan itu adikmu luhan", jelas jongin.

"Appa?, umma?, luhan?, adik.... A adik?", kata kyungsoo, pandangannya kosong.
"Aargh....", teriak kyungsoo histeris memegang kepalanya.

"Kyungsoo.... ", umma dan appa kyungsoo dan luhan hendak mendekat namun teriakan kyungsoo semakin keras.
"Kyung.... Baby... Kau kau kenapa?", tanya jongin panik memeluk kyungsoo, kyungsoo meronta.

Beberapa saat setelah itu dokter dan perawat datang karna mendengar teriakan dari ruang kyungsoo.

"Ada apa?!", tanya dokter jung yg baru datang.
Dokter jung melihat kyungsoo yg berteriak dan meronta dalam pelukan jongin.
"Sebaiknya semua keluar dari ruangan dulu", kata dokter jung.

Semua keluar, tersisa dokter dan perawat untuk menangani kyungsoo.
Dokter jung memberikan obat penenang pada kyungsoo.
Beberapa saat kyungsoo langsung tertidur.

Dokter jung keluar bersama perawat menemui jongin dan keluarga kyungsoo.
"Bagaimana dok?", tanya jongin.
"Tidak apa-apa. Tolong jangan terlalu banyak yg menjenguk dulu.
Karna pasien butuh ketenangan".

"Tapi dok kenapa kyungsoo unnie tidak mengingat kami?", tanya luhan dengan tatapan sendu.

"Dia mengalami hilang ingatan tidak permanen. Dia hanya melupakan hal yg menyakitkan baginya.
Namun ingatan lainnya tetap ada".

"Apa dia akan baik-baik saja dok?", tanya appa kyungsoo.

"Dia akan baik-baik saja.
Untuk ingatannya saya tidak bisa menjanjikan, karna sepertinya ingatan yg ia lupakan itu begitu menyakitkan.
Jangan terlalu memaksanya untuk mengingat, itu bisa mempengaruhi kondisinya".

"Kyungsoo.... Hiks", umma kyungsoo menangis lirih menyesali sikapnya pada kyungsoo selama ini.

Appa kyungsoo memeluk istrinya, menenangkan istrinya.
"Uljima sayang".

"Hiks.... Kita kita hiks.... Kita terlalu membuat kyungsoo sakit sayang hiks.... Bahkan dia tidak mengingat siapa kita hiks.... Mianhae.... Sayang hiks...", kata umma kyungsoo disela isakan tangisnya.

Luhan terduduk lemas dikursi penunggu depan ruang ICU.
Tatapannya kosong, perlahan airmatanya jatuh.
"Hiks.... Hiks.... Mianhae unnie.... Jeongmal mianhae....
Aku hiks.... Terlalu egois hiks....
Aku tak pernah hiks.... Memikirkan perasaanmu unnie.... Hiks.... Mianhae.... Mianhae.... Mianhae".

Tidak banyak yg bisa jongin lakukan. Dia hanya menatap kasihan pada keluarga kyungsoo.
Namun disisi lain, jongin juga masih belum bisa memaafkan sepenuhnya keluarga kekasihnya itu.
Betapa banyak luka yg mereka berikan pada kyungsoo, hingga kyungsoo mendapat banyak tekanan dan mengalami hal seperti ini.

Why Always Me - TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang