Next 03

1.9K 163 5
                                    

Kyungsoo dan luhan berbaring berdampingan di tempat tidur luhan. Mereka berdua menatap langit-langit kamar menerawang.
"Lu, apa kau menyukai sehun?. " tanya kyungsoo lirih, tangannya ia angkat keudara.
Luhan menoleh kearah kyungsoo, "Kenapa unnie bertanya seperti itu?. "
"Aku merasa saja sepertinya kalian terlihat cocok. Seperti kata jongin, aku harusnya memberi sehun kesempatan untuk mendekatimu, siapa tau adikku yang payah ini jadi bersemangat untuk belajar. " kyungsoo menoleh kearah luhan. Bola manik mata mereka saling bertemu.

Luhan tersenyum, "Apa karna ucapan jongin oppa, unnie jadi berpikir seperti itu?. "
"Tidak juga sih, hanya saja kau sudah mau kelas dua. Bukan anak kecil lagi, kau harusnya menikmati masa remajamu. "
"Huh, akhirnya unnie sadar kalau aku ini sudah besar. Bukan adik kecip unnie lagi. " gerutu luhan.
"Kau ini akan tetap jadi adik kecilku lu. Aku hanya takut jika kau berpacaran akan mengganggu belajarmu itu saja. "

Luhan memiringkan tubuhnya menghadap kyungsoo, tangan kanannya menyangga kepalanya.
"Aku janji akan belajar sungguh-sungguh supaya unnie tidak takut lagi."

"Ck, jadi kau mengakui menyukai sehun?. "

"Yah, " luhan mengangkat kedua bahunya.
"Dia tampan un, dan lagi dia bintang sekolah seperti jongin oppa hihi. Pasti aku akan terkenal jika berpacaran dengan sehun oppa. " kekeh luhan.

"Kau itu mau terkenal atau mau pacaran? " kata kyungsoo sinis.

"Dua-duanya hihi." luhan merebahkan badannya lagi ke tempat tidur menatap langit-langit kamar.
"Aku juga tidak tau un. Hmm, hanya saja jika aku menatapnya ada sesuatu yang menggelitik didalam perutku. Ketika berada didekatnya jantungku berdebar dua kali lebih kencang."

"Kau jatuh cinta rupanya pada sehun. Tapi kenapa dulu kau mengatakan menyukai jongin? " tanya kyungsoo tiba-tiba dan membuat luhan terdiam cukup lama.

Luhan menghela nafasnya pelan, "Entahlah, aku hanya tidak menyukai karna jongin oppa begitu memperhatikan unnie. Caranya memandang unnie, setiap unnie sedih dan mengalami kesulitan jongin oppa selalu ada untuk unnie.
Aku iri, mungkin itu hanya obsesiku saja. Kalau suka?" luhan menjeda kalimatnya.

"Tak ada getaran seperti yang aku rasakan pada sehun oppa saat mengatakan hal itu un. " lanjut luhan.

"Dasar anak egois. " cibir kyungsoo dengan tersenyum.

"Haha, yah aku egois un. Tapi ketika jongin oppa menolakku. Aku sadar jika semua yang aku inginkan tak bisa aku miliki secara paksa.
Kalau pun aku memaksa itu hanya kebahagiaan sementara."

"Eoh, adikku ini sudah dewasa sepertinya" kyungsoo mengusak rambut luhan lembut.

"Ck, unnie. Aku sudah dewasa. "

"Justru anak kecil lah yang selalu berkata 'aku ini sudah dewasa." kata kyungsoo dengan nada merengek dengan nada dibuat-buat.

"Kalau gitu aku emang anak kecil un" kata luhan malas.

"Kau memang masih kecil lu. " kata kyungsoo dengan tertawa.

"Yak! Unnie" teriak luhan keras.

"Hahaha" tawa kyungsoo semakin pecah karna melihat wajah luhan yg semakin kesal.

"Kyung, Lu sudah malam. Cepat tidur jangan bercanda terus! " kata umma kyungsoo masuk kedalam kamar luhan.

"Hehe, ne umma. Kyung, kembali ke kamar dulu" kata kyungsoo beranjak dari tempat tidur luhan.

"Unnie tidak menemani aku saja eoh" rengek luhan.

"Ani, lebih baik aku tidur bersama hochu dari pada bersamamu hihi" kata kyungsoo yg bergegas berlari karna ia tau jika luhan pasti akan meneriakinya lagi.

"Yak! Unnie! " teriak luhan.

"Sudah-sudah kalian ini sudah besar masih saja seperti anak kecil. Cepat tidur lu atau kau akan kesiangan. Jaljayo" kata umma kyungsoo menutup pintu kamar luhan.

"Ne, umma jaljayo! " seru luhan, ia segera membaringkan dalam posisi tidur.

.

.

.

Tengah malam sekitar jam 12 lebih 10 menit, terdengar suara langkah kaki berjalan pelan menuju kamar kyungsoo.

"Unnie" kata luhan lirih dari luar kamar kyungsoo.

"Ne lu" sahut kyungsoo pelan dengan mata masih terpejam.

Cklek! Luhan membuka pintu kamar kyungsoo, dan berjalan ketempat tidur kyungsoo. Ia merebahkan diri dan masuk kedalam selimut, ia berbaring disamping kyungsoo.

"Unnie aku tidur disini Ne" kata luhan lirih, dia meringkuk didalam selimut.
"Wae? Kau mimpi buruk? " tanya kyungsoo, ia membalik tubuhnya menghadap luhan dan membuka selimut agar kepala luhan terlihat.

"Ne" jawab luhan singkat, ia merapatkan diri ke tubuh kyungsoo. Kyungsoo memeluknya.
"Kau mimpi apa memang? " tanya kyungsoo.

"U unnie jangan tinggalkan aku" kata luhan, airmatanya mengalir namun tanpa ada suara isakan tangis dari mulutnya.

"Unnie jangan tinggalkan lulu, lulu tidak akan nakal lagi. Jika unnie tidak suka dengan sehun oppa, maka lulu tidak akan menyukainya juga. Unnie jangan pergi! " luhan membenamkan kepalanya kedala pekukan kyungsoo.

"Shh! Kau berkata apa lu? Unnie disini, unnie tidak akan pergi. Jadi jangan takut ne" kata kyungsoo mengusap-usap kepala luhan lembut memberi ketenangan pada luhan yg tubuhnya sedikit bergetar seperti ada hal yg memang menakutkan bagi luhan namun kyungsoo tak tau itu apa.

"Sudah tidur ya" kata kyungsoo lembut, ia tidur dengan memeluk adik satu-satunya. Adik yang dulu begitu memiliki rasa iri kepada dirinya namun sekarang tak ingin jauh darinya. Adik yg sangat manja namun juga penurut.

Kyungsoo menyayangi luhan. Luhan juga menyayangi kyungsoo, luhan semakin menyayangi kyungsoo semenjak kejadian bunuh diri waktu itu. Dirinya sadar, bahwa dia terlalu dibutakan oleh rasa benci hingga unnienya yg begitu menyayangi dirinya itu dia sakiti.

"Mianhae unnie.... Jeongmal mianhae, aku bermimpi bahwa unnie benar-benar pergi meninggalkan aku, umma dan appa. Itu sangat menyedikan dan menyakitkan karna terlalu banyak kesalahan yg kami perbuat padamu unnie. Mianhae unnie.
Saranghae" batin luhan, dia menyamankan dirinya dalam pelukan kyungsoo. Kyungsoo, unnienya yg sangat ia sayangi melebihi siapapun. Dan luhan tak ingin kehilangan unnienya ini dari hidupnya.

Why Always Me - TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang