Why always Me 5

2.9K 291 1
                                    

"Bagaimana keadaan korban?", tanya dokter yg memeriksa ketika kyungsoo tiba diruang gawat darurat.

"Terlalu banyak cairan diparu-parunya dok", jawab petugas satu yg menaruh kyungsoo dibed tindakan.

"Dia sudah nafas spontan. Tapi sepertinya dia hipotermi", jelas petugas satu lagi.

"Pasangkan bedset monitor. Jika perlu lakukan suction. Tapi itu tidak mungkin", kata dokter setelah melakukan auskultasi pada paru-paru kyungsoo.

"Dok, SpO2nya hanya 60%.
Nadinya lemah. Suhu 35,6 derajat celcius", kata perawat yg menemani dokter memeriksa kyungsoo.

"Ganti pakaian pasien. Hangatkan dengan warmer", kata dokter.

Dengan cepat perawat dan dokter mengganti baju kyungsoo.
Menyalakan warmer dan terus memantau kestabilan kyungsoo.

Oksigen masih terus terpasang.

"Apa perlu suction dok?", tanya perawat.

"Tidak. Kita tunggu respon tubuhnya dulu".

Jongin menunggu diluar ruangan. Dia sangat kahwatir.
Bagaimana bisa kyungsoo melakukan ini semua.

Kyungsoo sudah berulang kali mengatakan bunuh diri, namun selalu menasehati kyungsoo.
Untuk kali ini, Ini diluar kendali jongin.

"Kyung berjanjilah jangan pernah mengatakan kau akan bunuh diri", kata jongin memeluk kyungsoo.
Kali ini kyungsoo kabur dari rumah.
Entah ada masalah apa jongin tidak tau.
Jongin memilih untuk menunggu untuk kyungsoo bercerita.

"Hiks... Aku lelah jongin.. Hikss... Aku lelah..", tangis kyungsoo dalam pelukan jongin.

"Jika kau lelah kau bisa beristirahat. Jangan pernah berpikiran seperti itu.
Kau tidak mencintai baby bear mu ini?".
Jongin masih setia mengusap punggung kyungsoo dengan lembut.
Mencoba memberi ketenangan pada kekasihnya itu.

"Umma hikss...
Umma memarahi ku lagi...".

"Apa kau melakukan kesalahan?".

Kyungsoo menggeleng dalam pelukan jongin.

"Lalu?. Apa my baby pinguin nakal?".

"Aaakk sakit... Kyung", jongin melepaskan pelukannya karna kyungsoo mencubit pinggangnya.

"Kenapa kau bilang aku nakal?. Aku tidak pernah melawan umma ataupun appa.
Aku selalu menuruti mereka".

"Ne, aku tau itu..", jongin memeluk kyungsoo lagi.

"Aku lelah dengan ujian fisik disekolah. Kau tau pelajaran Lee saem itu menguras semua tenagaku", kyungsoo mulai bercerita.
Kyungsoo dan jongin satu sekolahan namun mereka beda kelas.
Bagaimana bisa mereka saling mengenal.
Hanya satu, karna takdir.

"Ya, aku tau..
Kau tidak tenggelamkan tadi hihi".

"Ani... Aku bahkan memecahkan rekor tercepat".

"Wahh itu baru kekasihku.
My baby pinguin memang terbaik walaupun kau pendek hihi".

"Aaak Soo... Sakit", kata jongin memegang perutnya, kali ini dia tidak melepaskan pelukannya karna kyungsoo mwncubit perutnya.

"Kau ini biar pendek begini, kau cinta kan", kata kyungsoo kesal.

"Tentu saja.
Aku mencintaimu... Sangat sangat mencintaimu".

Kyungsoo terdiam.

"Aku pulang sekolah, aku lelah ketika akan beristirahat umma menyuruhku berberes rumah.
Aku sudah menyelesaikannya, bahkan aku sudah memasak makan malam.
Tapi umma hiks....", kyungsoo menjeda ceritanya.

"Shhh uljima kyung", kata jongin mengusap surai kyungsoo dengan lembut.

"Umma memarahiku lagi hanya karna aku tak sengaja memecahkan gelas.
Dan pecahan gelas itu mengenai Lulu".

"Apa lulu terluka?".

"Kau mengkahwatirkan Lulu? Tidak mengkahwatirkanku?".

"Aku sekarang sedang bersama kekasihku.
Bahkan kekasihku sudah menyakitiku dua kali, jadi kekasihku tidak terluka".

"Lulu tidak terluka hanya ada pecahan yg tak sengaja mengenai lulu tapi lulu tidak terluka.
Tapi umma memarahiku".

"Hah, sudahlah.
Lupakan mungkin umma mu sedang datang bulan jadi sensitif hihi".

"Yak!", kyungsoo melepas pelukan jongin dengan kasar.

Tapi jongin malah tertawa melihat wajah kyungsoo yg kesal.
Jongin akan selalu menghibur kyungsoo agar kyungsoo tidak sedih.
Karna baginya kesedihan kyungsoo adalah luka bagi dirinya juga.

Why Always Me - TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang