Why always Me 3

3.6K 312 3
                                    

"Soo, ireona...", jongin berhasil membawa tubuh kyungsoo ketepi sungai Han.
Menepuk-nepuk lembut pipi kyungsoo, mencoba membangunkannya.

"Soo hikss.
Jebal ireona hiks.
Soo, aku disini. Nini disini dudu.
Ireona... Hikss.
Jebal ireona", kata jongin sambil melakukan pertolongan pertama dengan melakukan Bantuan hidup dasar.

Jongin meletakan kedua telapak tangannya yg sudah disatukan di dada kyungsoo, disela antara rongga dada.

Memijatnya, berharap kyungsoo segera melakukan nafas spontan.

Tidak ada respon.
Jongin memberi nafas buatan dua kali melalui mulut kyungsoo, dengan menutup rongga hindung kyungsoo.
Dan memasukan udara kedalam rongga mulut kyungsoo hingga mencapai paru-paru.

"Soo hiks... Jebal... Ireonaaaa", jongin melakukannya hal yg sama.
Hingga petugas ambulance datang, ternyata tadi ketika kyungsoo melompat sudah ada yg menghubungi ambulance.

"Bagiamana?, apa ada respon?", tanya petugas satu berlari kearah jongin.

Jongin mengabaikan pertanyaan petugas itu dan terus melakukan BHD (bantuan hidup dasar).

"Annyeong ahjussi, apa kyung ada?", tanya jongin yg baru saja tiba dirumah kyungsoo.
Appa dan umma serta adik kyungsoo terlihat berpakaian rapi.

"Ada, dia sedang didapur.
Masuk saja jongin", kata umma kyungsoo.

"Ne kamsahamnida", kata jongin membungkuk.

"Kami pergi dulu Ne jongin. Titip kyungsoo", pamit appa kyungsoo.

Setelah mobil appa kyungsoo menjauh, jongin masuk kedalam rumah.

Pyaarrr!!.
Terdengar suara sesuatu pecah.
Jongin segera berlari kedalam rumah.
Tadi umma kyungsoo bilang, kyungsoo didapur.

Jongin berlari kedapur, terlihat kyungsoo sedang berjongkok meringkuk memeluk lututnya.
Menenggelamkan wajahnya, terisak menangis.

"Hiks....hikss".

"Kyung...", jongin mendekat, dia berjalan perlahan menghindari pecahan yg berserakan dilantai.

"Jongin", kyungsoo mengangkat kepalanya, menatap jongin.

"Wae?, tanganmu berdarah", jongin meraih tangan kyungsoo yg berdarah dan berjongkok dihadapan kyungsoo.

Jongin mencari kain bersih, dia merobek baju nya dan mengikatkan di luka kyungsoo.
Telapak tangan kiri kyungsoo berdarah, darahny keluar banyak, sepeertinya terkena pecahan.

"Shireo...", kyungsoo melepas kain yg melilit ditangannya.

"Biarkan saja aku kehabisan darah.
Biarkan saja aku mati.
Biarkan hikss... Saja...
Mereka tidak pernah menginginkanku", teriak kyungsoo.

Jongin memegang kuat pergelangan tangan kyungsoo yg meronta, kemudian membawa kyungsoo kedalam pelukannya.

"Shhh tenanglah...
Aku disini... Uljima Ne", kata jongin mengusap surai rambut kyungsoo.

Setelah beberapa saat kyungsoo pun tenang dan tidak menangis lagi. Namun nafasnya masih tersengal karna terlalu lama menangis.

Jongin dan kyungsoo duduk dibangku makan saling berhadapan.
"Sekarang coba kau ceritakan ada apa?.
Kenapa dengan my dudu?".
Jongin menatap kyungsoo.

"Umma, appa dan Lulu pergi kepesta teman appa.
Dan aku tidak diajak".

"Hanya itu?. Kenapa kau tidak bilang ingin ikut?".

"Aku pulang dari mengerjakan tugas dan mereka sudah rapi.
Kata umma, jika aku lapar aku disuruh membeli makanan diluar.
Umma tidak memasak".

"Kau tidak tanya kenapa kau tidak diajak?".

Kyungsoo menggeleng.

"sudah jangan menangis. Kita makan diluar otte?".

Kyungsoo menggeleng.

"Kau tidak kasihan sama baby bear mu ini?. Nanti jika baby bear mu kurus bagaimana?,  kalau sakit bagaimana?", rengek jongin yg berhasil membuat kyungsoo tersenyum.

"Nah kau terlihat manis jika seperti itu. Kajja", ajak jongin

Setelah sampai ditempat jongin.
Petugas satu mengambil alih, melakukan beberapa siklus namun untuk nafas buatan petusgas itu menggunakan Bagging.

Ketika siklus ketujuh.
"Uhukk....uhuk...", kyungsoo terbatuk mengeluarkan air dari mulutnya.

Petugas dua langsung memiringkan kepala kyungsoo agar air tidak masuk kehidung kyungsoo.

"Soo", teriak jongin.

Petugas satu langsung memasangkan sungkup oksigen pada kyungsoo.
"Apa kau keluarganya Nak?", tanya petugas satu pada jongin.

Jongin mengangguk.

"Kita bawa dia ke rumah sakit sekarang, berharap tidak terlambat mengingat terlalu banyak air didalam paru-parunya", kata petugas dua setelah melakukan pemerikasaan dengan stetoskop pada bagian dada (paru-paru) kyungsoo.

Petugas satu membopong kyungsoo dan petugas dua membawa tabung oksigen.
Jongin mengikuti petugas masuk kedalam ambulance.

"Tuhan aku mohon.
Aku memang tidak pernah meomohon padamu.
Kali ini saja selamatkan kyungsoo.
Aku berjanji, jika kyungsoo selamat, aku akan selalu menemaninya.
Jika perlu aku akan menikahinya dan tinggal bersamanya", monolog jongin memgang tangan kyungsoo yg dingin, kulitnya keriput karna terlalu lama didalam air.

Why Always Me - TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang