Awal Yang Baru

465 17 12
                                    



Aqilla resmi menjadi mahasiswi baru fakultas pendidikan di salah satu universitas negeri di Yogyakarta. Aqilla memperbesar langkah agar sampai ke ruang kelas dengan cepat. Dia tidak ingin menjadi pusat perhatian saat ini.

"Aww", Aqilla meringis mendapati kepalanya dilempar botol kosong.

Tawa seseorang perempuan di belakangnya memenuhi lorong. Dia adalah Sherly, sahabat kecil Aqilla. Aqilla mendengus sebal, sebab Sherly tidak tahu waktu jika bercanda dengannya. Sherly mendekati Aqilla yang melanjutkan berjalan tanpa mempedulikannya.

"Yaelah Qil, segitunya banget sama gue",

Aqilla tetap tidak mempedulikannya. Fokus dia ada pada bagaimana caranya dia cepat sampai di ruang kelas. Sedangkan Sherly tetap mengikutinya. Lima menit kemudian mereka sampai di ruang kelas.

Ruang tersebut tidak terlalu besar, namun bisa menampung 50 orang di dalamnya. Semua peralatan di dalamnya tertata rapih. Pewangi ruangan menyerang indra penciuman Aqilla. Dia memilih bangku di pojok ruangan dan diikuti Sherly yang berada di hadapannya.

Sherly mengebrak meja Aqilla, sontak Aqilla melihat Sherly dengan tatapan tajam.

"Lo tuh udah jadi mahasiswa, sifat lo yang suka menyindiri kayak begini sebaiknya dihilangkan", ucap Sherly tegas.

"Gue penyendiri juga enggak merugikan siapapun",

"Lo sendiri yang dirugikan Qil, gue udah sering ngomong begini tapi apa. Lo cuma iyain di mulut bukan di hati", ucap Sherly yang semakin emosi.

Haruskah pertemuan mereka setelah 6 tahun diwarnai dengan pertengkaran seperti ini. Sherly memang sahabat masa kecil Aqilla yang berpisah setelah lulus sekolah dasar, karena Sherly harus pindah ke Yogyakarta. Sherly menghela napas, sebenarnya dia tidak ingin berdebat masalah ini.

"Okee karena sekarang gue ada di dekat lu, gue akan bantuin lu", ucap Sherly sambil menantap tajam Aqilla

Aqilla akhirnya dengan terpaksa mengikuti saran dari Sherly yang ingin membantunya untuk menjadi pribadi yang sebenarnya bukan menggambarkan Aqilla sesungguhnya. Karena Aqilla tidak ingin merasakan kehilangan lagi, selepas dia kehilangan sosok yang dia sayang di masa lalunya.

"Oke, gue akan turutin semua permintaan lo. Terus apa yang harus gue lakuin sekarang ?", tanya Aqilla dengan alis yang terangkat sebelah penuh tanya.

"Yang harus lo lakuin sekarang adalah.." , ucap Sherly terputus

"Selamat pagi semuanya," ucap seorang laki – laki yang datang ke ruang kelas mereka Bersama teman temannya.

Sosok laki – laki kakak tingkat dengan badan tegak, kulit putih, rambut yang pendek, tebal, dan rapih, serta menggunakan almet kampusnya ditambah dia terlihat sangat perfect saat dia tersenyum. Namun dia adalah salah satu orang yang jarang ditemui dengan senyumannya bisa dibilang jutek . Namun diseluruh antero kampus dia sangat terkenal karena ketampanannya dan juga sikap dia yang jutek. Tidak ada satu wanitapun yang tak suka kepada dia namun tidak ada satu wanitapun yang berani berinteraksi langsung dengannya. Dia bernama Agam Wibawa Putra.

"Oke, sebelum jam kuliah dimulai disini gue mau minta waktu sebentar ya.." , ucap temannya yang bernama Yudha yang tak lain tak bukan temannya. Yudha Adi Wangsa, salah satu ketua HMJ, Berbadan tinggi, dengan kulit sawo mateng, rambut klimis rapih, dengan almet kampusnya. Yudha juga seorang yang di idam-idamkan seJurusan karena sikap dia yang tegas dan juga Wajah dia yang sangat manis. Yudha terkenal dengan prestasinya dalam menyampaikan pendapat serta dibidang akademisnya. Berbeda dengan Agam. Walaupun Yudha terkenal baik dan berprestasi ini, kabarnya Yudha juga dekat dengan banyak cewek alias si Tukang Pemberi Harapan Palsu.

Unpredictable loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang