Perubahan Kecil

235 7 2
                                    

Mata kuliah hari ini berjalan seperti biasa, tidak ada yang menarik bagi Aqilla. Sesuai janjinya kepada Sherly, dengan langkah berat ia menuju ruangan itu. Aqilla berhenti sekitar 3 meter dari ruangan HMJ, berpikir kembali tentang keputusannya apalagi Sherly tidak bisa menemaninya saat ini.

Beberapa orang berlalu lalang di lorong ini menatap bingung Aqilla. Ada yang diam-diam memperhatikan bahkan ada yang dengan terang-terangan melihat ke arahnya. Merasa diperhatikan Aqilla berbalik.

Brug

"Maaf", ucap Aqilla saat tahu dia menabrak seseorang.

"Eh Qilla, iya gapapa santai aja. Loh..bukannya lu mau ke situ ya, kenapa berbalik?", tanya Fajri sambil menunjuk ruangan HMJ.

Aqilla bernapas lega karena orang yang ditabrak bukan orang asing bahkan orang jahat, membayangkannya saja Aqilla sudah tidak sanggup. Akhirnya Aqilla bisa berbicara kepada Fajri dan lebih tepatnya mereka sudah berada di ruangan HMJ bersama-sama. Langkah kecil Aqilla berhasil membawanya ke ruangan ini.

Sekitar 10 menit kemudian, pembukaan dari ketua HMJ menyita perhatian para mahasiswa di ruangan ini. Aqilla mendengarkan dengan seksama dan teliti. Dia tidak ingin membagi konsentrasinya untuk saat ini, sebab ini adalah pengalaman pertamanya terjun ke dunia organisasi.

Setelah memperkenalkan anggota, mereka diperintahkan untuk mengisi formulir berupa biodata. Ada sekitar 20 orang yang akan menjadi anggota baru, termasuk Aqilla dan Fajri. Semua mengisinya dengan wajah antusias, tapi tidak dengan Aqilla. Dia memasang wajah bosannya.

"Vernanda, nanti kamu jangan pulang dulu ya", kata Yudha setelah membaca biodata Aqilla.

Aqilla terus berpikir mengapa hanya dia yang tidak diizinkan pulang sedangkan yang lainnya sudah berangsur-angsur meninggalkan ruangan ini. Aqilla mulai tidak tenang, matanya terus memperhatikan sekitar. Bahkan Aqilla sempat beradu tatap dengan Yudha yang masih sibuk dengan lembar biodata.

"Gue duluan yaa", pamit Fajri.

"Eh tungguin dong", mohon Aqilla.

Yudha memperhatikan mereka dan memberi isyarat kepada Fajri. Fajri menangkap isyarat itu dan memberitahukannya kepada Aqilla. Fajri pun segera bergegas untuk pergi sebab dia tidak ingin berurusan dengan kak Yudha dan Apalagi dia adalah juniornya yang baru saja daftar untuk menjadi anggotanya.

Yudha yang dari kejauhan melihat Aqilla kini mulai mendekatinya. Aqilla bersikeras untuk tetap tenang namun apa daya dadanya makin berdegup kencang seperti seseorang sedang marah dan menabu drum keras keras didalam dadanya.

"Kamu Verdanda Aqilla Zahra?" , tanyanya dengan senyum tipis dan memegang kertas formulir milik Aqilla.

"Iya ka" , jawabnya dengan singkat.

"Gue mau minjam waktu lu sebentar untuk gue intrograsi",

'Aduhhhh mampus gue, intrograsi apaan lagi..' bisiknya dalam hati

"Ayo ikut gue", ajak Yudha yang dengan refleks menggandeng tangan Aqilla yang halus.

Aqilla memang tidak putih, dia gadis dengan kulit sawo mateng yang memang kulitnya halus dan bagus. Kini Aqilla dibawa kedalam ruang sekretariat HMJ. Mereka sekarang sudah berada didalam dan hanya berdua.

"Lo duduk sini ya", perintah Yudha yang kini sedang merapihkan tempat duduk terlebih dahulu sebelum Aqilla mendudukinya.

Aqilla hanya menatap sekeliling ruangan yang tidak terlalu lebar, ditatapnya hanya ada lemari buku serta berkas berkas yang mungkin penting dan dia tahu didalam ruangan itu hanya dia dan ka Yudha. Aqilla merasa takut dan cemas apa yang akan dibicarakan hanya berdua seperti layaknya maling yang sedang disidang. Untung saja Aqilla membawa buku yang tebal didalam tasnya untuk mengantisipasi ada kejadian yang tidak diinginkan. Yudha pun sekarang berada tepat di depan Aqilla, kini mereka bertatap muka. Entah sihir dari mana Yudha seperti terhipnotis saat matanya bertemu mata yang begitu indah yang belum dia tatap sebelumnya dengan jarak sedekat itu.

Unpredictable loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang