Pekan Perkenalan HMJ (2)

118 4 0
                                    

Malam terakhir di desa ini, panitia mengadakan acara api unggun. Sebagian peserta dan panitia telah berkumpul di lapangan kecil dengan membentuk lingkaran. Di tengah mereka sudah terdapat api unggun yang mulai membesar.

Beberapa dari mereka keluar menggunakan jaket sedangkan Aqilla hanya memakai sweater yang hanya sehelai lapisan, sehingga angin masih bisa menembus menusuk kulitnya hingga ke tulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa dari mereka keluar menggunakan jaket sedangkan Aqilla hanya memakai sweater yang hanya sehelai lapisan, sehingga angin masih bisa menembus menusuk kulitnya hingga ke tulang. Aqilla mencoba menghangatkan tubuhnya sendiri dengan mengusap usap tangannya berulang kali.

"Qill, lu kenapa? Sakit?", Fajri yang datang dari kamar menghampiri Aqilla yang sedang menunggu kawanan kelompoknya diluar untuk pergi ke api unggun bersama.

"Eh, engga kok." Aqilla segera menyembunyikan mimik kedinginannya.

"Yaudah yuk, Marsha Deni buruan udah pada rame tuh di lapangan. Ga usah dandan menor menor deh", teriak Fajri dengan suara bass nya.

Akhirnya mereka berempat segera ikut bergabung bersama kelompok yang lain untuk mengikuti acara terakhir PPH ini.

"Untuk semua junior HMJ, malam ini adalah malam terakhir kita", ucap Anggun.

"Kaya lagu aja lu Nggun, Malam ini..... Malam terakhir bagi kita untuk mencurahkan rasa rindu didada----Rhoma Irama" Ledek Hendra.

"Tariiiikkk mang yihaaaaaayy" tambah Tika

"Apaan sih lu Ndra, Tik, serius sedikit ngapa. Oiya untuk menutup acara PPH kita malam ini, kita bakalan ada satu games lagi. Gamesnya sangat seru, sangat menegangkan, dan juga akan bisa menumbuhkan rasa kesolidaritasan kalian semua", jelas Anggun untuk menggiring semua peserta ke acara selanjutnya.

"Acaranya ngapain aja tuh ka?" tanya Tika sebagai tek-tokan Anggun.

"Sebagian panitia yang tidak menjadi pembimbing sudah menyebarkan surat yang berisi pesan penting di seluruh daerah sekitar sini, Hanya di sekitar villa ini tidak keluar dari lingkungan villa. Jadi nanti setiap kelompok bersama kakak tingkat pembimbingnya akan bekerja sama untuk mencari surat tersebut. Dan masing masing kelompok harus mendapatkan 3 surat, Jika sudah terkumpul 3 surat dapat berkumpul kembali di lapangan api unggun ini. Mengerti semua?"

"Mengerti ka", jawab seluruh peserta.

Aqilla yang sudah berkumpul bersama kelompoknya kini masih berusaha menahan dinginnya angin malam di Jogja ini. Sementara teman – teman nya merasa hangat karena mereka membawa jaket yang tebal. Agam dan Anggun pun segera menghampiri kelompok Aqilla. Agam dan Anggun segera mengatur barisan kelompoknya. Fajri berada paling depan sebagai ketua dan penjuru sedang Aqilla dibaris paling belakang. Tiba-tiba, seseorang berada dibelakang Aqilla dan memberikan kehangatan. Dia memakaikan jaket pada Aqilla, sontak Aqilla kaget dan hampir terpeleset untung saja orang tersebut menahannya dengan tangan kanannya.

"Udah tau dingin bukannya bawa jaket. Nih pake. Gue tau lu dari tadi nahan kedinginan kan? Lain kali tuh bawanya jaket bukan sweater tipis, ga ada efeknya kaya gini. Kalau lu sakit siapa yang mau tanggung jawab?" seseorang itu seperti kesal dengan Aqilla.

Unpredictable loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang