# Again

302 13 0
                                    

Hari demi hari berlalu. Hari ini aku ke rumah sakit pukul 09.00 teng. Hari ini kakek tidak masuk karena tidak enak badan. Kupikir hari ini akan menjadi hari yang cukup melelahkan. Tidak ada kakek di rumah sakit, itu berarti aku harus benar-benar menjalankan tugasku dengan baik.

"Assalamualaikum ibu direktur" sapa seseorang yang tengah berdiri di depan ruanganku.

"Waalaikumsalam. Ada urusan apa ke sini?" tanyaku datar kepadanya.

Dan ternyata orang itu adalah dokter Tatra. Begitu melihatnya, hatiku tiba-tiba menjadi hitam. Semangatku yang telah membara sejak bangun pagi tadi kini berubah 180 derajat. Aku berusaha menghiraukan keberadaannya.

"Maaf yah, kakek tidak ada di sini. Jadi mohon anda untuk segera pergi dari hadapan saya. Sekarang juga!" ujarku tegas kepadanya tanpa hati.

"Gue nggak nyari kakek loe. Gue ke sini mau ketemu sama loe" ujarnya dengan senyuman.

Oh no! Senyuman itu lagi. Senyuman seorang malaikat namun berhati jin. Dia sangat menyebalkan. Hari ini dia merusak semangatku. Kata-katanya sungguh menyebalkan. Aku kembali tidak menghiraukannya dan masuk ke dalam ruanganku.

Berusaha tidak memperdulikannya, aku kembali mempelajari beberapa data yang masih harus dipelajari. Semua data ini harus aku pelajari sebelum terbang ke Australia. Karena jika tidak ada aral melintang, minggu depan aku sudah harus berada di Australia untuk melanjutkan study di sana.

Hari demi hari aku belajar tentang banyak hal. Utamanya dalam hal memperbaiki diri. Dalam hal disiplin dan mandiri tentunya. Kata kakek, untuk hidup di luar negeri tidak bisa jika menerapkan hidup seperti di Indonesia. Karena di sana sangat disiplin. Begitu pun dengan kata Mas Abi.

Tempat yang nantinya akan kutinggali selama di sana sudah diatur oleh kakek. Rumah tersebut adalah rumah milik salah satu teman kakek. Dan lokasinya juga mudah ditemukan.

Setelah jam makan siang, aku harus ke kampus untuk benar-benar meyelesaikan semua berkas-berkas yang diperlukan. Karena keadaan rumah sakit hari ini mendukung, aku bisa menggunakan waktu lebih banyak untuk mengurus semuanya di kampus.

Setengah jam kemudian, aku tiba di kampus. Karena hari ini dosenku cukup sibuk, aku harus menunggu beberapa jam untuk bisa bertatap langsung dengannya. Sambil menunggu, aku berjalan-jalan di sekitar fakultas untuk mengenang masa-masa selama masih menjadi mahasiswi di kampus ini. Rasanya terlalu cepat. Semuanya berjalan begitu cepat tanpa aku sadari. Tempat ini sama sekali tidak berubah dari awal aku berada di tempat ini, sekitar empat tahun yang lalu.

Kurang lebih setengah jam, adzan magrib akan berkumandang. Aku baru saja selesai mengurus semuanya. Di perjalanan pulang, Hpku berdering. Ternyata telepon dari ayah. Ayah menanyakan lokasiku sekarang di mana. Katanya semua orang rumah sedang menungguku. Hari ini semuanya akan makan malam di rumah.

Tak lama setelah ayah menelponku, Hpku berdering kembali. Ternyata telepon dari Mas Abi. Dan Mas Abi juga menanyakan hal yang sama dengan ayah.

"Sudah pulang belum?" tanyanya terburu-terburu.

"Iya, aku sudah ada di jalan. Bentar lagi sampai rumah" jawabku sambil fokus menyetir.

"Baguslah. Hati-hati nyetirnya" lanjutnya kemudian mematikan telepon.

***

Begitu sampai rumah, aku terkejut melihat semuanya yang lagi asyik ngobrol di ruang keluarga. Namun ada yang aneh dari jumlah anggota keluargaku. Yang tinggal di rumah ini kan hanya ada ayah, ibu, aku, kakek, dan bibi. Nah sekarang jumlahnya lebih dari itu.

WHOWhere stories live. Discover now