# Success 2

156 5 0
                                    

Keadaan semakin memburuk. Entah apa yang harus dilakukan. Sekarang masalah ini telah dibawa ke pengadilan. Pak Sutoyo dan Pak Hadi mengajukan tuntutan terhadap RS Aurora.

Kakek dan Mas Abi begitu sibuk mencari kebenaran tentang masalah ini. Namun sampai detik ini belum ada bukti yang berhasil ditemukan.

Tidak mudah untuk mengungkapkan kebenaran. Terlebih dengan sikap masyarakat yang juga ikut membuat masalah. Setelah artikel di surat kabar kemarin muncul juga sindiran dan penghinaan di berbagai media sosial.

Cikal bakal dan dalang di balik ini semua sudah aku tahu. Mas Abi telah menceritakan semuanya. Namun anehnya, aku tidak sepenuhnya percaya. Terlebih dengan dokter Tatra. Dia orang yang baik. Dia tidak akan melakukan hal selicik itu untuk mewujudkan cita-citanya. Dia orang yang hebat. Dia bisa sukses tanpa berbuat hal bodoh seperti itu.

Semuanya tidak masuk akal di dalam kepalaku. Tidak mungkin. Namun Mas Abi juga tidak akan mungkin berbohong kepadaku. Ahh! Kepalaku ingin pecah memikirkan masalah ini. Semua orang dibuat gila karena ini.

Hari ini adalah persidangan perdana. Entah bagaimana jadinya sebentar. Kakek dan Mas Abi telah banyak mempersiapkan diri. Aku juga harus hadir hari ini untuk menyaksikannya langsung.

Aku harus mencari tahu kebenarannya. Hatiku tidak akan tenang jika hanya tinggal diam. Aku juga tidak yakin jika dokter Tatra mendekatiku hanya untuk memuluskan langkahnya. Dan jika memang benar seperti itu, rasanya aku tidak akan bisa membencinya. Mungkin benar apa yang dikatakan Mas Abi, sekarang aku benar-benar jatuh cinta dengan dokter Tatra.

Meskipun begitu, hatiku juga masih mencintai Mas Abi. Namun kini sebagiannya terganti oleh dokter Tatra. Entah harus bagaimana aku melepaskannya. Aku ingin melakukannya. Sangat. Namun sampai detik ini aku tidak bisa melakukan itu. Hati kecil seseorang tidak akan bisa berbohong. Meskipun aku berbohong kepada Mas Abi juga sama saja. Dia pasti tahu. Bahkan sebelum aku menyadarinya, dia lebih dulu menyadarinya.

Sampai persidangan perdana ditutup oleh pak hakim dan di lanjutkan seminggu kemudian, batang hidung dokter Tatra tidak pernah muncul. Dan anehnya, ketidakhadirannya membuatku gelisah. Aku tidak tahu mengapa.

Sebelum Mas Abi menyadarinya, aku lebih dulu menghilang dari ruang persidangan. Aku pergi ke tempat yang bisa memberikan sedikit informasi.

Aku tiba di RS Elza lima belas menit kemudian. Entah mulai dari mana aku harus mencari informasi. Saat berjalan di koridor lantai dua, aku berpapasan dengan dua orang laki-laki berpakaian rapi.

Jika dilihat dari penampilannya, kedua orang itu seperti seorang pengusaha. Langkahku kuperlambat guna bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

"Mereka benar-benar hebat, kan? Coba lihat hasilnya sekarang. Bahkan melebihi apa yang direncanakan. Kita juga mendapat untung dari sini"

"Benar sekali Bung, tapi yang aku dengar dokter Tatra ingin mengacaukannya. Padahal ini sangat menguntungkan pihaknya"

"Bodoh! Dasar anak ingusan. Dia tidak boleh melakukannya, bisa mati mereka"

Aku mendengarkan pembicaraan kedua orang itu baik-baik. Ternyata mereka juga tahu tentang masalah ini. Namun aku sama sekali tidak tahu siapa mereka.

Sepertinya masalah ini melibatkan banyak pihak. Mereka sekongkol untuk menjatuhkan kakek. Apa mungkin mereka adalah musuh kakek? Bisa jadi seperti itu, namun aku tidak bisa memastikannya.

WHOWhere stories live. Discover now