Bagian 1: Lembaran Baru

97 13 1
                                    

Lupakan semua yang sudah
berlalu dan memulai lembaran baru

***

Sinar mentari masuk melewati celah - celah jendela kamar seorang cewek, jendela yang akhirnya dibuka itu membawa masuk udara sejuk pada pagi hari itu. Angin berhembus kencang memasuki jendela, mengibaskan rambut panjang terurai milik Chinta.

Chinta Laura Azzahra, cewek dengan paras wajah cantik dan rambut ikal-nya yang diurai indah, menambah kecantikan tersendiri pada dirinya.

"Pagi yang cerah untuk memulai aktivitas baru," serunya dengan tersenyum tipis. Ia langsung saja merapikan tempat tidurnya dan bersiap untuk sekolah.

"Morning, Mah!!!" suara Chinta menggema hingga ujung ruangan, gadis itu berjalan menuju meja makan dan mengecup pipi mama-nya itu.

"Pagi juga, sayang!!" balas Fira. "Sarapan dulu nih, udah mamah bikinin nasgor kesukaanmu!" sambungnya.

Chinta mengangguk senang, dan bergegas menduduki kursinya. Ia melahap nasgor nya dengan cepat. Tak lama Chinta menghabiskan sarapannya, ia sudah dipanggil oleh seseorang dari luar. Yah-- Siapa lagi kalo bukan Amara dan Gishel, dua sahabatnya sejak ia masuk di SMA Ksatrian.

"Chintaaa-- Ayo buruan ntar telaat looh-," teriak Gishel dari teras rumah Chinta. "Mah, Chinta berangkat dulu ya!" serunya sambil mencium tangan dan pipi Fira.

"Chinta sayang mamah." sambungnya sambil tersenyum manis kearah Fira, lalu bergegas mengambil tas dan berlari keluar rumah. Fira hanya geleng - geleng melihat kelakuan anaknya itu.

"Nta, lama amat sih lu!" ucap Gishel tak sabaran. Sementara Chinta hanya meringis kearah kedua temannya. "Sorry" ucapnya, sambil memasukan badannya ke jok belakang mobil milik Ghisel.

Amara hanya geleng - geleng melihat tingkah laku kedua temannya itu, ya, Amara adalah sahabat Chinta yang penuh perhatian, dan sangat setia. Sementara Gishel juga merupakan sahabat Chinta yang bawel tetapi juga perhatian dan selalu membela sahabat - sahabatnya.

***

Chinta dan kedua sahabatnya keluar setelah memarkirkan mobil mereka. Ketiga cewek itu menyusuri koridor sekolah dan menuju mading sekolah untuk melihat kelas yang akan mereka tempati di kelas XI ini.

"Yah kita gak sekelas sama Amara, gue ama Chinta dikelas XI IPA 2." gerutu gishel sambil memajukan bibirnya 3 centi. "Iya mar, kok lo di kelas XI IPS 1 sih? Lo pindah ke Ips?" tanya Chinta.

"Iya nih, kata Bu Lucy gue lebih pinter sejarah gitu! Nilai Ipa gue jelek." jelas amara.

"Sesuai ama hoby gue yang suka baca, gue juga pusing ama hitung - hitungan mulu nih," sambungnya.

"Ya tapi kan nanti gak bisa ketemu," ucap Gishel.

"Ntar gue ke kelas kalian deh, kita ngantin bareng." Jelas Amara dengan senyum ramahnya kearah Gishel dan Chinta.

"Tapi kan--" protes Gishel dipotong oleh Chinta. "Udah yuk, bawel amat lo, Shel, kayak induk ayam kehilangan anaknya tau gak. Yang penting Amara seneng kan!" seru chinta dengan wajah mengejek.

"Upacaranya udah mau mulai tuh." sambungnya. Gishel berdecak sebal karna kelakuan Chinta.

Chinta dan Gishel berjalan beriringan di koridor sekolah menuju lapangan upacara, tentu saja tanpa Amara karena kelas mereka berbeda. Kelas chinta dan gishel XI IPA 2 berada di lantai 2 sementara kelas amara XI IPS 1 berada di lantai 3.

 LOVE  PHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang