Kesepian lebih baik daripada kesakitan
- Chinta -
***
"Ini Lo bukan?"
Arga membulatkan matanya, tangannya mengepal. Begitu melihat sebuah foto berisikan Arga yang sedang berada di kamar 211 rumah sakit.
"Mau lo apa sih, Ca?!" Tegas Arga.
"Mau gue? Mau gue dari dulu sampe sekarang masih sama Ga, gue mau lo jadi pacar gue dan terus memandang gue. Bukan orang lain!" Jelas cewek yang sedang menggenggam sebuah foto Arga dirumah sakit.
"Ck, lo gak pernah berubah." Smirk senyum Arga tak membuat cewek dihadapannya itu getar.
"Lo mau Cewek itu atau mungkin seseorang yang ada dikamar ini ngalamin kejadian yang sama kayak dia." Ancamnya pada Arga.
"Gak usah lo ganggu Chinta, dia gak ada hubungannya sama gue."
"Oh ya? Gimana sama gosip yang beredar itu?"
"Ck, Denger ya Ca! Gue gak akan pernh suka sama cewek psikopat kayak lo!" Bentak cowok itu dan berjalan membelakangi Becca.
"Klo gue gak bisa miliki lo, orang lain juga gak akan bisa Ga." Gumamnya.
Chinta Laura Azzahra
Hujan turun tepat setelah Chinta menepakkan kakinya di parkiran sekolah dua jam yang lalu. Langit yang awalnya biru berubah menjadi abu - abu.
"Aduh!!! udah jam berapa coba ini, bisa ditanyain mamah karna telat pulang gini mau alesan apa coba? Mana sih si Gishel," gerutu Chinta di tengah rintihan hujan. Ia berlari menepi ketika tetesan air mulai mempercepat jatuhnya menuju tanah.
"Gue harus gimana nih? mana hujan makin deres lagi!"
Chinta membuka resleting tas miliknya dan mengeluarkan ponselnya, ia bermaksud memesan ojek online lewat aplikasi yang ia instal tadi.
***
Alvaro Gearga Fernando
Sudah sejak bel pulang sekolah dibunyikan. Arga sudah pergi meninggalkan sekolah. Cowok itu tampak terburu - buru untuk pergi ke suatu tempat.
"Mau kemana tuh si Arga? buru - buru amat." Ucap Rio yang mendapat gelengan dari teman - temannya.
"Tau tuh semenjak dapet telfon tadi dia kelihatan buru - buru." Sambung Galang.
"Gue kok ngerasa ada yang kelupaan ya!!." Arga mengendarai motornya, ia mengurangi kecepatan motornya ketika hampir sampai ditempat tujuannya.
"Ah udahlah, ini jauh lebih penting!" Cowok itu melepas helm yang melindungi kepalanya dan menitipkannya di pos satpam rumah sakit.
Arga berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju kamar nomor 211.
Terbaring sosok yang berumur satu tahun lebih muda darinya.
"Maaf mas-- tadi telfon tiba - tiba, saya hanya ingin menyampaikan bahwa keadaan pasien mas sudah mengalami kemajuan!!." Ucap Suster yang menangani pasien ruang tersebut.
"Serius sus?!" tampak segaris senyum mengembang diwajah Cowok itu.
"Jari nya sudah ada yang bergerak tadi mas, mungkin cepat atau lambat pasien akan bangun dari komanya. Kalau begitu saya tinggal dulu ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE PHOBIA
Teen Fiction[Ongoing] "Tapi, Klo bukan karna semua itu, gue gak akan kenal lo!" Seru Arga. "Semua cowok ternyata emang sama aja ya, hobby mainin hati cewek." Chinta tersenyum miring. *** Cinta .... Sebuah anugrah terindah yang tercipta dari sebuah rasa, melahir...