Bagian 3 : Musibah

63 10 1
                                    

Gak butuh waktu banyak buat gue mencintai lo, tapi kenapa butuh waktu bertahun tahun buat gue ngelupain lo

***

"Nih pesenan kalian!" Amara menaruh nampan yang berisi pesanan kedua sahabatnya itu di meja yang sedang mereka tempati saat ini.

"Thanks!" ucap Gishel dan Chinta bersamaan.

Gishel meneguk es jeruk nya, Setelah tenggorokannya yang kering sudah segar ia melanjutkan mengobrol dengan kedua sahabatnya,"Gila tuh guru, ya kali anak IPA ma IPS satu kelompok!!!" gerutu Gishel.

"Pa'an sih shel, alay deh, inikan cuman bahasa!!" Chinta menggigit roti yang sudah ia beli tadi. Sementara Amara yang tidak mengerti hanya melakukan aktivitas makannya. "Yaudahlah yang penting makan," ucap Gishel.

Sepuluh menit kemudian makanan dan minuman yang mereka pesan hanya menyisakan piring dan gelas.

"Eh shel, masih ada 20 menitan lagi nih, cari kelompok yuk!!" ajak Chinta yang mendapat anggukan dari Gishel. "Lo mau ikut gak mar?" tanya Chinta pada Amara.

"Gak deh, gue langsung ke kelas aja." Amara berdiri dari tempatnya. "Tapi keluar kantinnya bareng lah--" sambung Amara

Pemandangan yang pertama kali Chinta dan Gishel lihat, kelas XII IPS 1 penuh dengan siswa kelas itu dan siswa kelas Chinta yang sedang mencari kelompok.

"Waw itu kelas atau pasar ya nta?" ucap Gishel,

"Gak tau, pasar kali, Shel." balas Chinta, Kedua gadis itu melangkahkan kaki memasuki ruang kelas XII IPS 1.

"Hmm, Shel?Lo aja yang masuk ya. Gue tunggu di luar! jangan sampe sekelompok sama cowok lho!" pinta Chinta yang diberi anggukan oleh Gishel.

"Permisi kak, mau tanya apa ada temen kakak yang belum dapat kelompok bahasa?" tanya Gishel sopan.

"Oh gue gak tau, tanya ketua kelas aja!" balas Sinta yang sedang mengoleskan bedak ke wajahnya sambil bercermin.

"Kalo boleh tau, ketua kelasnya sapa ya kak?" tanya Gishel kembali.

"Ih lo banyak tanya dech, tuh ayang Gaga." balas Sinta tanpa menengok sedikitpun.
'Makasudnya Kak Arga? Jijay anjir' Batin gadis berkuncir kuda itu, "Makasih kak," sambungnya.

"Nyebelin banget sih tu kakkel," gerutu Gishel pelan. Sementara Chinta sudah bosan menunggu di luar, ia daritadi hanya mengotak - atik hp nya. Ia sedikit berjinjit mengintip dari luar jendela.

"Permisi kakak - kakak yang ganteng," ucap Gishel semanis mungkin. Ke empat cowok yang tak lain adalah Arga, Rio, Angga, dan Galang menoleh menghadap sumber suara.

"Kak Arga, kenalin! gue gishel dari kelas XI IPA 2. kakak kan ketua kelas disini! apa dikelas ini ada yang belum dapat kelompok sama anak IPA?" tanya Gishel disertai senyum semanis mungkin. Chinta yang melihat itu langsung menutupi mukanya, malu.

Arga menaikkan satu alisnya sambil menatap Gishel, tak asing dengan wajahnya tapi dia lupa pernah bertemu dimana. Kemudian cowok itu beralih menatap dibelakang adik kelasnya itu, Arga mulai membuka mulutnya

"Lo sendiri?" tanya Arga.

"Nggak kok, sama temen kak,".

"Temen lo?"

"Di luar kak!"

"Kenapa gak masuk? dia jadiin lo babu gitu?" Arga beranjak dari tempatnya.

 LOVE  PHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang