Bagian 6 : Kepercayaan

38 8 0
                                    


Gue gak tau harus bersyukur atau apa. karna masalah lo kali ini, gue bisa ngelihat senyum lo yang hanya bisa gue nikmati

- Arga -

***

"Wah wah wah, jadi lo yang namanya Chinta?"

Mata ketiga cewek itu terbelalak melihat sosok diambang pintu.

"Kenapah? Terkojoed hah?"

"Ho.oh gue terkejoed, ngelihat muka lo yang bahkan lebih serem dari hantu," Balas Chinta, diikuti tawa kedua sahabatnya dan dua orang di belakang lawan bicaranya.

Cewek yang menjadi lawan bicara Chinta menatap tajam kedua teman dibelakangnya.

"Urgh, Lo berani ngelawan gue hah?"

"Ngapain gue harus takut ngelawan Beccabe kaya lo," Senyuman sinis terukir di wajahnya.

"Nta, udahlah lo kan masih sakit?" Ujar Amara menenangkan gadis disebelahnya itu.

"Hahaha, temen lo takut tuh, emang dasarnya kalian itu lemah aja, dasar genit, sok kecantikan banget nggodain Arga gue, Emang dasar CABE loh," Becca memainkan rambutnya yang ikal.

Chinta turun dari ranjangnya, ia berjalan mendekati kakak kelasnya itu, "Lo gak punya kaca ya? perlu gue beliin? Kalo punya dipake dong bedak setebel itu ngatain orang cabe."

Gishel dan Amara hanya menatap takjub melihat keberanian Chinta, secara Becca dianggap ratu keji di SMA Ksatrian, dia memperlakukan adik kelas yang berani melawannya, seperti binatang.

"Sok banget lo nantangin gue!! Temen - temen lo aja diem, mereka takut kali ya ama gue, Hahaha,"

"Kalo gak niat ketawa, jangan ketawa dong, suaranya gak lebih baik dari suara kuntilanak!!"

"Temen gue gak takut kok, mereka itu hemat bicara, gak perlu ngomong yang gak penting sama orang kayak lo," Sambung Chinta.

Keduanya saling melontarkan tatapan mautnya.

"Urgh, Lo belum tau aja. Apa yang bakal terjadi sama lo setelah ini!" Kesal Becca dengan kedua tangan mengepal.

"Cabut guys!! Tunggu aja!" Sambungnya.

Chinta menghentikan langkah Becca dengan menggenggam pergelangan tangan milik kakak kelasnya itu dengan erat.

"Gue peringatin ke lo! Klo lo masih ngganggu anak - anak lain, gue jamin lo dan kedua temen lo bakal angkat kaki dari sekolah ini," Ucap Chinta terdapat penekanan disetiap tutur katanya.

"Dan satu hal lagi, gue gak pernah sekalipun ngedeketin Arga, doi lo itu."

Becca melepaskan cekalan tangan Chinta secara paksa, wajah putihnya memerah dengan amarah yang tak bisa ia keluarkan, ia benar - benar malu diperlakukan seperti itu untuk pertama kalinya. Cewek itu juga sedikit takut dengan ancaman yang dikatakan Chinta, karna dia belum mengenali adik kelasnya itu secara keseluruhan.

Becca menerobos pintu melewati kedua temannya yang tak membantunya sama sekali, kali ini dia benar - benar dipermalukan.

"Huft.." Chinta menghela nafas panjang ketika Becca dan kedua temannya pergi.

 LOVE  PHOBIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang