[ 04 ] Fucking Friendshit

4.3K 466 92
                                    

"The loser always wins the war of ego."
—Arlene Park, Je Te Déteste

Setelah melewati malam yang terasa lebih panjang dari biasanya, Chanyeol betulan merasa lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melewati malam yang terasa lebih panjang dari biasanya, Chanyeol betulan merasa lelah. Sehabis mengunjungi Anneliese pagi tadi pun laki-laki itu langsung menuju kamarnya sendiri. Bermaksud mengistirahatkan tubuh, meski satu panggilan masuk dari Sehun sempat menginterupsi rencananya. Membuat Chanyeol terpaksa menerima panggilan tersebut sembari melemparkan diri ke tempat tidur.

Chanyeol mengingat dengan baik seluruh percakapannya dengan Sehun via telepon beberapa waktu lalu. Bagaimana sahabatnya itu mati-matian mendebatnya soal pernikahan, bahkan tak segan menantangnya lewat cara yang biasa mereka lakukan setiap kali berselisih paham. Chanyeol lantas menyanggupinya dengan kelewat mudah sebelum berakhir terlelap tanpa sempat membersihkan badan, apalagi berganti pakaian. Anehnya, pagi tadi justru menjadi kali pertama—setelah sekian lama—Chanyeol bisa tertidur lelap tanpa bermimpi buruk. Tak ayal kebenaran tersebut membuat tubuh Pria Han terasa segar saat terbangun satu jam lalu.

Bertepatan dengan Chanyeol yang baru saja keluar dari kamar, Lay muncul dari arah berlawanan. Menatap bingung atasannya yang tampak rapi di sore hari. Pemandangan yang tentu saja terlihat aneh mengingat Chanyeol nyaris tak pernah meninggalkan rumahnya, selain di malam hari.

"Bagaimana yang kuminta tadi pagi?"

Lay bergeming alih-alih langsung menjawab. Memberi jeda untuk pikirannya yang masih sibuk merangkai kata sampai lupa bahwa dirinya sedang berhadapan dengan salah satu manusia paling tidak sabaran di muka bumi.

"Kau tuli?"

"Maaf, Tuan, tapi—"

"Aku bertanya, Lay," pungkas Chanyeol penuh penekanan, "dan yang perlu kau lakukan adalah menjawab, bukannya mendebatku!"

Pria Han memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana. Tampak tenang, sekalipun nada bicaranya kentara diliputi kekesalan. Iris hitamnya sibuk mencecar Lay, menilai presensi tangan kanannya tersebut dari kepala sampai kaki sebelum kembali bicara. "Kuharap kau tidak mengulangi apa yang kau lakukan di masa lalu."

Lay menunduk sembari menghela napas panjang lantaran kehabisan kata dan situasi ini dimanfaatkan Chanyeol untuk menumpahkan isi kepalanya yang ia tahan sejak lama. "Aku tahu kau melakukan itu karena kau peduli padaku," Chanyeol mengambil satu langkah maju sebelum meraih bahu kanan Lay, "tapi yang kau lakukan membuatku kehilangan dia, Lay. Aku takkan biarkan hal yang sama terjadi untuk kedua kalinya. Kau tahu aku paling benci kehilangan, 'kan?"

"Maaf, Tuan."

"Jangan pikir aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi." Chanyeol sempat membisu. Sengaja menunggu hingga Lay mau menatapnya kembali. "Aku juga sengaja membiarkanmu tetap menghubungi gadis itu diam-diam dan melaporkan apa-apa saja yang kulakukan setiap hari padanya karena aku memang menginginkannya."

Je Te DétesteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang