[ 11 ] Trap

2K 290 134
                                    

"Trust is a dangerous game."
—Kai Ahn, Je Te Déteste

Selepas membukakan pintu untuk Anneliese dan Yoora, Ronald langsung masuk ke balik kemudi disusul Lay yang mengisi bangku kosong lain di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas membukakan pintu untuk Anneliese dan Yoora, Ronald langsung masuk ke balik kemudi disusul Lay yang mengisi bangku kosong lain di sebelahnya.

Keempat manusia itu terjebak dalam keheningan untuk waktu yang lama. Sama sekali tidak berniat membuka percakapan, meski mobil yang mereka tumpangi sudah jauh sekali meninggalkan pelataran rumah Chanyeol.

Sejatinya Lay membenci situasi yang sekarang menjebaknya. Terlebih menghadapi perubahan Anneliese. Istri dari bosnya yang ia kenal begitu ceria selama beberapa hari ke belakang. Namun, berubah menjadi pendiam setelah kembalinya Yoora.

Kebingungan seolah mencekik kerongkongan Lay hingga serak. Mendorongnya untuk lekas meraih sebotol air mineral yang ada di atas dasbor. Meminumnya tanpa berkata apa-apa.

Anneliese dan Yoora yang duduk di kursi tengah pun memilih untuk sama-sama menatap keluar jendela. Memperhatikan jalanan yang mereka lewati dalam diam hingga Anneliese menemukan satu kejanggalan.

"Ini bukan jalan ke apartemen Justin."

Yoora lantas menoleh dan menemukan tubuh Anneliese yang sudah condong ke depan, menyongsong presensi Ronald sembari bertanya, "Ini bukan jalan ke unitnya Justin, 'kan?"

Sosok yang ditanya memilih diam. Di mana Anneliese refleks memalingkan fokusnya kepada Lay. Namun, gadis ini kian dibuat resah begitu mendapati tangan kanan suaminya itu malah terpejam.

"Ronald! Berhenti!" Anneliese membentak. Melawan rasa takutnya sendiri sambil mengguncang tubuh Lay. Berharap pria itu hanya—tidak sengaja—tertidur, bukannya pingsan. Akan tetapi, tak peduli sebanyak apa pun Anneliese mengerahkan tenaga, Lay tetap saja bergeming.

"Ronald!" Anneliese menjerit. Ganti mengguncang tubuh besar di belakang kemudi yang belum menunjukkan reaksi apa-apa. "Berhenti! Ku—"

"DIAM!" Satu bentakan yang lolos menyadarkan Anneliese bahwa ketakutannya bisa saja berakhir pada kebenaran. Membuatnya memundurkan kepala, meretas jarak sebanyak mungkin dari sosok yang sekarang terlihat sangat menakutkan.

"Ada apa ini?" Yoora bergumam. Ketakutan sampai sekujur tubuhnya gemetar. Tak sadar meraih jemari Anneliese guna mencari perlindungan. Sama sekali tak menolak ketika tubuhnya ditarik masuk ke dalam pelukan Gadis Janvier tersebut. "Kenapa?"

Anneliese tidak menjawab pertanyaan Yoora, melainkan mencecar Ronald yang masih sibuk berkutat dengan kemudi. "Kumohon berhenti, Ronald. Ada apa denganmu? Kau tidak sedang berusaha mencelakai kami, 'kan? Chanyeol—"

"Kubilang diam!" sentak Ronald. Lagi.

"Paling tidak turunkan Yoora—"

Satu todongan pistol membungkam Anneliese seketika. Masih dengan satu tangan yang menaklukkan kemudi, sisanya baru saja Ronald gunakan untuk mengarahkan revolver ke belakang.

Je Te DétesteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang