"Only the egoist who heals themselves by wounding others."
-Ilana Kim, Je Te DétestePantulan kaca rias berhasil membuat Anneliese terpekur. Hazelnya bergulir, mendamba keindahan semu yang kini memenuhi fokusnya, lalu kian hancur begitu melihat gaun putih di atas ranjang.
Sejak kecil Anneliese memang memimpikan pernikahan mewah dengan pria tampan yang akan mendampinginya di altar. Tak menampik bahwa ia selalu mengharapkan datangnya seorang pangeran yang dapat membebaskannya dari beban berat kehidupan. Namun, tidak dengan cara seperti ini. Tidak dengan menjatuhkan mimpinya ke dalam genggaman seorang Han Chanyeol yang bahkan belum genap dua hari dikenalnya.
Sesak itu ada, mengiringi segala pengandaian Anneliese tentang masa depan. Kehidupan rumah tangganya bersama Chanyeol yang akan segera dimulai tanpa adanya cinta. Harus bagaimana ia menjalaninya nanti?
"You look so beautiful, Miss Jan—oh." Suara sopran itu terdengar. Menghancurkan kuasa sepi, lalu menarik paksa Anneliese dari alam bawah sadarnya. Tak lama, hanya dalam hitungan detik, suara yang sama telah kembali mengudara. Membenahi kalimat rumpang yang sebelumnya terabaikan. "Sorry. I mean, you look so beautiful, soon to be Mrs. Han."
Anneliese mendongak, lalu terjebak dalam kungkungan abu milik Tara Allison. Wanita cantik yang berperan besar dalam menyempurnakan penampilannya malam ini. Salah satu make up artist terbaik Vegas-kebenaran yang tetap bisa membuat Anneliese merasa beruntung di antara semua kesialan hidupnya.
Segaris senyum getir pun terkunci di bibir Anneliese seusai mencerna satu kenyataan yang baru saja dihantarkan akal sehatnya. Berkenaan dengan siapa dalang di balik seluruh keajaiban yang melingkupinya saat ini; Chanyeol-si pria egois yang rela melakukan apa pun untuk memenuhi keinginannya.
"Mrs. Han? Apa saya salah bicara?" Tara kembali mengejutkan Anneliese. Wajahnya tampak cemas saat tahu kliennya kali ini begitu banyak melamun seakan tidak puas dengan hasil kerjanya. Merasa tak enak hati, Tara pun melisankan apa yang membebani pikirannya. "Apakah Anda kecewa dengan penampilan Anda malam ini?"
Anneliese terkesiap, kemudian menggelengkan kepala. "Tentu saja aku senang. Aku merasa cantik sekali," timpalnya tergesa disusul sederet penjelasan lain. "Aku hanya terlalu," Anneliese menghela napas panjangnya sebelum melanjutkan, "gugup."
Tara mengangguk paham. Dengan senyum lebar terpahat di wajah, ia berpindah ke balik punggung Anneliese. Membungkuk sedikit sembari mengusap lembut kedua bahu kliennya tersebut. "Itu hal yang wajar," tuturnya.
"Can you close your eyes for a while? Saya perlu memberikan sentuhan terakhir sebelum calon suami Anda masuk ke sini dan mengganggu konsentrasi saya," imbuhnya, lalu terkikik. Mencoba bergurau. Berharap dengan begini dapat mengurangi sedikit beban Anneliese karena Tara tahu gadis muda di hadapannya ini tengah menutupi sesuatu.
Anneliese lantas menurutinya dengan menyembunyikan sepasang hazel di balik kelopak. Merasakan setiap sentuhan pada permukaan wajah serupa porselennya dalam diam. Cukup lama Anneliese menunggu. Hingga akhirnya derap langkah berbeda mulai memenuhi gendang telinganya dalam waktu bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Je Te Déteste
Hayran KurguStory about the night that hold too many secrets. Warning : √ This is a new version √ Already posted on wordpress √ Adult √ SMUT, a little BDSM √ Too Much Harsh Words Cover©dta_graphic Arlene©2015