"I'm the broken made by the past."
―Han Chanyeol, Je Te DétesteHazel Anneliese yang semula sibuk berkeliling, berubah waspada begitu mendengar suara kenop pintu yang diputar secara perlahan dari luar. Fokusnya tak urung memicing seiring dengan otaknya yang langsung mencetuskan sebuah nama. Berujung pada kemunculan Chanyeol di ambang pintu. Berdiri angkuh di sana, menggantikan sekat yang membatasi pergerakan Anneliese sejak satu jam lalu.
"Ilana—"
"Sudah pulang bersama kekasihnya," tukas Chanyeol. Mengerti arah kuriositas Anneliese sebelum gadis itu sempat menyelesaikan kalimatnya. "Apa kau nyaman tidur dengan pakaian seperti itu?" Kini ganti Chanyeol yang bertanya.
Anneliese mengangguk ragu. "Hm," gumamnya setengah gemetar. Rasa cemas kembali memeluk gadis ini begitu melihat Chanyeol mendekat. Membuatnya refleks mengambil satu langkah mundur lengkap dengan wajah yang kentara memucat. Bayangan akan sosok Chanyeol yang menggenggam erat sebuah pistol berhasil membunuh ketenangan Anneliese sampai ia merasa harus membuat jarak sebanyak mungkin di antara mereka.
"Kau takut padaku?"
"Tidak." Anneliese menjawab sembari mencengkeram kenop pintu di balik punggung. Mencari penopang bagi tubuhnya yang gemetar. Lagi-lagi melangkah mundur ketika Chanyeol memapas jarak. Sungguh berbanding terbalik dengan jawaban yang ia berikan sebelumnya.
Anneliese jelas-jelas ketakutan.
"Kau iya, Anna."
"Aku mau pulang!"
Rahang Chanyeol mengeras. Giginya sampai bergemeletuk akibat menahan kesal. "Ini rumahmu," sahutnya kemudian. "Kau akan dan harus tinggal di sini!" tambah Chanyeol dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.
"Kau tidak akan bisa ke mana-mana, Anna!" tegas Chanyeol setelah Anneliese berhasil membuka pintu menuju balkon. Pria ini bersikeras memapas jarak, meskipun setiap langkah yang ia ambil terus dibayar Anneliese dengan langkah mundur.
Chanyeol baru mau berhenti setelah memastikan betapa terdesaknya posisi gadis itu sekarang. Merasa puas hingga kemarahan di wajahnya lenyap digantikan segaris senyum asimetris.
Jarak yang tersisa di antara keduanya lebih dari satu meter, tapi Anneliese merasa ruang geraknya sudah sangat terbatas. Tubuhnya bahkan menempel pada pembatas balkon yang tingginya hanya sebatas pinggang.
Tembok di balik punggung Anneliese sekarang memang kokoh. Namun, tidak bisa dikatakan aman. Sekali saja Anneliese salah bergerak, tubuhnya bisa terlempar jatuh ke bawah.
"Aku mau pulang." Anneliese begitu tersiksa setiap kali berujar. Tenggorokannya terasa perih, disayat rasa takut yang semakin besar. Kedua tangan Anneliese pun terulur ke belakang. Berusaha menahan bobot tubuhnya sendiri. Sesekali kepalanya menoleh, menilai seberapa tinggi lantai yang ia pijak sekarang. Tindakan yang lantas membuat Chanyeol mengulas senyum mengejek sebelum melempar sarkasme. "Kau mau mencoba peruntunganmu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Je Te Déteste
ФанфикStory about the night that hold too many secrets. Warning : √ This is a new version √ Already posted on wordpress √ Adult √ SMUT, a little BDSM √ Too Much Harsh Words Cover©dta_graphic Arlene©2015