Dengan kuat Yoongi memukul kepala Hoseok berkali-kali. "Woi bo*sensooor mazz*! Ngapain lo masuk ke sini?! Lo nggak berpikir apa yang dipikirkan Nona L kalo liat--"
"Nona L enggak liat kok. Aku ke sini diem-diem. Soalnya Jin hyung dan Taehyung sedang mengalihkan perhatian Nona L. Dengar hyung, aku kebetulan ngebawa ini." Hoseok mengeluarkan benda yang daritadi ia sembunyikan.
"KAU MENYURUH--"
"Sssttt! Ettdah dibilang jangan bising hyung!" Dengan cepat Hoseok membekap mulut Yoongi. "Ini demi Jin hyung dan Taehyung. Mereka sedang bersusah payah di sana, menunggu agar kau memakai ini. Cepat sebelum terlambat!"
***
"Err... Anda ada di sini rupanya..."
"Apa maksudmu, Jin?" Nona L memiringkan kepalanya, tak mengerti. "Ini toko keluargaku. Tentu saja aku ada di sini."
"Bu-bukan begitu.. ah!" Ketika Taehyung melihat Hoseok sudah keluar dari ruang ganti, Taehyung pun melanjutkan aktingnya. "Kami sedang menemani sepupu Yoongi hyung!"
Baik Jin, Nona L, Hoseok yang sudah di luar, serta Jungkook-Namjoon, kaget mendengar ucapan Taehyung yang tiba-tiba.
"Apa yang dipikirkan hyung itu?" Jungkook berbisik pada Namjoon.
"Sudah 2 tahun aku bertemu dengannya dan aku masih belum memahaminya," balas Namjoon.
"Yoongi? Sepupu Yoongi?" Nona L tampak curiga. "Lalu dimana--"
Pintu ruang ganti itu terbuka, memperlihatkan seorang anak perempuan berambut bob sebahu yang memakai seragam sekolahan.
Nona L mengerjapkan matanya berkali-kali. "Ini... sepupu Yoongi?"
Yoongi merasa pipinya panas karena bersemu malu. Nona L menatapnya dengan sangat dalam. Sebuah wig bisa mengubah segalanya.
"Ah, kalau begitu bersenang-senang saja ya. Aku tidak lihat Yoongi daritadi jadi titipkan salamku padanya." Nona L melambaikan tangannya dan melangkah pergi meninggalkan mereka setelah Nona L sepenuhnya pergi, mereka berenam langsung terduduk lemas.
"Untung saja tidak ketahuan tadi."
"Wah, hyung. Kau sangat mirip seperti perempuan." Jungkook mendekati Yoongi yang masih memakai wignya.
Yoongi menggaruk wignya. "Wig ini terasa gatal. Aku ingin sekali melepas--"
"Jangan dong!" pekik mereka semua melarang Yoongi menyentuh wignya sedikitpun.
"Ini adalah kunci untuk menyelamatkan Jimin. Kau tidak ingin Nona L bahagia dengan kembalinya Jimin?" tanya Taehyung.
"Ya, ya. Aku ingin," gerutu Yoongi. "Dengar ya. Kita lancarkan serangan kita malam ini juga. Rencananya sudah kita bicarakan sejak tadi dan aku harap kalian semua mengerti karena tidak ada siaran ulang."
***
Anak perempuan berjaket hitam itu tersenyum sinis seraya memandangi arlojinya. "Ini sudah hampir pukul 9, Oppa. Mau kupanggilkan kakakmu?"
Jimin yang diikat di kursi hanya menatap sekumpulan perempuan itu dengan tajam. Wajahnya meninggalkan bekas memar yang lumayan banyak. "Jangan! Atau kalian akan menyesal."
"Oh ya?" sahut yang satunya. "Jangan pikir orangtuamu akan datang untuk menyelamatkanmu. Atau..."
Anak perempuan itu mengeluarkan ponsel. "...aku akan hubungi dia."
***
Nona L sedang duduk di sofanya. Kepalanya terasa sangat sakit memikirkan dimana keberadaan Jimin. 2 hari lalu, orangtua Jimin menelepon dan ingin berbicara dengan anak mereka. Namun Nona L berbohong dengan mengatakan bahwa Jimin sedang menginap di rumah temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAMA BTS
FanfictionHanya berupa kumpulan cerita pendek biasa tentang keseharian para makhluk-makhluk ter-absurd sejagat raya.