Part 04

299 15 2
                                    

Aku hanya ingin bisa mencium dan memelukmu, seperti putri-putri lainnya yang senang bermanja dengan IBU mereka. Meski hanya secepat kedipan mata!

-Indah Safira-


❄❄

Kediaman Herlambang.

Seorang wanita berusia 46 tahun yang masih terlihat sangat cantik dan anggun melangkah masuk ke dalam rumah menuju ruang tengah➖dia tidak lain adalah Anita Herlambang alias istri dari almarhum Darmawan Herlambang. Ibunda dari Laras dan Indah, sekaligus pemilik rumah tersebut.

"Rumah kok sepi gini yah? Biiik-- Bik Ijah." suara teriakan Anita menggema di ruangan tersebut.

Bik Ijah yang sedang sibuk di dapur mencuci piring segera menghentikan kegiatannya dan berlari ke tempat di mana seseorang memanggil namanya.

"Nyonya? Nyonya sudah pulang? Maaf tadi saya ada di dapur, jadi saya tidak tau kalau Nyonya sudah pulang." Ucap bik Ijah tertunduk.

"Iya gak apa-apa bik, Ibu mana?" tanya Anita kemudian.

"Ibu Renata lagi istirahat di kamarnya Nyonya." sahut Bik Ijah.

"Oh. Ibu sehat-sehat aja kan Bik?"

"Alhamdulillah Ibu baik-baik aja Nyonya. Non Indah juga sudah bawa Ibu Renata untuk check-up rutinnya, katanya hasil check-upnya semua normal." jawab Bik Ijah apa adanya.

"Syukurlah kalau begitu. Oh yah bik saya minta tolong dibuatkan jus jeruk sekalian sama air putihnya bawa kesini bik!"

"Baik Nyonya, segera saya buatkan." tanpa menunda lebih lama, Bik Ijah kembali menuju ke dapur.

Beberapa menit kemudian Bik Ijah datang dengan membawa nampan berisi dua gelas minuman yang diminta Anita lantas menaruhnya di atas meja. Bersamaan dengan itu seorang wanita tua baru saja turun daei undakan tanga yang terakhir.

"Anita? Kamu sudah pulang nak? Ibu senang akhirnya kamu kembali ke rumah dalam keadaan baik-baik saja." Renata menyambut kepulangan putrinya dengan pelukan hangat dan segaris senyum simpul.

"Anita juga merasa senang akhirnya bisa pulang ke rumah dan melihat Ibu sehat-sehat saja." balas Anita ikut tersenyum.

"Yah begitulah. Ini juga karena Laras dan Indah mengurusku dengan sangat baik, memperhatikan semua makanan yang ibu konsumsi begitu juga dengan jadwal minum obat Ibu." Renata begitu bahagia mengingat bagaimana kedua cucunya memperlakukan dirinya bagai seorang ratu di istana.

"Baguslah kalau seperti itu Bu, Anita jadi ikut senang dan tidak terlalu mengkhawatirkan keadaan Ibu kalau saya sedang berada di luar kota." sahut Anita sembari meraih jus jeruknya di atas meja lalu meneguknya perlahan.

Wajah Anita kelihatan tidak senang setiap kali mendengar Ibunya memuji Indah, putrinya sendiri. Di hatinya hanya ada rasa benci dan dendam pada putri bungsunya itu.

"Mereka berdua itu sangat kompak. Apalagi Indah, dia itu tidak akan makan sebelum memastikan Ibu sudah ada di meja makan. Cucuku itu sungguh penuh kasih sayang, tapi--" Renata belum selesai dengan kalimatnya Anita langsung memotongnya.

"Cukup Bu! Anita tau Ibu mau ngomong apa? Pasti hal yang sama lagi kan?! Sudahlah Bu, saya masih capek, mau istirahat di kamar." selak Anita berusaha menghindari apa yang akan dibahas oleh Ibunya.

Baru saja Anita akan berdiri dari duduknya tiba-tiba terdengar ucapan salam dari balik pintu di ruang tamu.

"Assalamu'alaikum, Indah pulang." gadis itu melangkah masuk ke dalam rumah dan mendapati Anita sedang duduk bersama neneknya di ruang tengah.

APA SALAHKU IBU? [MizKy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang