Part 09

195 14 7
                                    

Laras memasuki sebuah gedung kantor perusahaan interior tempat di mana Daniel bekerja sekaligus merangkap sebagai pemilik kantor tersebut. Laras berhenti tepat di depan meja resepsionis.

"Selamat siang Dea." sapa Laras.

Dea adalah salah satu karyawan yang bekerja di kantor Daniel sebagai resepsionis dan cukup sering bertemu dengan Laras, membuat keduanya lumayan akrab.

"Eh, mbak Laras. Selamat siang juga mbak. Mau ketemu Pak Daniel yah?" tanya Dea.

"Iya. Tadi dia nelfon suruh datang ke kantornya. Pak Daniel-nya ada kan?"

"Ada kok mbak. Kebetulan Pak Daniel lagi terima tamu dan juga sudah menunggu mbak Laras. Katanya kalau mbak datang, mbak Laras disuruh langsung masuk ke ruangannya."

"Oh gitu. Yaudah, saya masuk dulu yah?"

"Iya mbak."

Laras melenggang pergi dari hadapan Dea menuju ruang kerja Daniel. Tangannya meraih gagang pintu dan langsung membukanya lebar.

Ceklek

"Selamat siang." sapa Laras yang baru saja membuka pintu.

"Sayang, akhirnya kamu datang juga. Ayo, duduk sini." sambut Daniel sambil menepuk sofa mini yang ada di sudut ruang kerjanya.

Laras berjalan mendekat, matanya beralih menatap pria berpostur yang hampir sama dengan kekasihnya, bedanya pria itu memiliki rambut coklat yang ikal dan wajah kebarat-baratan lebih mendominasi.

"Kenalin sayang. Dia adalah Harry James, yang waktu itu aku ceritain sama kamu pas di cafe. Ingat gak?"

"Harry James? Harry James yang Indah idolakan itu?" tanya Laras antusias.

"Iya."

"Ya ampun, udah nyampe di Indonesia ternyata. I don't believe it!" Laras masih belum bisa mengontrol rasa terkejutnya. "Oh iya, saya Laras." Laras mengulurkan tangannya.

"Harry." Harry menyambut uluran tangan Laras dengan senang hati.

Setelah perkenalan singkat itu, Laras mendekat ke sisi Daniel. "Harry bisa bahasa Indonesia kan?" bisik Laras.

"Tentu saja. Bagaimana pun Harry masih memiliki darah Indonesia turunan dari Kakeknya." tutur Daniel.

Harry tertawa pelan mendengar penjelasan Daniel kepada pacarnya, lantas menghampiri keduanya.

"Jadi, apa yang akan kita bahas?" tanya Harry dengan menggunakan bahasa Indonesia baku yang terdengar kaku.

Daniel kembali duduk di kursi jabatannya, disusul Harry yang mengambil posisi duduk di depan Daniel. Sedangkan Laras lebih memilih sofa mini yang empuk.

"Seperti yang gue bilang tadi. Indah adik dari cewek gue sangat mengidolakan elo. Dan bentar lagi, Indah akan berulang tahun yang ke-17. Laras berharap bisa memberi kejutan yang spesial dengan mendapatkan undangan VIP dari lo khusus buat Indah di pameran lo nanti. Gimana?" kata Daniel menjelaskan panjang lebar.

"Just that?"

"Kalau bisa lo nyisihin sedikit waktu buat ketemu sama Indah di acara pameran lo nanti. Yaaah... Selfie bersama mungkin? Atau obrolan singkat? Indah sangat ingin bertemu denganmu."

"Semuanya bisa diatur. Tapi, setelah acara pamerannya selesai. Saya harus menjelaskan makna dari setiap lukisan yang akan saya pamerkan kepada para pengunjung bukan?"

"Terserah lo aja. Jadi, setuju kan? Lo akan menemui Indah sebagai kejutan istimewa di hari spesialnya dia?"

"Yeah, of course. For my fanatic fan, why not?"

APA SALAHKU IBU? [MizKy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang