Sebentar lagi ulang tahun Indah yang ke-17 tahun. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Laras sebagai kakak satu-satunya yang dimiliki Indah akan terus berusaha agar di hari spesial, adiknya selalu merasa bahagia meski tanpa ucapan selamat dari Sang Ibu.
Dan selama ini, Laras selalu berhasil memberi kejutan-kejutan yang membuat Indah merasa senang. Tentu saja dengan bantuan Sang Nenek, sedangkan Anita lebih memilih untuk menghabiskan waktu di kantor saat anggota keluarganya sedang bersenang-senang di acara ulang tahun sederhana putri bungsunya. Seperti biasa➖hanya ada sang Nenek, Laras, Bik Ijah dan Mang Warman.
Setelah hampir seharian berada di kantor, akhirnya Laras bisa juga menikmati waktu berdua bersama kekasihnya, Daniel. Seorang pria yang selalu siap membantu Laras saat dirinya membutuhkan pertolongan, pria yang selalu bersedia meluangkan waktu saat kekaksihnya ingin berbagi cerita apapun dengannya, khususnya masalah pekerjaan Laras di kantor.
"Sayang, kamu tumben diam aja dari tadi? padahal kita di sini sudah sekitar 15 menit loh. Ada apa? cerita sama aku." kata Daniel membuka percakapan.
"Aku lagi memikirkan sesuatu." sahut Laras sambil memainkan sedotan pada gelas minumannya.
"Mikirin apa?"
"Dua minggu lagi kan Indah ulang tahun yang ke-17. Kamu tahu sendirikan? usia 17 tahun itu sangat istimewa, aku lagi mikir kira-kira kado apa yah yang cocok buat Indah atau kejutan mungkin?" kata Laras berujar.
"Oh, jadi kamu lagi mikirin kado istimewa apa yang akan kamu kasih ke Indah?"
Laras mengangguk pelan, "kira-kira kado apa yah yang pas buat Indah?" Laras bertanya.
Daniel terdiam, otaknya ikut berpikir. Pria itu berusaha membantu kekasihnya menemukan ide atau cara memberi kejutan kepada calon adik iparnya yang akan berulang tahun. Tiba-tiba pria itu menjentikkan jari pertanda bahwa otaknya telah mendapatkan ide cemerlang. Bibirnya mengulas senyum tipis penuh makna.
"Aku tahu kejutan apa yang pas buat Indah." kata pria itu kemudian.
"Oh yah? kejutan apa?" tanya Laras antusias.
Daniel memperbaiki posisi duduknya, kakinya yang dari tadi berada di atas paha segera diturunkan, matanya melekat pada wajah kekasihnya.
"Kamu ingat gak? waktu aku bilang mau nyari gedung buat pameran lukisan teman aku yang dari Australia? dia akan mengadakan pameran di Jakarta." kata Daniel bersemangat.
Laras menautkan kedua alisnya tidak mengerti apa maksud perkataan pacarnya itu. Kenapa pria itu justru membahas temannya yang akan mengadakan pameran di Jakarta? pikir wanita itu.
"Iya aku ingat. Apa hubungannya dengan ulang tahun Indah?"
"Yah ampun sayang. Bukankah Indah suka melukis? dan dia juga mengidolakan salah satu pelukis dari Australia itu kan? HARRY JAMES?"
"Iya memang, terus?"
"Kok terus? emang aku belum kasih tahu ke kamu yah?"
"Kasih tahu apa?"
"HARRY JAMES! Harry James itu temen aku sayang. Orang yang akan mengadakan pameran di Jakarta, dia yang memintaku untuk mencarikan gedung yang cocok buat pameran lukisannya sebulan yang lalu."
"Tunggu-tunggu! maksud kamu Harry temen kuliah kamu dulu di Australia? emang sekarang dia pelukis?"
"Iya, dia pelukis yang cukup terkenal sekarang. Dia Harry James yang Indah idolakan." kata Daniel menekan kalimatnya.
"Oh yah?"
"Iya. Sekarang kamu ngerti kan maksud aku apa sayang?"
Laras mengangguk. Bagaimana mungkin sebuah kebetulan ini begitu tepat waktu terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
APA SALAHKU IBU? [MizKy]
FanfictionStart: 30 Januari 2018 [HIATUS] Aku bisa saja menerima kebencian semua orang di sekelilingku, tapi kebencian IBU? aku bahkan tidak tahu sampai kapan bisa bertahan. -INDAH SAFIRA-