Indah Safira. Gadis berambut sebahu itu sedang duduk termenung di bangku taman sekolahnya. Memikirkan hal yang sama setiap harinya, yaitu sikap Ibunya yang sangat berbeda dengan sikapnya pada kakak perempuannya.
"Sebenarnya aku ini anak Mama apa bukan sih? Kenapa Mama sangat membenciku?" tanya Indah pada dirinya sendiri, matanya menatap nanar pemandangan di sekelilingnya.
Indah segera bangkit dari duduknya, berniat kembali ke dalam kelas karena jam istirahat sebentar lagi berakhir. Belum ada lima langkah kakinya berjalan, Tirta sudah lebih dulu menyusul dirinya. Lelaki itu baru saja selesai mengisi perut di kantin, Tirta juga sempat mengajak Indah untuk ikut dengannya. Tapi, gadis itu menolak dan lebih memilih mengasingkan diri di bangku taman sekolah.
"Nih! Gue beliin roti sama air mineral, kali aja lo kelaperan." kata Tirta menyodorkan roti beserta air mineral botol ke tangan Indah.
"Yah ampun Tirta, harusnya lo gak perlu repot-repot beliin gue makan. Kalau gue laper, gue pasti langsung ke kantin." balas Indah menolak mengambil semua pemberian pemuda itu.
"Enggak Fir, lo harus makan dulu sebelum kembali belajar. Udah dua hari ini, lo gak pernah ikut gue buat makan di kantin. Jadi, sekarang lo gak boleh nolak. Lo harus abisin roti sama air mineralnya!" kata Tirta nyaris memerintah.
Pemuda itu menaruh roti dan air mineralnya di bangku taman lalu menarik tangan Indah untuk ikut duduk bersamanya. Setelahnya, Tirta membuka bungkus roti tersebut dan mengarahkannya ke mulut Indah.
"Aaa--" kata Tirta berusaha membujuk Indah untuk membuka mulutnya.
"Ih Tirta, apaan sih lo? udah deh, gak usah lebay gitu!" ucap Indah mengambil alih roti di tangan Tirta.
"Kalau gitu kamu harus makan. Jangan paksa gue buat masukin roti ini ke mulut lo. Ayo makan! gue tungguin lo di sini sampai rotinya habis dan juga air mineralnya." balas Tirta menegaskan lantas melipat kedua tangannya dan menaruhnya di depan dada.
Sikap Tirta terkesan seperti seorang Ayah yang sedang menunggu anak perempuannya menghabiskan semua makanannya tanpa harus ada penolakan. Mau tidak mau Indah mengikuti kemauan sahabatnya itu untuk segera memindahkan roti dan juga air mineral ke dalam perutnya.
Skip_
Jam sekolah baru saja berakhir sekitar sepuluh menit yang lalu membuat suasana di seantero SMA Nusa Bangsa menjadi sunyi, hanya menyisakan beberapa siswa yang berjalan menuju gerbang.
Tirta dan Indah berjalan bersisian menyusuri koridor sekolah, keduanya tampak sedang berbincang santai sesekali tertawa kecil. Tanpa sadar mereka sudah berada di parkiran sekolah.
"Lo pulang naik apa Ndah?" tanya Tirta seraya meraih helem di atas motor miliknya.
"Sebenarnya gue males mau pulang ke rumah sekarang. Kalau gue mau main ke rumah lo, boleh gak?"
"Rumah gue? Boleh bangetlah. Mama juga sempat nanyain kamu, soalnya udah lama banget lo gak pernah main ke rumah." sahut Tirta bersemangat.
"Tante Helena nanyain gue?"
"Iya. Katanya-- kamu kok udah gak pernah main ke rumah lagi?"
"Masa sih?"
"Serius gue. Yaudah, mending lo buruan naik! Pasti nyokap gue seneng kalau tau gue pulang bareng lo." ucap Tirta yang sudah bersiap di atas motor Ninja hijau miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
APA SALAHKU IBU? [MizKy]
FanficStart: 30 Januari 2018 [HIATUS] Aku bisa saja menerima kebencian semua orang di sekelilingku, tapi kebencian IBU? aku bahkan tidak tahu sampai kapan bisa bertahan. -INDAH SAFIRA-