Selamat membaca!!!
Park Jiyeon menikmati muffin selagi hangat. Kue yang terbuat dari adonan tepung ditambah ragi itu ternyata memiliki tekstur lembut dengan cita rasanya yang bervariasi setelah permukaannya diberi selai buah buatan Mrs. Diana. Kelezatan muffin itu telah meleleh diindera pengecapnya, menghilangkan sisa-sisa ketegangan yang menjalar di sekujur tubuhnya akibat sentuhan mematikan Cho Kyuhyun.
"Ekspresimu mengatakan bahwa makanan itu sungguh lezat" Park Jiyeon menengadah dari muffin tersebut dan mengikuti asal suara bernada bariton yang terdengar menggelitik ditelinganya semenjak dia membisikkan kalimat ajaib itu. Seharusnya dia masih sibuk mengurus mobilnya yang tergeletak dipinggir jalan tapi sekarang dia berada disini. Berdiri terpaku dengan kedua tangan terlipat sambil memandanginya melumat kue muffin dengan bibir dan lidah yang tampak begitu menggiurkan – bagaikan menonton adegan erotis.
Cho Kyuhyun berjalan menghampiri gadis itu, menarik kursi sebelum membalik sandarannya dan menduduki kursi itu berhadapan dengan Jiyeon. Ia berusaha tidak menghiraukan kehadiran pria itu dengan berkutat pada sisa muffin disebelah tangannya, namun tidak berhasil karena sedetik kemudian mata mereka beradu dan itu sangat mempengaruhi kinerja nafsu makannya.
"Kenapa berhenti? Lanjutkan saja" Ujarnya sembari mengambil satu kue muffin yang berada diatas piring. "Aku tidak melihat Mrs. Diana kemana dia?" Dia bertanya sambil memasukkan setengah isi muffin ke dalam mulutnya dengan rakus namun caranya makan itu tetap terlihat maskulin di kedua matanya.
"Dia bilang mau ke ladang mengambil beberapa sayuran untuk makan malam"
Cho Kyuhyun mengangguk kecil lalu melahap sisa kue muffin sebelum ia bangkit berdiri dan berjalan menuju lemari pendingin – mengambil sekaleng bir demi mengusir dahaga yang sedari tadi menggerogoti kerongkongannya. "Apa saja yang kalian lakukan tadi saat aku pergi?" Tanyanya sembari menarik segel kaleng sebelum menegak isi kaleng bir.
Park Jiyeon memutar bola mata sambil berkata "Hmmm Bertukar informasi tentangmu" Jelasnya meskipun sebenarnya mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk membuat kue sambil berbincang-bincang mengenai masa lalu pria itu.
Tawa Cho Kyuhyun begitu dalam dan parau nyaris seperti sebuah erangan, "Apa dia memberitahumu tentang kehebatanku diatas ranjang?"
Jiyeon nyaris menjatuhkan sisa muffin disebelah tangannya dan buru-buru menggeleng tanpa memberikan jawaban. Kejadian dipinggir jalan tadi tiba-tiba kembali bergelayut dikepalanya – Tentang perbuatan pria itu yang sedikit kurang ajar dan Jiyeon menyukainya.
Sekilas Kyuhyun dapat melihat senyum dibalik parasnya yang cantik sama seperti jemari tangannya yang menyisir rambut hitam mengkilat itu, bahunya yang tenang semenarik kakinya yang bebas tanpa balutan stocking.
Cho Kyuhyun menutup pintu lemari pendingin itu dengan kesal karena terus-terusan memikirkan sekujur tubuh gadis itu tanpa henti. Dia menghampiri gadis itu namun kali ini pria itu memilih untuk menarik kursi dan duduk tepat disebelahnya – mengamatinya dengan saksama, "Bisakah kita bicara nona manis"
Gadis itu menyipitkan matanya sambil mengangkat bahunya sedikit, "Tentang?"
Pria itu menaikkan sebelah alisnya dengan tersenyum pahit, "Pernikahanmu"
Jiyeon mendesah penuh sesal, tak ada gunanya menghindari topik ini terus-menerus dan ia tahu ketika mata biru itu menatapnya dengan tajam. Pria itu benar-benar serius.
Dengan malas ia bertanya "Apa yang ingin kau ketahui tentang pernikahanku?"
Cho Kyuhyun meletakkan kaleng birnya didekat piring yang dipenuhi kue muffin, menarik napas sebelum bertanya lebih lanjut, "Apa pria yang mengejarmu tempo hari – calon suamimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Scent of A Woman
ФанфикJiyeon hanya ingin melarikan diri dari perjodohan itu namun ia tidak mengira bahwa takdir justru mempertemukannya dengan calon suaminya.