Pertama Ketemu

2.9K 80 1
                                    

Kali ini lorong deket kelas gue rame banget, isinya para geng cowok. Mereka serius banget, gak biasanya mereka kayak begini.

"Cowok-cowok kenapa tuh? Kok pada serius ya?". Kayla mulai kepo.

"Iya ih, jangan-jangan pada mau tawuran!". Dan Sarah mulai sotoy.

"Kalau mau tawuran gak bisa dibiarin nih, harus cepet lapor ke Pak Wira!". Tiara si anak OSIS mulai ingin ambil tindakan.

"Apaan sih? Pada alay! Kita belum tau masalahnya, jangan berspekulasi sendiri!". Gue mulai angkat bicara.

Kami berempat mematung cukup lama. Kami mengamati para anak-anak cowok. tiap gerak-gerik yang mencurigakan membuat kami mengernyitkan dahi dan semakin kepo.

Tak beberapa lama, anak cowok pada bubar. Kami berempat bingung, lantaran ketangkap basah memerhatikan mereka.

"Eh, lo pada tadi ngapain?". Suara laki-laki yang menghentilan langkah kami saat kami mau pergi. Sontak kami membalilan badan.

"Eh Lukman. Gue sama temen-temen gue tadi mau lewat, tapi gak jadi kok, terus balik deh!". Sarah yang naksir Lukman menjawab seolah-olah jubir kami.

"Yakin, cuman mau lewat doang?". Lukman menatap tajam.

"Iya, Man...!".

"Nggak cuman itu, tadi kita nguping kalian!" gue langsung memotong pembicaraan Sarah, dan membuat Kayla dan Tiara yang ada disamping gue nyubit gue.

"Sel,ogeb banget lo!". Tiara ngebisikin gue.

Para cowok langsung terbelalak natap gue. Gak tahu kenapa mereka syok banget denger gue ngomong gitu.

"Untung lo cantik!". Lukman menatap sinis lalu meninggalkan kami berempat, disusul cowok-cowok lain.

"Sumpah, Sel!. Lo ogeb banget!". Sarah menepuk dahinya.

"Lo tahu Lukman kan!". Tiara menatap tajam.

"So?, biarin!". Gue langsung balik badan dan meninggalkan mereka bertiga, mereka langsung membuntuti gue masuk ke kelas.

Tak beberapa lama, bel masuk berbunyi. Kali ini waktunya pelajaran Bahasa Indonesia.

Syahdu banget ya. Jam terakhir, udah capek-capeknya, didongengin pula, uh tidur enak.

Gue duduk paling pojok dan di belakang. Posisi gue sangat strategis buat tidur, tapi gue sadar ortu gue bayar sekolah mahal-mahal bukan buat gue tidur di kelas. Ya, walaupun susah banget buka mata.

Dari sini gue bisa lihat sekelas pada tidur, gue rasa dari 32 anak cuman 2 yang idup. Gue sama Faisal.

Setelah penantian lama akhirnya bel pulang bunyi. Semu siswa buru-buru keluar, begitu juga gue.

Kali ini temen-temen gue pada mau ke rumah gue. Biasa, mereka pada mau ngabisin stok jajanan di rumah gue. Antara ikhlas gak ikhlas sih, tapi kalo buat temen ya di ikhlas-ikhlasin.

Kami berempat merasa ada hal yang aneh. Kali ini gerbang begitu sepi, anak-anak pada kumpul deket lapangan futsal.

Kebetulan, Reza lewat. Dia temen gue waktu kelas 10. Untuk mecahin banyak tanda tanya akhirnya gue tanya.

"Za, anak-anak pada ngapain sih?".

"Lo pada gak tahu?". Reza menjawab dengan nada agak menekan. Refleks kami berempat menggelengkan kepala.

"Kudet amat sih. Lukman cs bakal tanding futsal sama Niko cs!".

"Niko?". Sarah mengernyitkan dahinya.

"Pada gak tahu lagi nih?. Itu Niko anak IPS 6, masak pada gak tahu sih?".

"Oh, iya gue tahu. Ya maklum Za, di sekolah ini kan penghuninya banyak!". Tiara menjawab.

"Ya udah, gue mau kesana. Dahh!". Reza langsung berlari menuju lapangan futsal.

"Nonton yuk!". Kayla memasang wajah memelas.

"Cuzz,, gue mau nonton Lukman ku!". Sarah jadi kecentilan.

"Ih, ogah. Mending gue tidur!". Gue langsung menolak mentah-mentah.

"Ayo lah, Sel. Kayaknya seru!". Tiara memaksa.

Alhsasil gue nurutin mereka bertiga. Gue jalan paling belakang. Gue gak tertarik nonton beginian.

Pertandingan dimulai. Anak-anak pada nonton di paling depan. Gue yang nggak tertarik sama sekali milih duduk di belakang sambil dengerin musik pakek headset + main hp.

Kayla sama Tiara berkali-kali ngebujuk gue buat gabung ke depan, tapi gue gak mau. Sedangkan Sarah, dia udah gak peduli lagi. Mau ada banjir bandang sekalipun dia gak bakal malingin pandangan dari Lukman.

Sesekali gue lihat ke lapangan, kan bosen kalo main HP cuman buat stalk orang.

Gue gak sengaja ngelihat cowok bernomor punggung 18. Gue gak bisa lihat mukanya karna dia memunggungi gue.

Cowok itu nengok ke belakang dan ternyata dia itu Niko. Tatapannya jatuh ke gue yang saat itu sedang meneliti dia. Gue langsung ngalihin pandangan gue. Niko kelihatan ngasih senyum ke gue, gue cuman ngasih muka datar seolah gak pedul.

Bukan bermaksud sombong. Setelah kejadian itu performa Niko neningkat, bahkan timnya berhasil mengalahkan tim Lukman setelah tertinggal 2-0 menjadi 3-5.

Pertandingan selesai. Anak-anak mulai meninggalkan sekolah, begitu juga gue. Kami berjalan berjajar menyusuri lorong kelas. Sarah gak berhenti mengoceh tentang Lukman, harus gue akui dia terlalu alay dalam mengagumi seseorang.

"Eh tunggu!". Seorang cowok menghentikan langkah kami. Gue langsung nengok dam ternyata Niko.

"Kalian duluan ya, gue mau ngomong sama Sela bentar!". Ucapan Niko membuat Sarah, Kayla, dan Tiara membelalakkan mata, begitu juga aku.

Tatapan Sarah mengandung banyak pertanyaan. Gue mgerti dia pasti khawatir kalau gue diapa-apain begitu juga Kayla dan Tiara. Tapi gue lihat lagi Niko, gue rasa dia bukan tipe yang macam-macam jadi gue yakinin Sarah, Kayla, dan Tiara buat duluan ke gerbang.

Aku memperhatikan langkah mereka bertiga yang sesekali menengok gue. Setelah merasa yakin gue balik ke Niko dia kelihatan nunggu gue.

"Kenapa?". Pertanyaan singkat yang gue ajuin.

"Thanks ya!". Niko memamerkan gigi-giginya.

"Buat apa?". Gue mengeryitkan dahi berpikir keras.

"Lo udah buat gue semangat!". Niko tambah melebarkan senyumnya.

Gue cuman mematung sambil berfikir sebenarnya kenapa?. Gue yakin saat itu muka gue terlihat seperti orang ogeb.

Niko menarik nafasnya
"Oke oke. Intinya gue makasih sama lo, jangan inget-inget gue ya ntar lo jatuh cinta sama gue!". Niko langsung berlari meninggalkan gue.

"What? Maksudnya apaan sih?". Gue berteriak ke arah Niko, dia cuman noleh ke gue sambil senyum. Emang ini anak gaje banget.

Gue langsung ke gerbang. Sialnya gue gak ngelihat Tiara, Sarah, sama Kayla. Fix gue ditinggal pulang. Emang ngeselin ya. Akhirnya gue panggil go-jek buat anter gue pulang.

***
Thanks sudah baca sampai chapter ini ((:
Maafkan kalo chapter 1nya gaje (aku ngerasa gitu) nanti bakal aku perbaiki di chapter 2
Jangan lupa bagi bintang dan coment ya

Couple GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang