19.38 PM
Gue masih stay di kamar dengan laptop yang diisi deretan film-film yang udah gue punya sejak SMP. kebetulan besok gak ada jadwal ulangan ataupun tugas. Jadi, seperti pelajar pada umumnya gue manfaatin waktu ini buat refreshing, walaupun cuman nonton film maraton.
Ketika asik-asiknya, HP gue geter. Muncul notif watsapp dari nomor yang gak gue kenal.
+6281947189xxx
Maaf ya yang tadi.
Ini sp?
Fans lo
Gue seriuss
Kalo lo mau tau, sekarang gue ada di depan rmh lo.
...
Gue di ruang tamu.
Gue langaung beranjak dari kasur dan mematikan laptop yang disusul suara mama.
"Sel, itu ada temen kamu". Kata mama sambil mengetuk pintu.
"Iya, Ma. Cewek apa cowok?". Tanya gue sambil merapikan laptop.
"Cowok, buruan ya, Nak".
"Iya, Ma".
Satu nama yang terlintas dalam benak gue adalah Niko. Dan benar saja. Cowok itu kini duduk di ruang tamu sambil menikmati kue dan secangkir teh di tambah Bang Avri yang sedang asik mengobrol dengannya.
"Eh ini Sela udah dateng, abang tinggal ya". Kata Bang Avri sambil beranjak dari sofa yang hanya di balas Niko dengan senyum lebar.
"Pacar lo ya? Gue lebih srek sama dia dari pada Malvin". Bisik Bang Avri saat melalui gue yang lansung gue balas dengan cubitan di bahunya.
"Ngapain, lo?". Tanya gue ketus sambil duduk di sofa seberangnya.
"Jangan galak-galak ih. Gue mau minta maaf soal tadi siang". Jelas Niko.
"Apaan?".
"Soal tadi siang, Sel. Tentang Aira, gue gak ngerti kenapa dia bisa berspekulasi kaya gitu".
"Lo bilangin ya sama tuh cewek, gak usah cari muka di depan gue. Lo bilangin juga jangan sok tahu dan gak usah ikut campur urusan orang".
"Iya, udah gue bilangin. Gue juga gak suka kok sama dia, terlalu kekanak-kanakan".
"Terus gue peduli?". Tanya gue ketus, yang disambut dengan teguran sekaligus ajakan mama.
"Sela, kok ngomongnya ketus gitu. Ayo makan, nak Niko di ajak sekalian ya. Ayo sudah di tunggu papa dan Avri".
Niko menatap gue sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Ayo, Sel. Itu udah keburu di tungguin". Ujar Niko sambil beranjak dari sofa dengan senyum lebar.
Gue berjalan mendahului Niko menuju meja makan. Papa, Bang Avri, dan mama menyambut dengan senyum lebar.
"Jadi ini pacar kamu, Sel? Bagus, Sel. Enggak kaya abang kamu ini yang sampek sekarang masih betah sendiri". Kata papa menyambut kehadiran gue dan Niko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals
Ficção Adolescentekarena kesempurnaan cinta gak melulu tentang kata-kata manis yang dilontarkan oleh mulut. mereka butuh pembuktian nyata bukan manis di bibir saja.