this or that

771 25 0
                                    

Hari minggu ini gue di rumah sendiri. Papa dan mama sedang pergi kondangan, sedangkan abang gue main sama temen-temennya.

Ting tong!

Suara bel rumah ngebuat gue beranjak cepat dari kamar. Gue berharap yang dateng adalah Kayla dan Sarah yang udah janji nemenin gue hari ini.

"Walaaaa" sambut Kayla dan Sarah serempak saat gue ngebuka pintu.

"Setan, kaget gue" umpat gue kesal.

"Yuk masuk" ajak gue.

"Sel, Bang Avri ada gak?" tanya Sarah kecentilan.

"Kagak ada, kan udah gue bilang gue di rumah sendirian" jawab gue sedikit kesal dengan Sarah yang memang agak lemot mikir.

"Yah, kecewa deh gue kesini"

"Astaga Sarah. Chat kemarin kurang jelas?" jawab Kayla juga dengan kesal.

"Ih, siapa tahu Sela ngibulin gue" elak Sarah yang ngebuat gue menatap dia datar.

"Sel, sel. Udah jangan gitu lihatin gue nya dong, nanti lo jatuh cinta" ujar Sarah denga pd nya.

"Ih, najis jijik. Gue buatin minum dulu ya" pungkas gue lalu pergi ke dapur menyiapkan minuman dan cemilan untuk kita bertiga.

"Nih, buat inces-inces gue yang paling syantek. Lemon tea ala Marsella Meidi" ujar gue sambil membawa nampan dengan 3 gelas lemon tea diatasnya.

"Uluh-uluh" ujar Sarah sambil mengambil salah satu gelas lemon tea.

"Dasar kalau urusan beginian paling cepet" kata Kayla pada Sarah yang tidak Sarah balas.

Keramaian dirumah gue mendadak pecah. Seketika hening lenyap digantikan dengan canda tawa kita bertiga. Dengan cara ini kita bisa melupakan masalah kita masing-masing. Walaupun, caranya dengan candaan yang agak tidak bermutu. But i'am happy with them. Mereka salah satu alasan gue buat terus semangat apapun masalah yang sedang terjadi. Because, you not alone, itu yang selalu kami katakan untuk menguatkan satu sama lain.

13.37 pm

Gak terasa udah 3 jam lebih gue, Kayla, dan Sarah bercanda tawa bersama. Entah apa yang kita bicarakan, hingga akhirnya kita sampai ngebahas Pak Amat satpam sekolah.

"Lo pada laper gak sih?" tanya Kayla.

"Iya ih. Sel, rumah lo gak ada makanan lain selain nih keripik?" tanya Sarah dengan frontalnya.

"Kagak ada, bibi kan minggu libur" jawab gue.

"Yah terlantar dah nasip kita" ujar Sarah lemas sambil menyandarkan tubuhnya ke sofa.

"Kalau di bikin sinetron di indonyiar judulnya jadi 'Ternyata Temanku Menelantarkan ku" canda Kayla.

"Tenang lah, gak usah panik mari pesan gofood aja. Gue traktir" tawar gue yang langsung disambut wajah sumringah Kayla dan Sarah.

"Cocok tu" ujar Kayla bersemangat.

Kita pun memesan gofood dengan menu yang sama agar lebih mudah, murah, dan cepat.

Benar saja, tak lama pesanan kita datang. Kita pun membawanya ke kamar gue. Ya, karena Bang Avri sudah pulang dan dia bisa ngerusak acara makan kita bertiga.

Kita duduk di karpet kamar gue, bau ayam geprak menyeruak memeuhi kamar gue. Dengan lahap, kita makan bersama.

"Sel, itu baru ya" tanya Sarag sambil menunjuk boneka beruang pemberian Niko.

"Iya" jawab gue singkat.

"Dari Niko kan?" tanya Kayla memastikan.

"Iya, gue kira itu buat lo" jawab gue disusul sesuap nasi.

"Enggak, waktu itu Niko minta gue nemenin dia nyari boneka buat lo"

"Seriusan? Gue kira lo deket sama dia" tanya gue kaget yang dibalas anggukan dari Kayla.

"Lo cemburu kan?" tanya Kayla.

"Enggak, sok tahu" elak gue.

"Gue bingung deh, Sel. Sebenernya lo sama Si Malvin itu apa Niko nih?" tanya Sarah kebingungan

"Tau ni anak, diembat semua" cerocos Kayla.

"Apaan sih, enggak kali. Niko itu cuman temen aja" jawab gue.

"Terus Malvin apa?" tanya Sarah lagi.

"Otw pacar, mungkin" jawab gue asal.

"Are you sure?" tanya Sarah memastikan yang gue balas dengan geleng-geleng kepala.

"Sel, lo tu harus milih. Jangan lo ladenin semua. Malvin atau Niko, dah pilih tu salah satu"

"Jangan kasih gue pilihan"

"Tapi lo harus milih!" tegas Kayla.

"Whyy?" tanya gue dengan nada sedikit tinggi karema gue gak mau ngebahas masalah ini.

"Seharusnya lo gak nerima boneka dari Niko. Sama aja lo ngasih harapan ke dia, sedangkan lo hanya berambisi pacaran dengan Malvin. Lo gak mikir perasaan Niko?" jelas Kayla panjang lebar.

"La, Niko sendiri yang nawarin pertemanan. Akan lebih jahat kalau gue terus memperlakukan Niko kaya dulu. Niko gak keberatan kalaupun gue sama Malvin. Gue tahu Niko pasti masih ada rasa sama gue, apasalahnya sih gue nerima boneka dari dia? Akan lebih jahat kalau gue nolak boneka itu" jawab gue panjang lebar agak Kayla dan Sarah mengerti apa yang sebenarnya terjadi dan tidak mempersalahkan gue melulu.
"Sama aja lo ngasih harapan ke dia" tegas Kayla lagi.

"Stop. Disini gue gak ngasih harapan apapun, disini gue bersikap menjadi teman yang baik, berhenti mempersalahkan gue!" pungkas gue sambil melanjutkan makan.

"Udah ah, ngapain sih ini? Makan dulu aja" ujar Sarah melerai adu argumen antara gue dan Kayla.

"Up to you lah, Sel. Disini gue udah ngejalanin tugas gue sebagai sahabat. Kalau lu butuh apa-apa lo bisa curhat sama kita" kata Kayla dengan bijaknya.

"Iya deh iya, sahabat gue emang jempolan semua" puji gue pada Sarah dan Kayla.

Suasana pun mencair, kita kembali bercanda tawa memecah suasana. Melihat gitar di kamar gue, Kayla langsung beraksi memainkannya. Kita pun bernyanyi bersama menyanyikan beberapa lagu yang cukup dapat menghibur kita. Salah satunya lagu History dari One Direction

You and me
Got a whole lot of history
We could be the greatest team
That the world has ever seen 

Trimakasih sudah setia membaca jangan lupa vote dan coment dog):

Couple GoalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang