Pagi ini gue berangkat bareng lagi sama Malvin. Ini adalah kali ke lima. Dan untu kali kelima juga Niko nungguin gue digerbang dan melakukan hal konyol yang menyebalkan.
Kali ini Malvin turun dari mobilnya dan nganterin gue sampek gerbang. Tapi Niko gak takut juga, dia tetap melakukan kebiasannya.
"Pagi ayang bebeb. Ini supirmu ya". Kata Niko santai.
"Jaga bacot lo". Sontak Malvin membalas dengan emosi.
"Lo apa-apaan sih, Nik. Gak mutu banget". Kata gue sambil menahan Malvin yang seperti ingin memukuli Niko.
"Udah deh, lo pergi aja sana kesekolah lo. Entar telat, biar ayang beb ini sama gue aja". Canda Niko lagi.
Gue pun melotot ke arah Niko yang disusul injakan kuat dari kaki gue yang berhasil buat Niko meringis kesakitan.
"ADUH, sakit tau". Rengek Niko.
"Yaudah, aku pergi dulu ya, Sel. Baik-baik kamu sama ni orang". Kata Malvin sambil memegang pundak gue.
"Ehem, bukan muhrim". Celetuk Niko yang langsung ku balas dengan tatapan tajam.
Setelah Malvin meninggalkan sekolah, gue pun berjalan seribu langkah menuju kelas. Tapi Niko masih tetap buntutin gue. Gue ngehentiin langkab dan berbalik pada Niko.
"Lo ngapain sih ngikutin gue?". Tanya gue kesal.
"PD, orang gue mau ke kelas". Jawab Niko dengan santai.
"Kelas lo belok kanan, ngapain lo belok kiri?". Tanya gue lagi.
"Pengen aja, jalanan bebas kan". Jawab Niko lagi lagi dengan santai.
Tanpa pikir panjang, gue ngelanjutin jalan gue ke kelas tanpa memedulikan Niko yang tetap ngebuntutin gue. Langkah gue terhenti ketika gue mau masuk kelas dan ngedenger suara cewek yang manggil Niko. Reflek, gue memalingkan pandangan gue.
"Kak, Niko!". Teriak cewek itu dari kejauhan.
"Iya?". Jawab Niko sambil berhenti dan menoleh ke arah sumber suara.
"Kak, ini aku bawa makan siang buat Kak Niko!". Kata cewek itu sambil menyodorkan sebuah bekal.
"Eh, gak usah repot-repot". Tolak Niko halus.
"Enggak papa kok kak, aku gak repot". Cewek itu lagi-lagi menyodorkan bekalnya.
Cewek itu pun ngelihat ke arah gue, disusul Niko. Gue agak merasa aneh ditatap tajam oleh 2 pasang mata sekaligus. Gue pun angkat bicara.
"Terima aja kali, lumayan tuh ngirit uang saku". Celetuk gue seraya masuk ke kelas.
Gue gak tahu apa yang terjadi selanjutnya, karna gue gak peduli sama sekali. Mau si Niko nerima tu bekal atau enggak juga masa bodoh, itu urusannya sendiri.
"Tuh adek kelas pacarnya Niko?". Tanya Sarah pada gue.
"Mana gue tahu, ngapain lo tanya ke gue?". Jawab gue.
"Dih, kok elo sewot sih. Nah elo cemburu ya". Goda Kayla.
"Kagak ada sejarahnya gue cemburu sama Niko, titik!". Kata gue sebelum mengahiri pembicaraan.
***
13.21
Sekarang jam pelajaran sejarah, dan gue bosen habis. Si guru cuman asik cerita tanpa ngasih jeda buat si murid istirhat. Dan gue merasa amat sangat bosan.
Ternyata keberuntungan sedang berpihak pada gue. Guru sejarah itu pamit mau rapat dan ninggalin tugas. Ini adalah momen yang tepat buat tidur,makan/ngerumpi. Setelah Bu Widi, Guru sejarah pergi, keramaian di kelas pecah. Walaupun kami anak IPA sebenarnya kamj sama saja dengan anak IPS dan yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Goals
Teen Fictionkarena kesempurnaan cinta gak melulu tentang kata-kata manis yang dilontarkan oleh mulut. mereka butuh pembuktian nyata bukan manis di bibir saja.
