16. Stay With Me

164 22 5
                                    

Chanyeol menatap lurus kedepan. Bangunan-bangunan yang tingginya tak melebihi keberadaannya terasa sangat mengganggu dimatanya. Ia mencoba untuk memikirkan ulang ucapan Sehun. Ia sendiri memilih segera pergi dari istana itu tanpa berucap apapun dan menyinggahi salah satu bangunan besar miliknya—perusahaan gadget keluaran tebaru yang besar namanya di tanah Korea Selatan dan Asia. Chanyeol sendiri memilih untuk berdiri diatas rooftop perusahannya yang memang ia sulap menjadi sebuah taman. Ada ruang kecil yang seringkali ia gunakan untuk menginap dan rehat dari urusan kantor, ruang itu sebenarnya tak terbilang kecil. Hanya saja karena tak memakan seluruh tempat di rooftop itu, Chanyeol menyebutnya kecil.

Chanyeol mengusap hidungnya. Ia kembali terdiam setelah membuang nafas kasar. Ucapan Sehun ada benarnya. Pada kasus mereka, kepemilikan yang sah akan jatuh pada makhluk yang bisa menandai pasangannya. Untuk siapapun yang memiliki darah seorang vampir, entah itu murni atau campuran, mereka bisa menandai pasangannya dengan menggigit dan memasukan 'cairan' dalam tunuh vampir itu melalui taringnya. Berbeda lagi dengan bangsa werewolf. Mereka menandai pasangannya dengan melakukan hubungan intim, pada dasarnya mereka tetap hewan. Namun, pada penyihir tidak berlaku hukum seperti itu jika mereka tidak memiliki darah keturunan seperti makhluk-makhluk itu. Penyihir setara dengan manusia, hanya mereka memiliki ilmu yang sering dikatakan sebuah 'sihir'. Mereka tak bisa menandai atau ditandai. Hanya menikah dan menghasilkan keturunan seperti biasa. Lain lagi dengan malaikat dan peri. Mereka adalah makhluk suci. Menandai pasangannya tentu dengan menikah dihadapan Tuhan, tak masalah jika itu tak tercatat didalam buku negara. Jika mereka melanggar, kaum itu terpaksa akan menerima hukuman berat.

Tapi, bagi Chanyeol ini akan sangat rumit. Garis keturunannya sangat membuat pria itu tersiksa dan serba salah. Ia harus mengikuti aturan yang mana, sedangkan ia juga seorang vampir, werewolf, dan malaikat—meskipun itu lucifer?

Belum lagi keberadaan Junmyeon yang mengekang segalanya. Pria satu itu seolah tak ada harga murah untuk sahabat. Chanyeol sendiri tahu kalau memang ia pantas diperlakukan seperti itu, keberadaan Junmyeon sedikit mengontrolnya, ia tak masalah dengan itu. Hanya saja kali ini urusannya dengan Yura. Chanyeol tak bisa membayangkan kalau gadisnya menjadi milik orang lain selain dirinya. Chanyeol bukanlah tipe orang yang suka setengah jalan. Mungkin ia akan mempertahankan gadis itu meskipun nyawanya sudah berada diujung kuku.

"Daepyo-nim, diluar sangat dingin. Saya sarankan untuk masuk sebelum hujan turun sebentar lagi." Salah seorang sekretaris kepercayaan Chanyeol tiba-tiba muncul dari balik pintu dengan nafas terengah. Mungkin pria muda itu kurang berolah raga, hanya ada seratus dua puluh lima anak tangga yang harus dilewati untuk menuju rooftop dari lantai paling atas gedung ini. Chanyeol sendiri bahkan tak merasa lelah meskipun puluhan kali bolak-balik dalam waktu satu hari.

"Aku akan kembali sepuluh menit lagi." Chanyeol mengantungi tangannya kedalam saku jas mahalnya. Pakaian presedir yang biasa ia pakai saat rapat penting masih menempel. Ia baru saja menyelesaikan rapat singkat antar pemegang saham dan ia sudah merasa jenuh pada menit pertama. Ia segera menghentikan rapat itu dan menyuruh tamunya segera pulang. Suasana hatinya juga sedang berantakan, ia tak mau mengundang emosi orang lain jika ia meledak tiba-tiba.

Chanyeol teringat sesuatu. "Ah, Bogum!" Pria muda itu menoleh secepat kilat begitu atasannya memanggil. "Tolong cari informasi dimana saja gadis bernama Im Yura bekerja. Ajukan tawaran agar gadis itu tak lagi bekerja. Aku yakin mungkin beberapa atasannya menolak karena performa gadis itu saat bekerja lumayan bagus, tawarkan dengan uang jika ia masih menolak. Pastikan gadis itu tak memiliki pekerjaan apapun hingga dua minggu ke depan."

Ada tanda tanya besar di kepala Bogum, sekretaris Chanyeol yang sialnya sangat tampan seperti atasannya, dan ia mencoba untuk tak peduli. Perintah Chanyeol adalah mutlak. Menolak berarti cari mati. Mungkin Chanyeol bisa terlihat santai sewaktu-waktu, namun pernah disuatu masa kalau presedir kaya itu memecat lebih dari dua ratus pegawainya sendiri atas dasar kesalahan pada pemasukan yang sedang dirapatkan. Ia sama sekali tak ambil pusing pada anjloknya saham saat itu. Mungkin karena ia berpengalaman, perusahaannya kembali bangkit bahkan belum genap tiga tahun. Dalam dunia bisnis, Chanyeol terkenal perfeksionis. Ia terkadang akan melakukan razia dadakan di perusahaannya sendiri dan tak segan-segan memecat dengan tidak terhormat pada pegawai yang melanggar aturannya.

The VampsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang