13. Menginap

184 21 0
                                    

Yura merasa ingin marah luar biasa. Namun, karena terlalu marah dan sebal, ia tak bisa berkata-kata. Chanyeol berdiri didepannya dengan ekspresi seolah tak bersalah akan kemarahan gadisnya itu.

"Demi Tuhan yang selalu aku cintai! Aku sudah mengizinkanmu mengawasiku saat bekerja tadi. Dan sekarang kau ingin menginap dirumahku?!" Yura bertolak pinggang dan mengatur nafasnya yang naik turun tak karuan. "Sampai kapan kau harus ada disekitarku, Park Chanyeol?"

Ya. Sekembalinya Yura dari tempat kerja, Chanyeol memaksa Yura agar pria itu diperbolehkan menginap ditempat Yura. Tentu saja gadis itu menolak. Ia sudah terlalu banyak menghabiskan waktu dengan Chanyeol hari ini. Dan ia tak mau Chanyeol semakin besar kepala saat ia memperbolehkan kemauan pria itu. Lagipula Yura adalah perempuan yang sudah pubertas, mengizinkan seorang pria menginap dirumahnya sama saja mendatangkan bahaya untuknya. Bahkan Kyungsoo dan Baekhyun tak pernah seberani Chanyeol untuk menginap dirumahnya. Mereka akan sadar diri untuk segera pulang jika malam semakin larut.

"Ayolah, aku hanya penasaran mengapa kau lebih nyaman ditempatmu dan menolak untuk tinggal bersamaku." Pria tinggi itu merajuk dengan suara beratnya, membuat Yura semakin meremang dan sungkan.

"Tidak, Chanyeol." Tegas Yura sekali lagi. Ia langsung berbalik dan membuka pintu apartemennya. Mereka sudah berdebat cukup lama didepan apartemen dan sesekali penghuni yang lain menatap penasaran. Tentu saja Yura mencoba untuk tak peduli.

Yura menutup pintu apartemennya dengan suara berdebum yang lumayan kencang. Gadis itu merasa lelah luar biasa setelah bekerja. Punggungnya seolah meminta untuk segera direbahkan. "Lelahnya." Ia bergumam pelan dan berbalik. "Aa!"

Chanyeol berdiri disana. Dengan wajah polos dan pria itu bersandar pada dinding disamping sebuah laci. Ia tersenyum tipis ketika melihat reaksi Yura padanya.

Yura berkedip tak percaya. Ia sangat yakin jika Chanyeol masih berdiri di depan apartemennya sebelumnya. Seyakin ia memperyanyakan gendernya sebagai seorang wanita. Yura menghela nafas ketika sadar kalau ia terlalu lama menahannya. Gadis itu mengutuk keras dalam hati seberapa menyebalkan pria bermarga Park itu. "Bag-bagaimana kau bisa disana?"

"Seharusnya kau ingat kalau aku ini bukan manusia." Chanyeol berjalan pelan mendekati Yura. Ia melepas sepatu mahalnya dan meletakannya dirak kecil dekat dengan pintu masuk. "Sudahlah, mau menolak ataupun tidak aku tetap akan menginap. Sekarang tunjukan padaku dimana kamar mandinya. Aku perlu membersihkan diri, tubuhku sangat lengket sekarang."

"Kau yakin akan menginap disini? Aku bersumpah kau akan menyesalinya, menyesali memutuskan menginap di apartemen kumuh seperti ini. Sangat jelas tempatku bukan bagian dari kehidupan mewahmu." Yura memutuskan untuk pasrah dan meletakkan semua bawaannya diatas kursi. Tubuh mungilnya ia bawa memasuki kamar dan mengambil selembar kaus berukuran besar. Ia keluar dari kamar dan menatap Chanyeol yang masih berdiri di tempat sama seperti sebelumnya. "Aku tak memiliki pakaian yang seukuran denganmu. Tapi, setidaknya ini mungkin akan cukup."

Chanyeol menatap kaus putih yang diberikan oleh gadisnya. Pria itu menghela nafas dan menerimanya dengan senang hati. Kalau tidurpun pria itu bahkan bertelanjang dada. Jadi, tak masalah jika Yura memberikan baju untuknya. "Terima kasih. Dimana kamar mandinya?"

"Biarku tunjukan." Yura berjalan kembali memasuki kamarnya dengan Chanyeol yang mengekor.

Chanyeol menatap punggung Yura dengan tatapan yang sulit diartikan. Dalam rongga dada pria itu ada sesuatu yang terasa sangat membuncah. Ia bahagia? Entahlah, Chanyeolpun tak tahu. Ia menatap sekeliling kamar Yura. Gadis itu ternyata gadis yang mencintai kebersihan dan kerapian. Nyatanya meskipun apartemen ini terlihat tak layak huni, Yura bisa menyulapnya menjadi tempat yang nyaman dan hangat.

The VampsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang