CHAPTERS 3

375 15 0
                                    


p.s typo bertebangan

Preivious chapters

"Dok, gimana keadaan suami saya? Suami saya baik-baik saja kan dok?."

"Maaf bu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, namun keadaan pasien masih sangat kritis dan sekarang pasien mengalami koma."

"Apa dok? Suami saya koma? Dokter jangan bohong ya!" karena kondisi mamanya yang panik Diana terus mencoba membuat mamanya tenang. Saat ini pun Diana juga benar-benar terguncang namun mamanya lebih penting daripada egonya sendiri.

"Saat ini pasien harus melakukan control, karena ada masalah pada syaraf di otaknya akibat benturan di kepala pasien. Kami akan mengontrol pasien setiap saat, ibu yang sabar ya" setelah memberikan kabar ini dokter itu pamit untuk masuk ke dalam ruang operasi lagi dan di sini tinggalah Mama Ratna dan Diana saja.

.

.

"Mungkin karena teralalu sering bertengkar dan bertegur sapa, perasaan terbiasa akan satu sama lainpun lama – lama akan muncul juga meskipun kita tidak menyadarinya kapan perasaan itu tiba."


Deg!! Perkataan itu bak sambaran petir untuk Diana dan mamanya. Diana yang syok kala itu hanya dapat diam dengan tatapan kosong sambil bergelut dengan pikirannya menolak untuk percaya tentang perkataan dokter tadi. Sedangkan mamanya sudah sedari tadi jatuh sambil tak kuasa menahan air matanya lagi.

"Tidak, ini semua ga mungkin kan dok, ga mungkin papa saya koma, pasti dokter salah kan" Diana yang tak segera mendapat jawaban dari dokter tersebut juga mulai menangis bersama mamanya.

"Dok, boleh saya bertemu dengan suami saya?" Mendapat anggukan dari dokter Diana dan mamanya segera masuk ke dalam untuk menemui papanya.

"Pa, kenapa kamu bisa jadi begini sih, bangun dong pah, apa kamu ga kangen sama mama sama anak – anak, tolong bukalah matamu jangan seperti ini pah" Diana hanya memeluk mamanya agar mamanya bisa tenang.

"Sudah mah kita percaya sama dokter aja ya, yakin kalo papa akan segera sadar, papa kan ga mungkin tega ninggalin kita bertiga sendirian, mama yang kuat buat papa ya jangan sedih, kita percaya kalo papa itu kuat buat ngelawan masa komanya papa pasti bisa" Diana yang berhasil membuat mamanya sedikit tenang pun dapat bernafas lega.

"Mama laper nih kamu pulang dulu aja ganti baju nanti sekalian masakin mama yang enak plus bawain keperluan mama sama papa juga ya, malam ini biar mama aja yang jaga papamu dulu dan satu lagi bawain laptop kerja papamu sekalian ya mama yang akan ngehandle kerjaan papamu di kantor. Jangan lupa ya masak yang enak oke? Mama bakal tunggu kamu sayang."

"Dih dasar mama, masih sempet – sempetnya mikirin perut bawelnya juga ga ilang lagi, yaudah deh Diana pamit dulu, agak lama ga apa kan ma, Diana pamit dulu Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsallam.Oke hati – hati di jalan, gausah bawel deh, sana buruan mama udah laper nih gausah ngebut pulangnya."

Sekarang Diana telah sampai dirumahnya, sebelumnya ia pergi mandi lalu setelah itu beres – beres barang yang di perlukan mamanya dirumah sakit. Setelah selesai Diana langsung menuju dapur untuk memasak makanan kesukaan mamanya, yap favorite food my mom is nasi goreng.

"Sreng – sreng u lala ya ya, shimie shimie kokobop. Yap good, you got that power power. Nah sip udah jadi sekarang bikin lauknya sekalian deh, ayam goreng aja lah simple oke – oke" setelah beberapa saat Diana sibuk bergelut dengan masakannya akhirnya selesai juga.

"Wih kayaknya ada yang lagi seneng nih, asyik bener kalo masak."

"Apaan sih gausah ganggu gue deh, cepetan mandi gausah makan ntar aja makannya gausah bawel cepetan sono gue tunggu dimobil oke" Diana seolah tuli, tidak memperdulikan berbagai pertanyaan adiknya segera menyiapkan bekal yang akan di bawanya nanti menuju kerumah sakit.

Musuh jadi Cinta ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang